PAUD-Anakbermainbelajar----Dikisahkan jauh di atas pegunungan terpencil, adalah sebuah anak sungai menyembur dari sumbernya yang tersembunyi. Ia mengalir menuruni sisi pegunungan, melewati rupa-rupa permukaan tanah yang berlainan, terkadang melompat dan berbuih, terkadang mengalir pelan atau melewati bawah tanah yang sepi, tapi tidak pernah dihentikan oleh hambatan apapun yang mungkin menghalangi jalannya.
Suatu hari, ia mencapai tepian gurun pasir yang membentang luas. Kekosongan dan kegersangan terasa tajam menyelimuti. "Tinggal satu hambatan lagi untuk diatasi," pikirnya. "Tak ada yang pernah menghentikan aku mengalir, tentunya aku dapat mengatasi hambatan yang ini juga." Lalu segera ia pun melembarkan diri ke gurun pasir. Namun setiap kali melakukannya, air langsung lenyap begitu saja, meninggalkan jejak tetesan menuju ketiadaan, tertelan oleh pasir kering dan panas.
Namun ia tidak gentar. Jika memang takdirnya untuk menyebrangi gurun pasir ini, tentunya ia akan menemukan jalan. "Kalau angin dapat menyebrangi gurun, anak sungai pun dapat," pikirnya, dan pasir gurun pasir seakan menggemakan kata-kata tersebut: "Angin dapat menyebrangi gurun pasir dan anak sungai pun dapat."
Maka dimulailah percakapan antara anak sungai dan gurun pasir." Aku tahu aku harus menyebrangi gurun ini," ujar anak sungai kepada gurun,"Tetapi setiap kali aku mencoba, pasir akan menelanku. Tak peduli sekeras apapun aku melempar diri ke gurun, aku tak mampu melangkah lebih jauh."
Gurun menjawab, "Kau takkan mampu menyebrangi gurun menggunakan cara lama yang berhasil untukmu saat di atas pegunungan. Tak ada gunanya melempar diri ke sungai seperti itu. Kau takkan pernah dapat menyebrangi pasir seperti ini. Kau akan semata-mata menghilang, atau berubah menjadi rawa-rawa. Tidak, kau harus memercayai angin untuk membawamu menyebrangi gurun. Kau harus memasrahkan diri untuk di bawa."
"Bagaimana angin dapat membawaku menyeberangi gurun?" tanya anak sungai bingung.
"Kau harus memasrahkan diri diserap ke dalam angin, dengan begitu angin akan dapat membawamu, jawab gurun. Namun anak sungai tidak menyukai gagasan tersebut. Bagaimanapun juga, ia anak sungai, dengan kepribadian dan identitasnya sendiri. Ia tidak ingin kehilangan jati diridengan diserap ke dalam angin. Gurun merasakan ketakutan anak sungai, ia berusaha memberikan dukungan.
"Itulah yang dilakukan angin,"katannya kepada anak sungai. "Percayalah kepadaku, dan percayalah kepada angin. Apabila kau memberikan diri diserap oleh angin, dia akan membawamu melintasi gurun dan membiarkanmu jatuh kembali di sisi lain, untuk menjadi anak sungai lagi."
Anak sungai belum yakin."Tapi aku tidak menjadi anak sungai yang sama seperti sekarang. Aku tidak akan menjadi anak sungai yang istimewa."
Gurun memahami dilema anak sungai, namun ia juga memahami misteri: "Tentu saja kau tidak akan menjadi anak sungai seperti sekarang kalau kau melempar diri ke pasir dan berubah menjadi rawa-rawa. Tapi biarkan angin membawamu menyeberangi gurun, dan hatimu yang terdalam, inti jati dirimu yang sejati, akan terlahir kembali di sisi lain, untuk menciptakan aliran baru, menjadi sungai yang bahkan tak terbayangkan olehmu dari tempat kau berdiri saat ini."
Angin mengangkat partikel-partikel air anak sungai dan membawanya dalam lengan-lengannya yang kuat dan penuh kasih melampaui kaki langit, jauh di atas pasir gurun yang panas, dan menjatuhkannya kembali dengan lembut di puncak gunung yang baru, ditempat yang jauh. Dan anak sungai pun mulai memahami siapa dirinya, serta apa artinya menjadi anak sungai yang sejati.
Sumber: Disadur dan diadaftasi dari cerita tradisional.
Baca Juga : Cerita dan Dongeng Menarik lainnya di sini !!
0 komentar:
Posting Komentar