PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP TAMAN KANAK-KANAK (TK)

Rabu, 24 Juli 2013

PAUD-Anakbermainbelajar---Di sebutkan bahwa perkembangan anak mencakup 5 aspek yaitu: nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Dalam menuju kematangannya setiap anak didik Taman kanak-kanak memerlukan kesempatan tumbuh dan berkembang dengan didukung sebagai fasilitas sarana dan prasarana seperti alat permainan edukatif, meubelair, ruang belajar atau bermain yang memadai, serta suasana bermain yang menyenangkan. Fasilitas sarana dan prasarana yang tersedia sekurang-kurangnya harus memenuhi standar minimal agar pelayanan pendidikan Taman Kanak-kanak berjalan dengan baik sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak didik dapat tercapai secara optimal.


A. Pengertian Taman Kanak-kanak

Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.


B. Prinsip-prinsip Pendidikan Taman Kanak-kanak

Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak berdasarkan prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia Dini sebagai berikut :

1. Berorientasi pada kebutuhan anak

Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk diakui. Anak tidak bisa belajar dengan baik apabila dia lapar, merasa tidak aman/takut, lingkungan tidak sehat, tidak dihargai atau diacuhkan oleh pendidik atau temannya. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini guru harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut dengan tidak membedakan anak satu dengan lainnya.

2. Sesuai dengan perkembangan anak

Anak usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik khusus di semua area perkembangannya. Di aspek fisik, anak telah memiliki kekuatan otot dan koordinasi visual motorik yang semakin matang. Diaspek bahasa, anak telah memiliki kosa kata yang cukup sehingga mampu membangun komunikasi dengan orang lain. Secara kognitif, anak telah mampu melakukan hubungan logika sebab akibat dan pemecahan masalah sederhana. Secara sosial emosional, anak telah mempunyai kemampuan untuk mengelola perasaannya sehingga memungkinkan untuk menjalin interaksi dengan teman dan orang dewasa. Secara moral dan agama anak mulai dapat membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Oleh karenak itu, guru harus memahami tahap perkembangan anak dan menyusun kegiatan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak untuk mendukung pencapaian tahap perkembangan yang lebih tinggi.

3. Sesuai dengan keunikan setiap individu

Anak merupakan individu yang unik, masing-masing mempunyai gaya belajar yang berbeda. Ada naak yang lebih mudah belajarnya dengan mendengarkan (auditori), ada yang dengan melihat (visual) dan yang harus dengan gerak (kinestetik). Anak juga memiliki minat yang berbeda-beda terhadap alat/ bahan yang dipelajari/ digunakan, juga mempunyai tempramen yang berbeda, bahasa yang berbeda, cara merespon lingkungan, serta kebiasaan yang berbeda. Guru seharusnya mempertimbangkan perbedaan individu anak, dan mengakui perbedaan tersebut sebagai kelebihan masing-masing anak. Untuk mendukung hal tersebutguru harus menggunakan cara yang beragam dalam membangun pengalaman anak, menyediakan kesempatan bagi anak untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kekuatannya, serta menyediakan ragam main yang cukup.

4. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain

Pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan, sehingga tidak boleh terjadi pemaksaan (penekanan). Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan aspek-aspek nilai-ilai agama dan moral, fisik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Pembiasaan dan pembentukan karakter yang baik seperti tanggung jawab, kemandirian, sopan santun, dna lainnya ditanamkan melalui cara yang menyenangkan.

5. Pembelajaran berpusat pada anak

Pembelajaran di PAUD hendaknya menempatkan anak sebagai subyek pendidikan. Oleh karena itu guru harus memberi kesempatan kepada anak untuk menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan atau mengalami sendiri untuk membangun pengetahuannya sendiri. Guru bertindak sebagai fasilitator saja, buka yang menentukan segala sesuatu yang aka dikerjakan anak.

6. Anak sebagai pembelajar aktif

Anak bukanlah sebagai wadah kosong yang perlu diisi guru dengan berbagai pengetahuan, tetapi anak merupakan subjek/pelaku kegiatan dan guru merupakan fasilitator (membantu dan mengarahkan sesuai kebutuhan masing-masing anak). Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama. Ijinkanlah anak untuk membangun pengetahuannya sendiri melalui pengalaman dengan beraneka bahan dan kegiatan. Oleh karena itu guru harus menyediakan berbagai bahan dan alat serta memberi kesempatan anak ntuk memainkannya dengan berbagai cara, dan memberikan waktu kepada anak untuk mengenal lingkungannya dengan caranya sendiri. Guru juga harus memahami dan tidak memaksan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang dilakukannya dalam waktu yang lama.


7. Anak belajar dari yang konkrit keabstrak, dari yang sederhana ke yang kompleks, dari gerakan ke verbal, dan dari diri sendiri ke sosial.

a. Anak belajar mulai dari hal-hal yang paling konkrit yang dapat dirasakan oleh indranya (dilihat, diraba, dicium, dicecap, didengarkan) ke hal-hal yang bersifat abstrak/imajinasi
b. Anak belajar dari konsep yang paling sederhana ke konsep yang lebih rumit, misalnya mula-mula anak memahami apel sebagai buah kesukaannya, kemudian anak memahami apel sebagai buah yang berguna untuk kesehatan.
c. Kemampuan komunikasi anak mulai dengan menggunakan bahasa tubuh lalu berkembang menggunakan bahasa lisan, Guru harus memahami bahasa tubuh anak dan membantu mengembangkan kemampuan bahasa anak melalui kegiatan bermain.
d. Anak memahami lingkungannya dimulai dari hal-hal yang terkait dengan dirinya sendiri, kemudian ke lingkungan dan orang-orang yang paling dekat dengan dirinya, sampai kepada lingkungan yang lebih luas.
Dengan demikian guru harus menyediakan alat-alat main dari yang paling konkrit sampai alat main yang bisa digunakan sebagai pengganti benda yang sesungguhnya.


8. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar

Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. LIngkungan pembelajaran berupa lingkungan fisik dan nonfisik. Lingkungan fisik merupakan penataan ruangan, penataan alat main, benda -benda yang ada disekitar anak, perubahan benda (daun muda menjadi daun tua lalu menjadi daun kering, dst) Cara kerja benda (bola didorong dan menggelinding sedangkan kubus didorong akan menggeser, dst), dan lingkungan nonfisik berupa kebiasaan orang-orang sekitar, suasana belajar (keramahan pendidik, pendidik yang siap membantu, dst) dan interaksi guru dan anak yang berkualitas. Karena itu, guru perlu menata lingkungan yang menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat dengan anak, dan hubungan antar anak dan antar guru. Guru perlu memfasilitasi anak untuk mendapatkan pengalaman belajar di dlaam dan di luar ruangan secara seimbang dengan menggunakan benda-benda yang ada dilingkungan anak. Guru juga menanamkan kebiaasaan baik, nilai-nilai agam dan moral disetiap kesempatan selama anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.

9. Merangsang munculnya kreatifitas dan inovasi

Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi kreatifitas yang sangat tinggi. Karena itu berikan anak kesempatan untuk menggunakan bahan dengan berbagai jenis, tekstur, bentuk, dan ukuran dalam kegiatan permainannya, dan kesempatan untuk belajar tentang berbagai sifat dari bahan-bahan, cara memainkan, bereksplorasi dan menemukan.
Guru perlu menghargai setiap kreasi anak apapun bentuknya sebagai wujud karya kreatif mereka. Dengan kreatifitas, nantinya anak akan dapat memiliki pribadi yang kreatif sehingga mereka dapat memecahkan persoalan kehidupan dengan cara-cara yag kreatif. Ide-ide kreatif dan inovatif mereka dapat menunjang untuk menjadi seorang wirausaha yang dapat meningkatkan perekonomian negara.

10. Mengembangkan kecakapan hidup anak

Kecakapan hidup merupakan suatu keterampilan dasar yang perlu dimiliki anak melalui pengembangan karakter, yang berguna bagi kehidupannya kelak. Karakter yang baik dapat dikembangkan dan dipupuk sehingga menjadi modal bagi masa depannya kelak. Kecakapan hidup diarahkan untuk membantu anak menjadi mandiri, tekun, bekerja keras, disiplin, jujur, percaya diri, menghargai, kerjasama dan mampu membangun hubungan dengna orang lain. Guru harus memberikan kesempatan kepada anak melakukan sendiri kegiatan-kegiatan untuk menolong dirinya (sesuai dengan kemampuan anak), misalnya membuka sepatu dan meletakan ditempatnya, membuka bungkus makanan, mengancingkan baju sendiri, dan lain-lain.

11. Menggunakan berbagai sumber da media belajar yang ada dilingkungan sekitar

Sumber dan media belajar anak usia dini tidak terbatas pada alat dan media hasil pabrikan, tetapi dapat menggunakan berbagai bahan da alat yang tersedia di lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi anak. Air, tanah liat, pasir, batu-batuan, kerang, daun-daun, ranting, karton, botol-botol bekas, perca kain, baju bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dijadikan sebagai media belajar. Dengan menggunakan bahan dan benda yang ada di sekitar anak, maka kepedulian anak terhadap lingkungan terasah untuk ikut serta menjaga dan melestarikan lingkungan alam sekitarnya. Sumber belajar juga tidak terbatas pada guru tetapi orang-orang lain yang ada di sekitarnya. Misalnya anak dapat belajar tentang tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos, petugas pemadam kebakaran, dan lainnya dengan cara mengunjungi tempat kerja mereka atau mendatangkan mereka kesekolah untuk menunjukan kepada anak bagaimana mereka bekerja dan menjadi sumber pengetahuan serta inspirasi.

12. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya

PAUD merupakan wahana untuk anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai potensi dengan berdasarkan pada sosial budaya yang berlaku di lingkungannya. Pendidik seharusnya mengenalkan budaya daerah seperti kesenian, bahasa, adat istiadat, permainan tradisional anak, benda-benda budaya seperti alat musik, baju, dan peralatan lainnya yang biasa digunakan oleh daerah setempat, menjadi bagian dari pembelajaran baik secara rutin maupun melalui kegiatan tertentu.

13. Melibatkan peran serta orang tua

Keberhasil PAUD tidak bisa tercapai secara optimal tanpa keterlibatan orangtua. Guru sebagai pendidik kedua harus terus menjalin hubungan dengan orang tua untuk mendapatkan informasi tentang agar dapat menumbuh kembangkan semua potensi anak secara optimal. Orang tua harus dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan program pendidikan di sekolah, sehingga diharapkan dapat menjamin terjadinya keberlangsungan dan kesinambungan program antara apa yang dilakukan guru di sekolah dengan orangtua di rumah. Selain itu, orangtua jug dapat menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran, ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program pembelajaran dan evaluasi perkembangan anak. Untuk itu, sekolah perlu memiliki program pendidikan korangtuaan (parenting education)* yang terjadwal secara rutin, bukan sekedar pertemuan untuk mengambil laporan perkembangan anak. Dengan demikian maka stimulasi yang dilakukan terhadap anak di lembaga dan dirumah menjadi sejalan dan saling menguatkan.

14. Stimulasi pendidikan bersifat menyeluruh yang mencakup semua aspek perkembangan

Saat anak melakukan sesuatu, sesungguhnya ia sedang mengembangkan berbagai aspek perkembangan/ kecerdasannya. Sebagai contoh saat anak makan, ia mengembangkan kemampuan bahasa (kosa kata tentang nama bahan makanan, jenis makanan, dsb.), gerakan motorik halus (memegang sendok, membawa makanan kemulut), kemampuan kognitif (membedakan jumlah makanan yang banyak dan sedikit), kemampuan sosial emosional (duduk dengan tepat, saling berbagi, saling menghargai keinginan teman), dan aspek moral (bedoa sebelum dan sesudah makan). Program pembelajaran dan kegiatan anak yang dikembangkan guru seharusnya ditujukan untuk mencapai kematangan semua aspek perkembangan.

Demikian tentang pengertian dan prinsip-prinsip Taman kanak-kanak, semoga bermanfaat. terimaksih sudah berkunjung di blog PAUD-Anakbermainbelajar ini..semoga sukses selalu. 



Sumber : 
Buku "Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman Kanak-kanak", Direktorat Pembinaan PAUD Dirjend PAUD, Nonformal dan Informal Kemdikbud tahun 2012 



18.49.00

0 komentar: