Adapun bentuk kegiatannya adalah :
Kegiatan membuat dan memainkan wayang dari kardus baik secara individual maupun kelompok. Ini bisa dilaksanakan secara terintegrasi pada kegiatan Pembukaan, Inti maupun Penutup.
KEGIATAN MEMBUAT DAN MEMAINKAN WAYANG DARI KARDUS UNTUK PAUD
Secara umum ada empat pertimbangan yang mendasari kegiatan bermain wayang dari bahan bekas untuk anak usia dini yaitu :
- Sebagai sebuah idiom budaya Nusantara, dalam hal ini khusus budaya Jawa, wayang paling tidak masih dikenali anak didik sebagai salah satu idiom budayanya.
- Media wayang Bahan bekas dipilih karena unsur imajinasinya yang kuat
- Bentuk wayang kreatif yang bisa dibuat anak dari bahan bekas
- Aktivitas membuat dan memainkan wayang barang bekas ini pada dasarnya sekedar mengintegrasikan aktivitas yang sebelumnya secara terpisah merupakan aktivitas yang akrab dengan keseharian anak, seperti: menggambar, menggunting dan bermain peran lewat boneka atau gambar-gambar lainnya.
Tujuan
Tujuan utama memainkan dan membuat wayang dari bahan bekas ini adalah untuk :
- Merancang alat permainan edukatif yang sepenuhnya dapat dibuat dan dimainkan sendiri oleh anak didik.
- Merancang alat permainan edukatif yang menarik perhatian dan sesuai dengan minat anak didik.
- Merancang alat permainan edukatif yang bisa mengembangkan kemampuan anak didik secara umum, dengan mengacu pada perkembangan sikap perilaku dan kemampuan dasarnya;
- Merancang alat permainan edukatif yang cukup efektif mengembangkan kreativitas anak didik; dan
- Merancang alat permainan edukatif yang mampu merangsang sikap produktif anak didik, dengan membiasakan anak membuat alat permainan sendiri dari bahan yang ada dilingkungannya.
Manfaat
Kegiatan membuat dan memainkan wayang kardus bermanfaat untuk anak didik, orang tua dan guru pendidik PAUD.
1. Manfaat Untuk Anak Didik
- Sebagai kegiatan untuk mengembangkan kreativitas dasar anak didik.
- Menumbuhkan sikap produktif.
- Menumbuhkan sikap mandiri dan mampu mengembangkan diri meski dengan fasilitas seadanya
- Meningkatkan kemampuan anak didik dalam menggambar bebas.
- Meningkatkan kemampuan anak didik dalam bercerita dan berbahasa
- Sebagai kegiatan untuk mengembangkan kemampuan emosi dan sosial anak didik.
- Sebagai kegiatan untuk mendorong perkembangan sikap, perilaku dan kemampuan dasar anak didik secara umum.
2. Manfaat untuk Orang Tua
- Aktif terlibat dalam membimbing anak menyusun ceritanya sendiri.
- Lebih banyak lagi menceritakan dongeng-dongeng, kisah-kisah, legenda-legenda dan mitos-mitos tradisional setempat pada anaknya.
- Kembali mendidik anaknya untuk tidak konsumtif, tapi produktif dengan mengajari mereka membuat mainannya sendiri; dan
- Ikut mengumpulkan benda-benda apa saja di rumah mereka, benda-benda yang sudah dianggap tidak berguna tapi sangat mungkin dipakai sebagai bahan dasar membuat permainan bagi anak-anaknya.
- Sebagai alat permainan edukatif yang menarik dan bisa dilakukan secara spontan oleh guru, sesuai dengan situasi, kondisi dan prinsip pembelajaran.
- Sebagai usaha mengubah konsep guru sebagai subyek, anak didik sebagai obyek.
- Sebagai usaha meningkatkan kemampuan guru sebagai fasilitator dan motivator.
- Sebagai rangsangan agar guru tetap mampu secara maksimal mengembangkan bakat dan minat anak didik meski fasilitas seadanya.
Demikian artikel manfaat bermain wayang dari bahan bekas ini, semoga bermanfaat, terimakasih.
Sumber : Disarikan dari Makalah Nurti Wijayanti; "Pemanfaatan Barang bekas sebagai alat permainan edukatif untuk meningkatkan kreativitas anak didik kelompok bermain" Jurnal Ilmiah Visi. edisi vol. 1 No. 1 2009.
MANFAAT BERMAIN WAYANG DARI BAHAN BEKAS UNTUK ANAK PAUD
MENGEMBANGKAN KREATIVITAS BERMAIN PADA ANAK PAUD
- Anak atau peserta didik
- Warga sekolah (Kepala sekolah, guru, karyawan sekolah, komite sekolah dan orang tua siswa, kantin),
- Masyarakat lingkungan sekolah (penjaga kantin, satpam, dll).
PESAN DASAR HIDUP SEHAT BAGI ANAK USIA DINI DI PAUD
PAUD-Anakbermainbelajar----contoh model pengembangan pembelajaran PAUD Terpadu. Model pembelajaran PAUD terpadu pada dasarnya mengembangkan program kegiatan belajar/kurikulum berdasarkan tingkat perkembangan anak, pendekatan berpusat pada anak dengan strategi pembelajaran tematik dalam kegiatan sentra dan saat lingkaran.
Komponen Model
Komponen model pengembangan pembelajaran di PAUD terpadu meliputi :
Raw Input
Peserta didik adalah anak usia dini usia 2 - 6 tahun yang aktif mengikuti pembelajaran di PAUD Terpadu
Pengelompokan peserta didik :
1. Pengelompokan menurut usia
- Kelompok usia 2 - 3 tahun
- Kelompok usia 3 - 4 tahun
- Kelompok usia 4 - 5 tahun
- Kelompok usia 5 - 6 tahun
2. Pengelompokan menurut program :
- Program TPA usia 2 - 6 tahun
- Program KB usia 2 - 4 tahun
- Program TK usia 4 - 6 tahun
Instrumental Input
Instrumental input terdiri dari :
1. Narasumber
Narasumber bertugas sebagai fasilitator bagi pendidik PAUD dalam proses pembelajaran di kelompok bermain. Narasumber adalah akademisi/ praktisi dan tim pengembang model.
2. Pendidik PAUD
Pendidik PAUD adalah pendidik yang di tempat uji coba sebagai guru bagi peserta didik di PAUD terpadu. Secara lebih rinci persyaratan guru PAUD adalah sebagai berikut:
a. Kualifikasi
- Pendidikan minimal SLTA/Sederajat di utamakan S1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Sehat jasmani dan rohani
- Memiliki sertifikat atau pernah mengikuti pelatihan PAUD tentang sentra dan saat lingkaran
b. Kompetensi Guru
Kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik antara lain:
- Kompetensi akademis
Guru memiliki pengetahuan tentang PAUD dan memahami tentang pembelajaran sentra dan saat lingkaran.
- Kompetensi profesional
Guru memiliki keterampilan dalam mendidik anak usia dini, yang didapat melalui pendidikan, kursus, pelatihan ataupun magang
- Kompetensi personal/sosial
Guru memiliki kepribadian dan jiwa sebagai seorang pendidik yang menjadi teladan bagi anak didik
- Kompetensi Pedagogis
Pendidik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mendidik atau membimbing anak dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
Pendidik di bagi tiga kelompok yaitu guru sentra, guru pendamping (wali kelompok atau kelas), dan pengasuh
1. Guru Sentra
Guru sentra adalah guru yang mempunyai kompetensi mengelola sentra dan khusus mengelola sentra dengan kemampuan sebagai pengelola sebagai berikut :
- Memahami tentang pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan sentra.
- Memahami tentang standar tingkat pencapaian perkembangan anak menurut kelompok usia.
- Menguasai alat permainan edukatif yang bisa digunakan kepada anak usai dini menurut kelompok usia.
2. Guru Pendamping/ wali kelompok
Guru pendamping adalah guru yang mengelola kelompok usia dan mendampingi anak didiknya pada saat mengikuti pembelajaran di sentra.
3. Pengasuh
Pengasuh adalah guru PAUD jalur pendidikan nonformal (TPA, KB, dan yang sederajat) yang belum memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi.
(Permendiknas Nomor 58 tahun 2009).
c. Rasio Guru dengan peserta didik
Perbandingan antara guru dengan peserta didik:
1. Kelompok usia 2 - <3 tahun 1 : 8 anak
2. Kelompok Usia 3 - <4 tahun 1 : 10 anak
3. Kelompok Usia 4 - <5 tahun 1 : 12 anak
4. Kelompok usia 5 - <6 tahun 1 : 15 anak
3. Pengelola PAUD
Pengelola PAUD adalah pengelola PAUD terpadu di tempat ujicoba di dampingi oleh tim pengembang PAUD.
4. Program belajar
a. Kurikulum/program pembelajaran
Kurikulum belajar merupakan serangkaian rencana materi atau kegiatan yang akan dilakukan anak. Program belajar yang menjadi acuan untuk program PAUD Permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang standar PAUD. Program belajar yang disusun disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang anak, dengan mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini. Program belajar diwujudkan pada program tahunan, program semester, program bulanan dan program kegiatan harian. Program belajar ini disusun secara bersama-sama oleh pendidik dan pengelola.
b. Pendekatan/metode
-+ Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak engan memperhatikan seluruh kecendrungan, minat dan bakat anak sehingga seluruh anak aktif mengikuti proses pembelajaran, tidak ada anak yang merasa diabaikan. Anak diperlakukan sebagai subjek pembelajaran, semua terarah untuk memenuhi kebutuhan anak.
-+ Pengembangan tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidan pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Keterpaduan pada pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic), perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, sosial dan emosional.
Perkembangan tematik dalam model ini adalah menggali budaya lokal yang dapat diperkenalkan kepada anak usia dini dan dapat menumbuhkan karakter yang mulia dalam diri anak tersebut. Unsur-unsur budaya lokal tersebut meliputi:
a. Sistem religi/upacara keagamaan dan upacara adat, contoh: upacara kelahiran, upacara pernikahan, upacara kematian
b. System organisasi kemasyarakatan, Contoh: budaya gotong royong, penunjukan tokoh masyarakat, sistem kekerabatan.
c. Bahasa, contoh: bahasa ibu, kata-kata santun, cerita rakyat
d. Kesenian, contoh: tarian, lagu, permainan tradisional, alat musik dan sebagainya
e. Teknologi dan pralatan, contoh: peralatan makan, peralatan pertahanan diri, pakaian dan sebagainya.
f. Mata pencaharian hidup, contoh: nelayan, petani, pandai besi, dan sebagainya
g. Sistem pengetahuan adalah cara manusia memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan berpikir menurut logika contoh: menentukan arah mata angin, menentukan waktu sholat, menentukan pergantian bulan.
Tema yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran berbasis budaya lokal antara lain:
1. Pakaian (asal pakaian, jenis/motif, bahan dan alat yang digunakan dan cara pembuatan)
2. Kesenian (wayang, tarian, lagu daerah, alat musik)
3. Rumah (rumah banjar, rumah baanjung)
4. Kerajinan tangan (anyaman, pahatan, Sulaman)
5. Makanan dan minuman tradisional
6. Permainan tradisional
Disamping pengembangan tema di atas, dapat juga menggunakan tema umum yang diberi muatan lokal. misalnya tema yang terdapat dalam metrik berikut ini:
----- Metrik unsur budaya -----
Tema di atas merupakan contoh pengembangan tema secara sederhana, untuk aplikasi dilapangan dapat dikembangkan sesuai dengan indikator yang harus dicapai anak.
-+ Pengembangan Sentra
Pembelajaran dengan pendekatan sentra dan saat lingkaran adalah pembelajaran anak usia dini dengan kegiatan bermain melalui sentra-sentra. Setiap sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain sensorimotorik, simbolik dan pembangunan. Setiap sentra mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak. Sentra-sentra yang dikembangkan dalam pendekatan sentra dan saat lingkaran di sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga. Dalam pengembangan dan ujicoba model pembelajaran PAUD terpadu mengembangkan sentra ; sentra balok, sentra persiapan, sentra bahan alam dan sentra main peran.
Kegiatan di masing-masing sentra menggunakan tahap-tahap pembelajaran sebagai berikut : pihakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main.
Proses pembelajaran dalam sentra adalah sebagai berikut :
- Setiap kelompok usia, bermain dalam satu sentra dalam satu hari, didampingi oleh guru pendamping masing-masing kelompok usia.
- Setiap kelompok usia, berpindah ke sentra lain dihari lain, diikuti oleh guru pendamping masing-masing kelompok usia.
- Guru sentra tetap di sentra yang menjadi tanggung jawabnya tidak berpindah ke sentra lain.
- Peserta didik TPA setelah mengikuti pembelajaran di KB atau TK, kemudian mengikuti kegiatan pengasuhan dengan tema yang sama dengan program KB dan TK.
Adapun kegiatan pembelajaran di sentra-sentra PAUD Terpadu, adalah sebagai berikut :
--- Tabel ---hari dan sentra---
5. Sarana Belajar (APE)
Saran belajar yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran adalah sarana yang sudah ada dikelompok bermain tempat ujicoba. Sarana belajar disesuaikan dengan sentra dan tema yang sedang diberian.
Environmental Input
1. Mitra
2. Orang tua, keluarga dan masyarakat
3. Aspek lingkungan
Output
Setelah mengikuti pembelajaran di PAUD Terpadu akan dapat berhasil apabila diselenggarakan dengan optimal, yang salah satunya dengan merencanakan pembelajaran yang sesuai dengan tumbuh kembang anak. Pengembangan model pembelajaran PAUD Terpadu merupakan suatu upaya untuk memberikan alternatif metode pembelajaran. Selain itu dapat membantu Pendidik PAUD dalam rangka merencanakan pembelajaran PAUD Terpadu sesuai dengan kondisi daerahnya, untuk mengembangkan dan menstimulasi seluruh aspek kecerdasan yang masing-masing dimiliki oleh anak. Selain itu dengan mengembangkan pembelajaran di PAUD terpadu dapat menggunakan sarana dan prasarana yang dimiliki oeh lembaga secara efisien dan optimal dalam memberikan layanan pembelajaran terhadap anak usia dini.
Sumber : Di ringkas Dari :
Makalah Model Pembelajaran di PAUD Terpadu, Mengoptimalkan Stimulasi Perkembangan Anak Usia Dini Oleh Sri Iswahyuningsih dalam Jurnal J-PAUDNI4. BP -PADNI REGIONAL IV Banjarbaru Kalimantan Selatan Tahun 2013.
Akhmad Solihin 13.55.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaCONTOH MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAUD TERPADU
MAINAN YANG HARUS DIWASPADAI DAN DISESUAIKAN UNTUK ANAK USIA DINI
- Hal yang paling utama adalah mainan itu harus aman. Hal ini sangat penting karena menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor anak.
- Mengacu pada standar dan tata aturan tertentu, berdasarkan ISO, batasan mainan anak adalah untuk anak usia 14 ke bawah, sedangkan untuk anak usia 14 tahun ke atas, keamanan yang dipakai sudah berbeda.
- Mainan dan alat main anak usia dini harus memiliki persyaratan yang meliputi bentuk, permukaan, jarak ukuran mainan, kekeringan, dan sistem pengepakan. Sehingga, standar ini adalah sarana dan metode yang diuji yang harus ada peringatan atau petunjuk penggunaan yang ada di kemasan.
RUANG LINGKUP KEAMANAN MAINAN ANAK USIA DINI
7 TIPS KEKUATAN PENGABDIAN UNTUK GURU PENDIDIK PAUD
Visi:
"Untuk menghasilkan generasi muslim yang berakhlak mulia, kreatif, cerdas, dan mandiri."
Misi :
1. membiasakan anak didik untuk bersikap dan bertutur kata meneladani Rasulullah SAW.
2. Mengembangkan bakat dan kemampuan anak melalui bermain sambil belajar secara nyata.
3. Bekerjasama dengan semua pihak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
4. Berupaya menjadikan sekolah unggulan melalui kegiatan kemasyarakatan untuk menciptakan dan mengangkat Islam
5. Menyiapkan anak didik dengan kegiatan kecakapan hidup/life skill.
Penyelenggaraan Pendidikan di TK/KB adalah sebagai berikut :
1. Agar anak didik menjadi generasi yang tangguh yang berlandaskan akhlakul kharimah
2. Agar anak didik tumbuh cerdas baik intelektual, emosional, dan spritual
3. Agar lembaga ini menjadi wadah dalam menyiarkan Islam menegakan amar ma'ruf nahi mungkar.
Sumber : TK/KB Islam Istiqomah, Kalimantan Timur.nya. Berikut ini contoh visi misi dan rancangan penyelenggaraan pendidikan TK/KB yang berbasis Islam yang cukup bagus menurut penulis. Visi dan misi PAUD TK/KB ini adalah Sebagai berikut :
Visi:
"Untuk menghasilkan generasi muslim yang berakhlak mulia, kreatif, cerdas, dan mandiri."
Misi :
- Membiasakan anak didik untuk bersikap dan bertutur kata meneladani Rasulullah SAW.
- Mengembangkan bakat dan kemampuan anak melalui bermain sambil belajar secara nyata.
- Bekerjasama dengan semua pihak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
- Berupaya menjadikan sekolah unggulan melalui kegiatan kemasyarakatan untuk menciptakan dan mengangkat Islam
- Menyiapkan anak didik dengan kegiatan kecakapan hidup/life skill.
- Agar anak didik menjadi generasi yang tangguh yang berlandaskan akhlakul kharimah
- Agar anak didik tumbuh cerdas baik intelektual, emosional, dan spritual
- Agar lembaga ini menjadi wadah dalam menyiarkan Islam menegakan amar ma'ruf nahi mungkar.
Sumber : TK/KB Islam Istiqomah, Kalimantan Timur.
CONTOH VISI MISI, PENYELENGGARAAN PAUD TK/KB ISLAM
- Diperdengarkan atau dibisikkan Do'a pada telinga kanan-kiri (Diazankan dan diqomatkan)
- Beri Korma Yang dilembutkan/madu
- Perlu Perhatian penuh, memberikan ASI, baca bismillah dan alhamdulillah memulai dan menyudahi anak minum ASI
- Ajak komunikasi, lewat mata, telinga dan rabaan
- Tempat tidur beri mainan yang menarik
- Gerakkan bola-bola kecil, warna warni, ke kiri - ke kanan
Umur tujuh hari
- Sunnah memberi nama, aqiqah dan mencukur rambut. Dapat dilakukan pada hari ke 14 atau hari ke 21
- Sodaqoh kepada fakir miskin, seharga emas seberat rambut bayi yang telah dicukur
- Jika laki-laki boleh di hitan, sekalipun tidak mutlak, bisa sampai sebelum baliqh
- Ajak komunikasi, lewat semua alat indra
- Tempat tidur beri mainan yang menarik
- Gerakkan bola-bola kecil, warna warni, ke kiri - ke kanan
Umur satu bulan
- Pengenalan benda-benda, merangsang otot mata
- Mengajak bermain wajah, terseyum, melatih rasa
- Melatih seluruh indra, meletakkan tangan bayi pada telinga, mulut, hidung, rambut kepala Anda
- Mengajak bermain kain warna warni
- Latih pendengaran, dengan suara gemerincing
Umur 1,5 bulan
- Memperdengarkan suara dari seluruh penjuru
- Memperdengarkan berbagai macam suara
Umur 2 bulan
- Merespon sesuai keadaan bayi, senang, gembira dengan seyuman
- Jika marah, ditenangkan.
- Segera tanggapi tangisnya, mungkin ia capek, lapar, haus, ngompol, kencing atau overstimulasi
- Tanamkan rasa percaya diri
- Sering menatap bayi, komunikasi, ajak ngobrol akan mencerdaskan emosinya
Umur 3 bulan
- Tingkatkan perhatian lewat dekapan, belaian, tatapan kasih sayang
- Beri mainan warna cerah
- Gantungkan benda-benda cerah, Gantungkan kaos kaki warna-warni yang disumpal dengan tisu, boneka, gambar
- Latih menyentuh bola/balon warna-warni
- Latih pendengaran dengan berbagai variasi
Umur 4 Bulan
- Latihan makan biscuit kewat tangannya, melatih kemandirian
- Beri perhatian dengan ketulusan dan kecintaan
- Menyusu dengan memegang susu ibu
- Latih dan biarkan meraba mulut, hidung, telinga ibu jika sedang disusui
- Mainan ditambah dengan variasi
- Latih keterampilan motorik (gerak tangan ) dengan benda-benda sekelilingnya
Umur 5 bulan
-Sering memanggil namanya
-Latih cilukba
-Latih tepuk tangan, mengibas jari, melatih keterampilan motorik (otot)
Umur 6 bulan
-Melatih mengambil makanan dipiring
-Melatih menggenggam makanan
-Latih mengenal diri, lewat cermin, mengenal orang lain
-Latih dalam ayunan
-Latih suara berisik, dari berbagai arah, dari yang lembut sampai yang keras ( memukul kaleng)
-Kenalkan dengan orang lain
-Kenalkan berbagai bentuk bangunan dari balok kecil
-Kenalkan berbagai benda dan namanya
-Kenalkan berbagai rasa dan namanya
-Kenalkan berbagai bentuk tekstur (bentuk permukaan)
-Latih jalan-jalan di tanah, di pasir, di kerikil, di rumput
-Latih meraba seperti handuk baju, kaos, dan lain-lain
Umur 7 bulan
-Komunikasi intensif
-Bebaskan bayi banyak gerak, melempar bola, benda-benda
-Latih otot, dengan koordinasi motoriknya, memukul panci dengan sendok dan lain-lain
Umur 8 bulan
-Ajak berbicara sebanyak dan sesering mungkin,
-Latih berdoa sederhana
-Komentari perasaan bayi, …pipis ya ?, .. sudah bisa berdiri ya?
-Ajak bernyanyi dan bermain yang sederhana
-Tunjukkan benda, gambar dan nama dan tulisannya
-Latih bermain benda yang mudah bergerak
Umur 9 bulan
-Latih rasa ingin tahu, benda-berda yang berputar, berpusing
-Latih meminum sendiri dengan cangkir plastik
-Latih menjumput benda-benda
-Latih mengenal benda-benda , misalnya alat dapur yang tidak berbahaya
-Latih membuka benda yang tertutup, misalnya kado
-Latih telpon-telponan
-Perkaya kosakata, kalimat
-Latih reflek alat indra, mata, tangan, badan
-Latih mengisi dan mengosongkan benda, misalnya ke dalam cangkir plastik
-Kenalkan sosialisasi dengan bayi-bayi lain
Umur 10 bulan
-Ajak berkomunikasi secara verbal apa yang dilakukan anak, tatkala pipis, marah, memakai baju beri aba-aba rentangkan tangan, memakai sepatu dls
-Kenalkan kata-kata baru dalam kehidupan sehari-hari
-Bacakan buku ceritera dengan penuh ekspresi
Umur 11 Bulan
-Latih pendengaran suara binatang
-Biarkan bermain sendiri, mengisi dan mengosongkan air, pasir, beras dlsb
-Beri nama-nama yang telah dibentuk anak, misalnya ini roti, beskuit, gunung dsb.
Umur 1 tahun
-Bermain dengan puzzle sederhana dan menarik
-Bermain keseimbangan, mobil-mobilan
-Perkenalkan lingkunagn, warna, rasa
-Menata permainan, kardus dan bungkus-bungkus bekas
-Kenalkan gambar-gambar besar dan menarik
-Dapat diperkenalkan mainan menarik yang dapat dimakan (tapi perlu bimbingan)
Umur 1,5 tahun
-Latih kerja sama
-Latih bermain seperti yang dilakukan mama, papa, menulis, corat-coret, mobil-mobilan, telpon-telponan
Umur 2 tahun
-Latih anak mengenal tauhid
-Biarkan eksplorasinya berkembang
-Tanamkan nilai-nilai agama (Islam)
-Anak sudah selesai disapih, tapi tetap memberikan kasih sayang lewat dekapan, kehangatan dan kasih sayang
-Sediakan alat-alat sederhana, kertas putih, kertas berwarna, wax ( plastisin yang mudah dibentuk) barang bekas , berbagai benda yang dapat dibentuk
Umur 3 tahun
-Beri kesempatan anak bergaul dengan banyak orang
-Latih banyak bertanya tentang apa saja
-Beri kebebasan melakukan eksplorasi, mengenal dan menemukan sesuatu yang baru
-Beri kesempatan bermain apa saja, baik mainan yang menentramkan, mengelisahkan maupun yang menantang
-Sediakan berbagai perlengkapan untuk kegiatan anak, misalnya untuk menulis, melukis/menggambar, maupun mengukir
-Ajari anak bisa bermain peran secara langsung
-Latihan ekspresi wajah, seperti sedih, gembira, marah, terkejut, kecewa, bingung, takut dan sebagainya (sebagai latihan emosi dengan pengamatan langsung).
Demikian cara menstimulasi tumbuh kembang anak 0 - 6 tahun secara Islami, semoga bermanfaat. terimakasih.
CARA ISLAMI STIMULASI TUMBUH KEMBANG ANAK 0 - 6 TAHUN
- PAUD Indonesia
- Anak PAUD Nusantara Ceria
- Anak bermain Ceria
- Paud Anak Cerdas Ceria
Anda telah mengunjungi http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/
KATA KUNCI - KEY WORD BLOG ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR
Menciptakan lingkungan bermain yang baik bagi anak harus didasarkan pada tiga jenis main yaitu :
- Main Sensori motor (sensori-motor play)
- Main Peran (Symbolic play)
- Main Pembangunan (constructive play)
CARA MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERMAIN YANG BAIK UNTUK ANAK PAUD
Ibu Ani, bunda di TK Tunas Bangsa...akhirnya pergi kepasar buat membeli puzzel baru, tetapi setelah kesana kemari tidak ada yang jual puzzel besar, di sana yang dijual cuma puzzel murah dengan kepingan-kepingan kecil yang pastinya terlalu rumit untuk anak TK A. Tapi dari pada tidak ada dan besok anak-anak tidak bisa bermain, untuk sementara lebih baik dibeli yang ada aja.
TIPS SEDERHANA MEMBUAT PUZZEL HURUP HIJAIYYAH
CATATAN PENTING TENTANG HAK ANAK DAN PENGASUHAN YANG BAIK
Alasan -- : )
Salah satu alasan logis yang mungkin bisa diterima otak orang tua dan pendidik, mengapa anak di TK dan PAUD tidak boleh Calistung adalah : Telah Banyak penelitian yang telah dilakukan tentang theory child, bahwa anak-anak yang dipercepat kerja otak untuk aksara dan angka dalam perkembangan usia dini, diberikan banyak beban pelajaran serius, belajar dan berhitung dengan tekun, justru akan membuat anak menjadi lebih mudah bosan ketika mereka memasuki usia sekolah, baik sekolah dasar maupun sekolah pertama. Bahkan bisa membuat anak drop out sekolah, karena membolos untuk menghindari belajar dan seabrek prilaku nakal lain, karena seharusnya pada masa anak bermain dan mengekplor dunianya malah dicekoki dengan hal-hal yang belum masanya berupa aksara dan angka yang mematikan rasa.
So..bunda, .... jangan calistung ya.. ,yang boleh ajarkan anak pengenalan aksara dan angka..metodenya ada disini !!
ALASAN LAIN MENGAPA ANAK TK PAUD TIDAK BOLEH CALISTUNG
Pada dasarnya kesenangan anak dalam penguasaan konsep berhitung dapat dimulai dari diri sendiri ataupun rangsangan dari luar seperti permainan-permainan dalam pesonal matematika (permainan tebak-tebakan, kantong pintar dan mencari jejak).
Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung
antara lain:
- Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung.
- Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.
- Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara spontan.
- Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada di sekitarnya.
- Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja.
Hal yang perlu diperhatikan:
- Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hal inii menunjukkan bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan permainan berhitung dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
- Apabila anak menunjukan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan perhatian pada hal lain, hal ini menunjukan bahwa telah terjadimasalah pada anak. Itu berarti, anak membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru.
1. Indikator : Bertepuk tangan dengan 3 pola (seni kelompok B)
2. Kegiatan : Bermain Tepuk Tangan
3. Tujuan : - Anak dapat bertepuk tangan dengan 3 pola secara berurutan
- Anak mampu membuat pola tepuk tangan tersendiri
4. Alat dan bahan : - Kedua belah tangan anak
5. Metode : - Demonstrasi
- Pemberian tugas
6. Langkah-langkah:
- Guru mengajak anak untuk melakukan 2 pola tepuk tangan yaitu tepuk tangan didepan dada 1 kali, disamping telinga kiri 1 kali, disamping telinga kanan 1 kali. Demikian seterusnya sampai beberapa kali.
- Anak diberi kesempatan untuk menciptakan 3 pola dalam bentuk lainnya.
Sumber : http://tunaspendidikan.blogspot.com/