MINDFUL PARENTING - MENGASUH BERKESADARAN

Sabtu, 16 Juli 2022

ARTIKEL LENGKAP TENTANG MINDFUL PARENTING
Kata “parenting“ sendiri diartikan sebagai “pola mengasuh” yaitu orangtua mengasuh anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi-pribadi unggul. “mindful” adalah “berkesadaran, eling..“ atau yang mengacu pada orang yang selalu menjaga kesadarannya dari pikiran, ucapan, dan semua perilaku yang kurang pantas. Mengasuh Berkesadaran mengacu pada sikap, ucapan, dan perilaku serta penampilan orangtua yang mengedepankan kesadaran/eling dalam mengasuh buah hati mereka.



Mindful Parenting, dalam bahasa Indonesia Mengasuh Berkesadaran

Gambar di atas adalah pola dasar Mindful Parenting, dalam bahasa Indonesia “Mengasuh Berkesadaran”. Terkesan sedikit berbeda bahkan cenderung unik bagi banyak orang. Setelah terbiasa menerapkan konsep ini, membuat kita malu pada diri sendiri. Prinsip yang begitu mendasar yang seharusnya sudah kita ketahui sebelum kita mendidik anak.


Konsep Dasar Mengasuh Berkesadaran (Mindful Parenting)


Pendekatan berkesadaran (mindful) dalam mengasuh anak (parenting) adalah salah satu metode yang disarankan untuk membangun hubungan yang aman/secure antara orang tua dan anak (Siegel dan Hartzell, 2003). Praktik hidup berkesadaran dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari melalui proses mengasuh anak. Bahkan menjadi salah satu cara yang cukup ideal sebagai latihan kita untuk sadar setiap saat dan setiap hari.

Konsep Mengasuh Berkesadaran yang kami terapkan ini kami sarikan dari studi literatur Timur dan literatur Barat. Konsep mengenai hidup berkesadaran dan dibangun atas dasar-dasar yang akuntabel tentang praktik sehari-hari hidup berkesadaran yang dapat diterapkan dalam mengasuh anak (Kabat Zinn dan Kabat-Zinn,1997).

Model Mengasuh Berkesadaran yang kami gambarkan dalam lingkaran dengan lima dimensi di atas, diambil dari konsep dan praktik psikologi hidup berkesadaran mindfulness psychology (Baer etal2006; Brown dan Ryan2003), intervensi berbasis mindfulness (Kabat-Zinn,1994, 2003), dan tulisan-tulisan teoritis dan empiris kontemporer tentang parenting. Selain itu melalui studi dan pendalaman konsep mindful parenting yang dikembangkan di berbagai negara Manajemen eMKa melakukan penelitian historis dan budaya nusantara untuk menghadirkan konsep ini dari sumber-sumber dalam negeri yang kaya sekali akan bahan ajar “Mengasuh Berkesadaran” ala mindful parenting. Oleh karena itu,Maka lebih banyak menggunakan bahan dan praktik di negeri nusantara dalam memperkaya konsep parenting di Indonesia. Eling barangkali akan jadi kata yang penting ketika kita mengupas secara dalam konsep “Mengasuh Berkesadaran”.

Mengasuh Berkesadaran ini mencakup lima dimensi yang relevan dalam hubungan inter dan antar keluarga yaitu:
(1) mendengarkandengan penuh perhatian, berbicara dengan empati,
(2) pemahaman dan penerimaan untuk tidak menghakimi,
(3) pengaturan emosi atau kecerdasan emosional,
(4) pola asuh yang bijaksana dan tidak berlebihan, dan
(5) welas asih.

Apa yang harus dipraktikkan oleh orangtua kepada anak usia dini tersebut? Berikut penerapan dimensi Mindful Parenting pada anak usia dini.

a. mendengarkan dengan penuh perhatian dan berbicara dengan empati. Kita bisa memberikan contoh untuk mendengarkan anak-anak dengan baik ketika mereka berbicara walaupun mereka lebih kecil. Serta memposisikan diri kita diposisi mereka sehingga kita akan tahu persis bagaimana kita ingin diperlakukan.

b. tidak menghakimi anak dengan perkataan yang kasar apalagi yang berakibat fatal sampai melabel mereka yang terbawa sampai mereka dewasa dan sangat mempengaruhi rasa percaya dirinya. Misalnya memanggil mereka dengan sebutan: si pesek, si cebol dan lain lain.

c. mampu mengendalikan emosi dan tidak semua permintaan mereka kita akhiri dengan kalimat penolakan dan amarah.Melainkan kita benar benar memberikan alasan dari penolakan kita sampai anak bisa menerimanya.

d. mendidik mereka dengan bijaksana dengan tidak memberikan mereka sesuatu yang berlebihan. Hal yang akan membuat mereka menjadi superior, bila kita misalnya selalu memuji anak berlebihan.

e. mengajarkan anak tentang bagaimana menjadi anak yang penuh welas asih walaupun hanya mengajak mereka memasukan koin ke dalam celengan setiap mereka habis minum susu dengan harapan “semoga banyak anak-anak lain yang bisa minum susu dan berobat”.




00.15.00

0 komentar: