CARA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAUD TERPADU

Minggu, 28 Desember 2014

PAUD-Anakbermainbelajar----Bunda kita mengenal tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu, PAUD Terpadu yang merupakan pengembangan PAUD yang mengintegrasikan beberapa layanan kegiatan PAUD dalam satu lembaga PAUD. Dalam PAUD Terpadu, model pembelajaran PAUD yang dilakukan mengembangkan program kegiatan belajar/kurikulum berdasarkan tingkat perkembangan anak, pendekatan berpusat pada anak dengan strategi pembelajaran tematik dalam kegiatan sentra dan saat lingkaran.

Contoh Paud Terpadu
PAUD Terpadu Firdaus

     

Berikut ini penjelasan aspek dan pengembangan pembelajaran PAUD Terpadu :

1. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum

Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered approach) adalah suatu kegiatan belajar dimana terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan dengan anak lainnya. Secara khusus bertujuan supaya : (1) anak mampu mewujudkan dan mengakibatkan perubahan, (2) anak menjadi pemikir-pemikir kritis, (3) anak mampu menemukan dan menyelesaikan permasalahan secara konstruktif dan inovatif, (4) anak mampu membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya, (5) anak menjadi kreatif, imajinatif dan kaya akan gagasan, (6) anak memiliki perhatian terhadap masyarakat, negara dan lingkungannya.

Folosofi dan pembelajaran berpusat pada anak adalah program tahap demi tahap, yang didasari pada adanya suatu keyakinan bahwa anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep tahap demi tahap mendorong anak-anak untuk bereksplorasi, mempelopori dan menciptakan sesuatu.

Adapun ciri dan pendekatan yang berpusat pada anak adalah :

1. berorientasi pada perkembangan anak

2. berorientasi pada bermain

3. berdasarkan proses

4. bersifat terbuka atau bebas.


2. Pengembangan Tematik

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Sedangkan pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak.

Keterpaduan pada pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, social dan emosional.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga anak dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan mengubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, pendidik perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akam mempengaruhi bermaknanya belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konsertual proses pembelajaran lebih efektif.

Kekuatan pembelajaran tematik adalah : (1) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, (2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, (3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi, dan (5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.


3. Pengembangan Sentra

Pusat kegiatan belajar pada pembelajaran yang berpusat pada anak dibangun atas dasar bahwa setiap anak memiliki modalitas, gaya belajar dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin diketahuinya. Pembelajaran dengan pendekatan sentra dan saat lingkaran adalah pembelajaran anak usia dini dengan kegiatan bermain melalui sentra-sentra.

(Baca juga tentang Pengertian dan Konsep Sentra di sini !!)

Setiap sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain sensomotorik, simbolik dan pembangunan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan moral dan agama, kognitif, fisik, sosio emosional, bhaasa dan seni serta kemandirian. Setiap sentra juga mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak. Sentra-sentra yang dikembangkan dalam pendekatan sentra dan saat lingkaran di sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga, antara lain :

a. Sentra Balok, berisi kegiatan bermain dengan menggunakan balok-balok unit berserta asesorisnya. Melalui sentra balok anak-anak dapat belajar antara lain ; mengenal bentuk, ukuran, konsep ruang, klasifikasi, team work, mengembangkan imajinasi, dna menghargai pendapat orang lain.

b. Sentra bahan alam, berisi kegiatan-kegiatan bermain dengan menggunakan bahan alam seperti air, tanah, playdogh dan bahan-bahan alam lainnya.

c. Sentra main peran, berisi kegiatan-kegiatan bermain dalam bentuk bermain peran. Pada sentra ini, biasanya terdapat alat-alat permainan untuk kegiatan rumah tangga.

d. Sentra persiapan, berisi kegiatan-kegiatan bermain untuk merangsang munculnya kemampuan anak mengenal keaksaraan dan menulis, seperti meronce, menggunting, pengenalan membaca, dan menulis dan berhitung.

Adapun kegiatan di masing-masing sentra menggunakan tahap pembelajaran sebagai berikut:

a. Pijakan lingkungan main

b. Pijakan sebelum bermain

c. Pijakan saat bermain

d. Pijakan setelah bermain


(Baca juga tentang Pijakan sentra dalam BCCT di sini !!)


4. Evaluasi Perkembangan Anak

Penilaian (Evaluasi) perkembangan anak usia dini adalah proses pengumpulan data dan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang diproleh dari proses dan hasil kegiatan belajar selama priode tertentu. Penilaian dan pembelajaran saling terkait erat. Melalui penilaian pendidik mendapatkan informasi tentang pengetahuan, keterampilan, serta kemajuan perkembangan anak. Kegiatan penilaian dalam PAUD dilakukan melalui pengamatan, dokumentasi, analisa dan review kerja anak sepanjang waktu. Penilaian yang tepat dengan menggunakan cara yang tepat, sehingga pendidik dapat menemukan kebutuhan belajar setiap anak sesuai dengan tahap perkembangannya.


Tujuan penilaian adalah :

a. Mengetahui status pertumbuhan dan perkembangan anak

b. Menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut

c. Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak

d. Memberikan informasi pada orang tua/wali tentang kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak.


Fungsi penilaian adalah untuk :

a. Memberikan umpan balik kepada pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran

b. Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik agar fisik dan psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

c. Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya

d. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan pekembangan yang telah dicapai oleh anak.

e. Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidika keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.

f. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik


Prinsip penilaian adalah sebagai berikut :

1. Menyeluruh

Penilaian mencakup seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan dalam proses kegiatan pembelajaran anak.

2. Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memproleh gambaran menyeluruh dari hasil pembelajaran

3. Obyektif

Penilaian dilakukan berdasarkan fakta dengan memperhatikan perbedaan dan keunikan pertumbuhan dan perkembangan anak.

4. Otentik

Penilaian dilakukan pada situasi yang alamiah (secara wajar) sehingga anak tidak merasa sedang dinilai

5. Mendidik

Hasil penilaian digunakan untuk pembinaan dan memberikan dorongan kepada pendidik atau orang tua untuk memberikan proses pembelajaran (interaksi, lingkungan dan alat) kepada anak agar dapat mencapai tahap perkembangan secara lebih optimal. 

6. Kebermaknaan 

Hasil penilaian harus bermakna bagi anak, pendidik dan orang tua serta pihak lain yang memerlukan.


Aspek penilaia, antara lain :

1. Status kesehatan gizi anak

2. Aspek perkembangan mencakup moral dan nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik.


Berbagai alat penilaian yang dapat digunakan untuk memproleh gambaran perkembangan kemampuan dan prilaku anak, antara lain :

1. Catatan Anekdot

Catatan anekdot, adalah sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu (contoh terlampir). Pencatatan yang menjelaskan kejadian yang terkait dengan perkembangan penting yang dimunculkan anak saat bermain.

Teknik melakukan pengamatan dengan menggunakan catatan anekdot sebagai berikut :

a. Deskripsikan secara singkat spesifik tentang perilaku anak yang dapat ditulis maupun direkam. Kemudian deskrepsi tersebut dapat ditransfer ke fil anak atau pun selanjutnya. Tanggal, waktu, dan lokasi observasi perlu dicatat. 

b. Catatan tentang perilaku anak yang baru/berbeda dari biasanya, atau keterampilan anak yang spontan yang dapat dijadikan realiti check.

c. Pendidik perlu memiliki keterampilan mencatat dengan cepat, dan daya ingat yang baik. Pencatatan diusahakan dilakukan sesegera mungkin, tidak selang lama setelah observasi.


2. Portofolio

Portofolio, Yaitu penilaian yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan anak berkembang


3. Unjuk Kerja (performance)

Unjuk Kerja (performance), merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik baca do'a, melakukan gerakan sholat dll.


4. Penugasan (Project

Penugasan (Project), merupakan tugas yang dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama dala pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan menanam biji.


5. Hasil Karya (Product)

Hasil Karya (Product), merupakan hasil kerja dan karya anak setelah melakukan kegiatan. Hasil kerja dan karya anak ini dapat berupa hasil perkerjaan kereativ anak baik dalam keterampilan, pengetahuan dan seni yang mengandung nilai estetika pada anak.

Semua hasil pengamatan, catatan anekdot, ceklis dan portofolio hasil karya anak dikaji secara intensif dan berkala oleh pendidik untuk mengetahui perkembangan semua aspek perkembangan setiap anak. Hasil penilaian dikomunikasikan dengan orang tua secara berkala baik secara formal (buku laporan) yang disampaikan per kuartal atau semester maupun informal (diskusi) yang dilakukan setiap saat bila diperlukan. Buku laporan yang disampaikan kepada orang tua berupa ceklis dan narasi, berisi catatan indikator perkembangan setiap aspek, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.

Pengelolaan hasil penilaian sebagai berikut : 

- Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang tersedia

- Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak secara tertulis kepada orang secara berkala, minimila sekali dalam satu semester

- Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam bentuk laporan tulisan dan tertulis secara bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.

- Prinsip/etika dalam membuat dokumentasi melalui penilaian sebagai berikut :

a. Ketepatan, yaitu dengan cara mencatat fakta secara tepat, lengkap dan dilakukan sesegera mungkin setelah pengamatan

b. Objektivitas, yaitu dengan mencatat fakta secara objektif, tidak bisa dan tidak ditambah dengan pendapat kita

c. Menghindari pelabelabelan, yaitu dengan menghindari kesimpulan dan diagnosis yang terlalu dini berdasarkan informasi yang terbatas

d. Memiliki tujuan yang baik, Tujuan dokumentasi adalah untuk mengamati perilaku anak, mengumpulkan informasi tentang anak, dan merencanakan program yang tepat untuk anak. Dokumentasi tidak ditujukan untuk alasan yang merugikan anak dan keluarganya.

e. Berbagi dengan keluarga. Berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga tentang perilaku dan perkembangan anak harus dengan persetujuan pihak yang terkait, misalnya guru dan anak yang diamati (tergantung usia anak). Dalam hal ini, privacy anak juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Pada kondisi tertentu, pendidik perlu meminta ijin pada anak untuk menceritakan tentang anak pada orang tuanya.

f. Kerahasiaan, Kerahasiaan anak perlu dijaga, dimana informasi tentang anak hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang memiliki hak untuk mengetahui informasi tersebut. Kita juga perlu meminta izin dari orang tua anak saat mendokumentasikan anak.

Tindak lanjut dari penilaian terhadap perkembangan anak karena adanya kegiatan pembelajar PAUD adalah :

  1. Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri
  2. Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis aktivitas/kegiatan, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.
  3. Mengadakan pertemuan dengan orang tua/ keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
  4. Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui orang tua
  5. Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Demikian tentang cara pengembangan pembelajaran PAUD Terpadu ini, semoga artikel singkat ini bermanfaat sebagai bahan bagi bunda-yanda untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD nya, terimakasih sudah berkunjung kembali di blog PAUD-Anakbermainbelajar ini, semoga sukses selalu.   

(Baca juga Model Pembelajaran PAUD Terpadu di sini !!)

Sumber : dirangkum dari berbagai sumber !


Referensi:

Direktorat PAUD. (2010). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu. Jakarta : Kemdiknas

Direktorat PAUD. (2010). Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta : Kemdiknas

Direktorat PAUD. (2010). Pengembangan Alat Permainan Edukatif pada Lembaga Kelompok Bermain. Jakarta : Kemdiknas

Direktorat PAUD. (2009). Modul dan Bahan Pelatihan BCCT (Beyond Centers dan Circle Times). Jakarta : Depdiknas.



14.43.00

0 komentar: