Sebelum memulai untuk mengajak anak menulis, sebagai langkah awal penting untuk dipahami bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Karena itu kegiatan membaca dan menulis misalnya dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan anak dengan cara bermain. Glenn Doman (2006) mencetuskan ide revolusionernya lewat buku How to teach Your Baby to read. Menganjurkan agar para bayi atau anak yang diajak menjalankan kegiatan membaca harus tetap berada dalam keadaan senang, tidak tertekan. Jika terlihat tanda-tanda si anak mulai tidak nyaman, maka kegiatan tersebut harus segera dihentikan.
Mengajari anak menulis berarti melibatkan tahap memperkenalkan buku pada anak. Memperkenalkan buku pada anak, dapat dilakukan seperti halnya mengenalkan mainan pada anak. Saat ini sudah banyak buku-buku yang cukup kreatif kemasannya (buku dikemas seperti mainan atau benda tertentu) sehingga bukan masalah yang besar lagi tentang hal ini. Biasakan anak selalu dekat dengan buku dalam aktifitasnya sehingga ia sangat familiar dan mungkin juga akan ketagihan dengan buku.
Kemudian jika ingin memfasilitasi kemampuan menulis, maka terlebih dahulu harus memahami kondisi psikologis anak (hal-hal apa yang disukai dan tidak disukai oleh anak). Anak-anak senang dengan sesuatu yang bernuansa ceria sehingga alat tulis yang hendak diberikan sebaiknya berwarna-warni, demikian juga dengan kertas atau buku, anak-anak suka pada hal-hal yang lucu dan lebih menyukai sesuatu yang melibatkan fantasinya. Buku-buku bacaan yang dibelikan seyogyanya memberi kesan mengasyikan dan tetap dalam konteks kegiatan bermain.
Bermain juga merupakan persiapan untuk bekerja. Kalau mulanya bermain dilakukan hanya untuk mencari kesenangan, lambat laun hal ini akan berubah. Seiring dengan bertambahnya usia dan pembelajaran anak, kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan ini akan memiliki tujuan lain. Misalnya, penghargaan, prestasi, kompetisi bahan materi.
Peran orang tua sangat penting dalam mengembangkan kemampuan anak. Di usia anak lebih senang dimotivasi melalui pujian dari pada kritikan. Pada anak-anak tertentu, kritikan justru membuatnya rendah diri dan malu sehingga dapat menghambat kemampuan bahkan mungkin ia menjadi tidak ekspresif lagi. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh orang tua dalam memberikan motivasi anak. yaitu:
- Mendokumentasikan hasil karya si anak sehingga ia mengetahui kemajuan atau peningkatan kemampuan yang ia miliki. Jika memungkinkan berikan sebuah ruangan khusus bagi anak untuk menempelkan gambar-gambar yang menurutnya menarik.
- Menempelkan hasil karyanya atau tempat khusus untuk mengkoleksi barang-barang kesukaannya. Berikan ruangan untuk kebebasan berkekspresi. Mensetting ruangan membaca seperti ruang bermain.
- Memberikan contoh kepada anak untuk menghargai buku. Anak adalah peniru yang ulung seperti mesin fotokopi yang meniru apa saja yang dilihatnya. Jika orang tua atau lingkungan sosial sekitarnya senang bergelut dengan buku, menghargai buku (menyampul, menatanya dengan rapi, mengoleksinya dengan baik) maka anak-anak juga akan berusaha demikian.
- Libatkan anak ketika kita melakukan kegiatan yang berhubungan dengan buku, misalnya menyampul buku, jalan-jalan ke toko buku bersama, biarkan ia melihat dan memilih buku-buku yang mereka sukai.
- Tunjukan arti penting buku, dengan cara mendiskusikan, menceritakan keriteria buku yang bagus, menganalisis atau mengkritisi buku.
- Biasakan menjadikan buku sebagai kado dan hadiah di hari istimewa anak. Atau ketika bepergian keluar kota. Jangan lupa oleh-oleh untuk sikecil selain mainan atau makanan juga bawakan buku yang menarik untuk anak.
- Ajarkan dan biasakan anak untuk menabung dan membeli buku sendiri.
- Ketika akan melakukan aktivitas perjalanan jauh, biasakan anak membawa bekal buku yang anak menemani perjalanan anak dengan topik-topik ringan dan menyenangkan.
Sumber : di sarikan dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar