PAUD-Anakbermainbelajar-----inilah pentingnya membuat pelangi indah di lembaga PAUD Taman Kanak-kanak. "Pelangi-pelangi alangkah indahmu Merah kuning hijau dilangit yang biru........." Begitulah cuplikan lagu Pelangi yang sering dinyanyikan anak-anak di lembaga sek...
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Guru yang memiliki wawasan pengetahuan, keterampilan dan kreativitas dalam meramu strategi cenderung mampu mengeliminasi penghambat keberhasilan belajar. Sikap profesional guru yang tercermin oleh kompetensi guru perlu dipersiapkan dan ditingkatkan terus menerus. Begitu pula halnya dengan pendidikan pada anak usia dini (PAUD) yang semakin dituntut untuk semakin berkualitas. Hal ini sejalan dengan kebijakan kementrian pendidikan nasional. Percepatan dan perluasan layanan pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu kebijakan strategis yang digulirkan Kementrian Pendidikan Nasional. Sejalan dengan kebijakan tersebut, penambahan dan peningkatan kompetensi dan kapasitas pendidik PAUD menjadi tuntutan yang tidak dapat diabaikan.
Hal ini merupakan tantangan bagi seorang penilik sebagai pengendali mutu sehingga fungsi dan kinerja penilik merupakan salah satu komponen yang memiliki kontribusi positif dalam peningkatan kualitas pendidikan pada program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Menurut Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Reformasi Birokrasi nomor 14 tahun 2010. Penilik memiliki tugas utama melakukan kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), pendidikan kesetaraan dan keaksaraan, serta kursus pada jalur pendidikan Non formal dan Informal (PNFI).
Berdasarkan ketentuan tersebut tugas penilik di era sekarang menjadi lebih berat, penilik harus mampu memotret mutu satuan pendidikan non formal dan informal dan bahkan mampu melakukan pengendalian mutu yang dilakukan dengan cara : (1) perencanaan program pengendalian mutu PNFI; (2) Pelaksanaan pemantauan program PNFI; (3) Pelaksanaan Penilaian Program PNFI; (4) Pelaksanaan Pembimbingan dan pembinaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan PNFI; dan (5) penyusunan laporan hasil pengendalian mutu PNFI. Tugas-tugas tersebut menuntut kompetensi penilik sebagai seorang evaluator sekaligus supervisor dan juga pembimbing.
Akhmad Solihin 08.50.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia

Strategi Icare di PKG PAUD
Definisi Pembelajaran Mendalam
PAUD-AnakBermainBelajar-Blog---Merujuk pada dasar pengembangan Deep Learning yang digunakan kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa:
Pembelajaran mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran, bermakna dan menggembirakan melalui olah piker, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik dan terpadu.
Pembelajaran deep learning PAUD adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman konsep secara mendalam. Pendekatan ini mendorong anak-anak untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Deep learning, sebagai bagian dari kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), telah diadopsi di berbagai sektor, termasuk pendidikan. Meskipun konsep deep learning lebih sering dikaitkan dengan teknologi canggih dan pendidikan tinggi, potensi aplikasinya dalam pembelajaran anak usia dini, khususnya di taman kanak-kanak (TK), mulai dieksplorasi. Berikut adalah desain pembelajaran yang mengintegrasikan deep learning untuk TK dengan tetap memperhatikan kebutuhan anak-anak pada tahap perkembangan ini.
1. Pendekatan Visual dan Interaktif
Pembelajaran deep learning untuk anak usia dini harus berfokus pada pendekatan visual dan interaktif. Anak-anak di TK cenderung belajar dengan baik melalui stimulasi visual, seperti gambar, animasi, dan video. Teknologi berbasis AI yang menggunakan deep learning dapat mengidentifikasi pola preferensi anak dan menyesuaikan konten visual sesuai dengan tingkat minat dan perkembangan anak. Misalnya, aplikasi pembelajaran berbasis deep learning dapat mempersonalisasi cerita bergambar atau video edukatif berdasarkan gaya belajar masing-masing anak.
2. Gamifikasi dan Pembelajaran Adaptif
Gamifikasi adalah salah satu strategi efektif untuk memotivasi anak-anak. Deep learning memungkinkan pembelajaran adaptif, di mana sistem pembelajaran dapat menyesuaikan tingkat kesulitan permainan edukatif secara otomatis berdasarkan kemampuan anak. Misalnya, jika seorang anak menunjukkan kemajuan dalam pengenalan angka, permainan dapat bergerak ke level yang lebih menantang. Hal ini memungkinkan setiap anak belajar pada kecepatan mereka sendiri tanpa merasa tertinggal atau bosan.
3. Pengembangan Keterampilan Berpikir Kritis
Meskipun deep learning digunakan untuk membantu memahami preferensi dan pola belajar anak, teknologi ini juga bisa mengembangkan keterampilan berpikir kritis anak melalui aktivitas berbasis AI. Contoh implementasinya adalah penggunaan aplikasi interaktif yang meminta anak menyusun teka-teki atau mencari solusi untuk masalah sederhana, dan sistem dapat memberikan umpan balik instan yang membantu anak belajar dari kesalahan.
4. Pendekatan Emosional
Pembelajaran deep learning untuk anak-anak juga harus memperhatikan aspek emosional. Teknologi pengenalan wajah berbasis deep learning dapat mendeteksi ekspresi emosional anak, sehingga aplikasi dapat menyesuaikan materi atau pendekatan pengajaran saat anak merasa frustrasi atau bosan. Ini membantu menciptakan pengalaman belajar yang lebih ramah anak.
5. Pengawasan dan Kolaborasi Guru
Meskipun teknologi deep learning bisa sangat bermanfaat, peran guru tetap esensial. Guru dapat memantau kemajuan anak melalui platform pembelajaran berbasis AI dan memberikan intervensi langsung jika diperlukan. Ini juga membantu guru merancang kegiatan belajar yang lebih personal dan relevan berdasarkan data yang dihasilkan oleh sistem AI.
Contoh Desain Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) di PAUD
1. Praktik Pedagogis
- Pembelajaran berbasis Inkuiri
- Kerja Kelompok, eksplorasi lapangan, presentasi.
2. Lingkungan Pembelajaran
- Ruang Fisik: Lingkungan di sekitar sekolah
- Ruang Virtual: Virtual Field Trip (kunjungan kebun secara Virtual)
- Budaya Belajar: Kolaboratif, berpartisipasi aktif, dan rasa ingin tahu
3. Pemanfaatan Teknologi Digital
- Perencanaan: Modul ajar berbasis teknologi
- Pelaksanaan: Sumber belajar video tentang pertumbuhan tanaman dan stimulasi interaktif tentang pertumbuhan tanaman
- Asesmen: Berbasis TIK
4. Kemitraan Pembelajaran
Penjual Tanaman dilingkungan tempat tinggal.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Contoh Langkah-Langkah Pembelajaran
- Minggu ke-1
Awal (Berkesadaran, Bermakna)
1. Guru membuka pelajaran dengan salam, doa Bersama, dan sapaan ramah untuk menciptakan suasana positif.
2. Guru menerapkan Teknik permainan pemusatan konsentrasi
3. Guru menumbuhkan kesadaran anak bahwa tanaman merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang perlu kita rawat
4. Guru memulai dengan video kondisi tanaman yang terawat dan tidak terawat
5. Guru memberikan pertanyaan pemantik untuk menstimulasi empati peserta didik terhadap tanaman yang tidak terawat. "Apakah kondisi kedua tanaman tersebut berbeda?"
"Mengapa ada tanaman yang tumbuh dan tidak tumbuh?"
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan mengaitkan peran peserta didik "Apa yang dapat kita lakukan untuk merawat tanaman agar tumbuh dengan baik?"
Memahami (Bermakna dan menggembirakan)
1. Guru menstimulasi pengetahuan anak tentang tanaman
- Apa itu tanaman?
- Apa Saja bagian-bagian tanaman?
- Apa yang membuat tanaman dapat tumbuh?
- Bagaimana merawat tanaman agar tumbuh dengan baik?
2. Guru memberikan pengalaman berbagai sumber belajar mengenai tanaman dari video dan stimulasi interaktif
3. Membuat gambar tanaman dan merawat tanaman
Minggu ke-2
1. Anak melakukan kunjungan ke penjual tanaman
2. Anak mengamati tanaman-tanaman di penjual tanaman
3. Anak melakukan tanya jawab dengan penjual tanaman tentang cara merawat tanaman
4. Anak menyimak penjelasan dari penjual tanaman
5. Anak bercerita tentang kunjungan ke penjual tanaman
6. Guru menumbuhkan kesadaran kepada anak mengenai pentingnya menyayangi tanaman.
Minggu ke-3 dan ke-4 (bermakna dan menggembirakan)
1.Anak berdiskusi dengan teman guru pendamping untuk merancang proyek pertumbuhan tanaman
2. Anak menanam tanaman dan mengamati perubahannya
3. Anak mempresentasikan kegiatan proyek pertumbuhan tanaman
4. Guru memfasilitasi diskusi hasil proyek pertumbuhan tanaman
5. Anak memperoleh umpan balik dari guru atau teman-temannya
Minggu ke-4
Merefleksi (berkesadaran dan bermakna)
1. Anak melakukan refleksi pengalaman belajarnya
2. Guru mengecek pencapaian tujuan pembelajaran anak
3. Anak distimulasi untuk menyampaikan peranannhya untuk memelihara tanaman
4. Anak menyampaikan motivasi dirinya untuk terus belajar
ASESMEN PEMBELAJARAN
Minggu ke-4
Penutup
1. Asesmen Awal : Asesmen awal pengetahuan tentang tanaman melalui pertanyaan lisan
2. Asesmen Proses: gambar tanaman dan presentasi proyek dan pengalaman belajar
3. Asesmen Akhir: Catatan anekdot, hasil karya, Observasi.

Pembelajaran Deep Learning untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Meningkatkan Literasi Anak PAUD melalui Bercerita Sejak Dini-Mengenalkan konsep literasi kepada anak, ada berbagai cara salah satunya dengan memberikan cerita atau bercerita. Ini bisa menjadi cara yang efektif sekaligus menyenangkan bagi anak, dalam rangka Meningkatkan Literasi Anak!
PAUD-Anakbermainbelajar---Literasi merupakan keaksaraan atau kebahasaan tulis. Literasi menjadikan bahasa tulis sebagai media untuk mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. Literasi menggunakan aksara tulis untuk menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan pada orang lain. Literasi dalam hal ini bukan berarti hanya aktivitas membaca dan menulis, melainkan ada nilai keberhasilan anak-anak mendapat pelajaran dengan membaca dan menulis.
Literasi untuk anak usia dini berkaitan dengan pengenalan bahasa-bahasa tulis guna memahami dan menggunakan bahasa tulis sebagai media untuk memahami dunia dan mengekspresikan keinginan dan kesenangan. Anak usia dini akan mendalami proses aspek perkembangan bahasanya, ada orientasi untuk bisa memahami tulisan seiring dengan kemampuannya dalam mengembangkan bahasa lisan (Sofie Dewayani, 2018).
Literasi ditanamkan lebih awal kepada anak-anak dimulai dari ruang keluarga. Ruang keluarga merupakan ruang sosial terpenting bagi anak-anak dalam belajar literasi. Keluarga pertama kali belajar literasi melalui interaksi dengan melakukan proses imitasi dan inovasi literasi dengan menjadikan perilaku literasi orang tua sebagai role model-nya. Makin intens dan kompleks kegiatan literasi yang dikondisikan dan dikembangkan dalam lingkungan pendidikan keluarga,akan makin baik pula kemampuan dan keterampilan literasi yang dikuasasi anak. Anak akan berumbuh dan berkembang menjadi individu yang literat.
Berbagai fenomena perilaku literasi anak-anak pun bisa ditemukan dalam lingkungan pendidikan di ruang keluarga. Misalnya, keluarga yang memiliki kegiatan literasi yang melibatkan anak dan orang tua akan membentuk anak yang memiliki kompetensi dan keterampilan literasi baik. Sebaliknya, jika anak-anak dengan orang tua kurang intensif dalam pengembangan literasi di ruang keluarga, anak cenderung memiliki kemampuan dan keterampilan literasi yang tidak baik. Dari sinilah, kemampuan dasar literasi anak tidak akan lepas dari pengaruh lingkungan belajar dalam keluarga.
Belajar bahasa anak usia dini itu komprehensif. Artinya, dalam waktu yang bersamaan anak bisa belajar keterampilan bahasa, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam satu kegiatan bahasa, anak belajar menyimak dan berbicara yang bisa dikombinasikan sekaligus dalam belajar menulis dan membaca. Oleh karena itu, kegiatan literasi dilakukan melalui materi literasi yang yang sesuai dengan perkembangan bahasa sehingga tidak terjadi pemaksaan dan kekerasan bahasa dari aspek psikologi anak-anak. Dalam artikel ini, penulis akan mengkaji dan memformulasikan bagaimana mengembangkan literasi sejak dini melalui kegiatan bercerita dengan memadukan komunikasi menyimak dan berbicara. Artinya, aktivitas bercerita akan digunakan sebagai metode dalam mengembangkan literasi anak usia dini sehingga kemampuan membaca dan menulis anak telah dibangun sejak dini (Siregar & dkk, 2021).
Penelitian dalam artikel ini mengambil subjek anak-anak dan keluarga yang mempunyai aktivitas bercerita di Lingkungan Wadas Kelir, Karangklesem, Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas. Wadas Kelir merupakan kampung literasi. Sejak tahun 2017, Wadas Kelir dinobatkan menjadi kampung literasi oleh pemerintah Kabupaten Banyumas. Banyak kegiatan literasi yang dilakukan telah berdampak pada masyarakat sekitar, seperti mendongeng, membaca nyaring, tebak kata, dan lainnya. Program literasi dilakukan secara bersama-sama dengan menyediakan program taman bacaan masyarakat untuk meminjamkan buku-buku secara gratis. Anak-anak mendapat buku-buku cerita sebagai bahan belajar di rumah. Dari sinilah, penulis tertarik menganalisis dan menyampaikan kegiatan literasi keluarga bercerita sejak dini. Berikut paparan singkat hasil penelitian penulis.
Bercerita Memudahkan Struktur Bahasa
Kemampuan produksi bahasa anak usia dini sedang dalam proses pemahaman pada kalimat sederhana. Namun, dari aspek kemampuan resepsinya, anak usia dini bisa memahami bahasa dengan tingkat struktur kalimat lengkap. Oleh karena itu, cerita yang disajikan dalam tujuan membangun kemampuan literasi, struktur bahasanya harus sederhana (Afifah & Kuswanto, 2020). Jika melihat di keluarga Bapak Aziz, salah satu subjek penelitian, melakukan aktivitas bercerita kepada Alya Firzanah, terdapat tiga hal penting dalam nilai kesederhanaan sebagai berikut.
Pertama, pilihan kata yang digunakan merupakan kata-kata yang familier dengan anak usia dini. Kata-kata yang konkret serta sudah sering dikatakan oleh Bapak Aziz dan banyak orang di sekelilingnya. Kata ajaib dikenalkan kepada anak dengan kata tematik yang menjadi fokus kegiatan bercerita. Kata yang sifatnya konkret dengan arti petunjuk merujuk pada benda, sifat, dan kegiatan yang ada dan sering dilakukan.
Kedua, struktur kalimatnya singkat dalam satu klausa. Tidak ada kalimat majemuk dan rancu. Kalimat menunjukkan kesederhanaan struktur, yaitu subjek, predikat, objek, perlengkapan, dan keterangan yang tunggal. Tidak ada kalimat ungkapan kias. Kalimat merujuk dunia keseharian anak usia dini. Kalimat bisa berkombinasi dalam membangun imajinasi anak-anak. Kalimat langsung dipahami oleh anak-anak.
Ketiga, bahasanya diutamakan yang liris, yaitu bahasa yang berlagu. Anak usia dini lebih mudah mengingat bahasa dalam satuan liris. Buktinya, anak cepat menghafalkan lagu-lagu, hafal kejadian yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh anak. Bahasa liris harus dibangun dalam struktur cerita untuk anak usia dini.
Aktivitas Bercerita untuk Anak
Kemampuan bahasa anak dimulai dari keterampilan menyimak. Sejak dilahirkan dalam proses pertumbuhan sampai empat bulan, anak tumbuh dalam pesatnya indra pendengaran yang sempurna. Melalui indra pendengar ini, anak menyerap berbagai bunyi dan suara yang tercipta di sekelilingnya. Bunyi akan ditransfer dan disimpan dalam sistem pusatnya. Menurut Montessori, indra pendengar yang sedemikian rupa menakjubkan bisa mendengarkan bunyi yang diciptakan oleh Tuhan dengan sangat indah. Setidaknya, indra pendengar ini membuat anak-anak berbeda dengan binatang yang juga memiliki indra pendengar. Perbedaannya terletak pada kemampuan indra pendengar anak lebih terpikat pada bunyi yang berupa bunyi dari alat ucap manusia daripada bunyi lainnya (Montessori, 2011). Hal ini dilakukan oleh Keluarga Bapak Idris, Bapak Heru, dan Bapak Cipto yang memiliki anak kecil. Mereka sudah mengajari keterampilan menyimak berbagai bunyi dari luar.
Keluarga Bapak Cipto mempunyai anak bernama Rois Nur Ikhsan. Dalam proses tumbuh kembangnya, Rois mengucapkan kata-kata masih deng terbata-bata, saat berbicara terkadang tidak bisa mengendalikan huruf “r”, dan terkadang cedal dalam ucapannya. Akan tetapi, logika bermain sangat aktif. .
Keterampilan menyimak membutuhkan banyak pembiasaan. Dari sinilah, anak belajar bahasa pertama kali dari bunyi-bunyi bahasa lisan yang diterima indra pendengar yang kemudian disimpan di otak pusatnya. Barang kali Rois selama tumbuh tidak begitu banyak mendapatkan komunikasi sehingga alat ucapnya belum bisa dikendalikan.
Prosesnya, saat anak sudah bisa mengucapkan kata dengan baik, pengenalan struktur kata yang terbangun atas huruf-huruf akan bisa dilakukan dengan baik. Dengan pengenalan huruf yang membangun struktur kata, anak akan memahami bahasa tulis. Pengenalan bahasa tulis dengan baik dilakukan melalui sistem kategorisasi gambar, yaitu menampilkan kata dengan gambar agar kesan konkret tercipta sehingga proses mengingat kata dan gambarnya bisa dilakukan dengan baik. Dengan ingatan tentang gambar dan kata yang baik, anak diorientasikan untuk memahami struktur kata dengan cara yang menyenangkan dan dapat dieksplorasi dengan cepat.
Keluarga Bapak Cipto dapat mengamati berbagai problem dan aktivitas yang dilakukan dengan penilaian yang berbeda dan tingkatan usia yang berbeda. Hal ini tentu diawali dari ruang keluarga bagaimana menanamkan rasa kesadaran untuk membudayakan literasi dengan baik. Kegiatan ini yang telah dilakukan oleh keluarga Bapak Heru terhadap Kemilau Setanggi Timur. Dalam aktivitas bercerita, Kemilau seolah memiliki beberapa hal penting sebagai berikut.
Pertama, Kemilau berada dalam aktivitas bercerita yang menyenangkan. Salah satu aktivitas yang tepat bagi anak adalah aktivitas yang menyenangkan. Hal yang menyenangkan bagi anak usia dini salah satunya adalah aktivitas bercerita. Oleh karena itu, Setiap kita bercerita hendaknya dilakukan dengan menarik melalui organisasi potensi gerak, imajinasi, kognitif, dan moral.
Kedua, aktivitas bercerita melatih keterampilan menyimak dan berbicara. Aktivitas bercerita merupakan aktivitas intensif dalam menyimak dan berbicara. Ketika cerita disampaikan, anak akan melakukan aktivitas mendengarkan. Pada aktivitas ini, anak-anak usia dini akan mendapatkan banyak struktur bahasa (intonasi, kata, kalimat, wacara, sampai pragmatika). Anak-anak dalam keluarga akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan dari kegiatan menyimak cerita. Proses menyimak akan diteruskan ke otak pusat, disimpan, dan dijadikan kemampuan bawah sadar anak dalam hal bahasa. Kemampuan bahasa dalam menyimak ini akan diaktualisasikan melalui kegiatan berbicara.
Ketiga, aktivitas berbicara melalui kategorisasi gambar. Aktivitas bercerita untuk anak-anak di ruang keluarga harus dilakukan dengan media gambar. Melalui media gambar, anak bisa mengembangkan imajinasinya, mendapat gambaran konkret tentang cerita, serta bisa mengidentifikasi arti bahasa. Dari sinilah, aktivitas bercerita akan membuat anak-anak melakukan kategorisasi gambar, yaitu suatu aktivitas mengidentifikasi kata melalui gambar sehingga diperoleh pemahaman semantik dan morfologisnya bahkan pragmatika dalam mengucapkan kata-kata itu.
Keempat, aktivitas bercerita itu bisa didesain dengan pengintai. Selain kategorisasi gambar, dengan aktivitas cerita yang berdasarkan pada proses pengintaian, yaitu kegiatan mengintip kata melalui gambar dan membongkar kata menjadi satuan linguistik yang (huruf, suku kata, dan kata) akan memberikan pemahaman linguistik (membaca) pada anak. Kemudian, dengan desain aktivitas bercerita pada menulis yang berbasis permainan, akan membuat anak-anak terlatih keterampilan menulis sejak awal. Dari sinilah, aktivitas bercerita dengan desain pengintai akan membuat anak-anak meningkatkan keterampilan membaca dan menulisnya.
Simpulan
Dari serangkaian aktivitas bercerita ini dapat diidentifikasi bahwa kegiatan literasi melalui aktivitas bercerita di ruang keluarga dilakukan dalam konteks (1) aktivitas anak dalam menyimak cerita yang disampaikan dengan menarik dan menyenangkan; (2) berbicara dengan menyebutkan aspek dan hal penting dalam cerita yang dipandu oleh pencerita; (3) terlibat dalam aktivitas membaca melalui media kreativitas yang diciptakan; dan (4) aktivitas menulis sederhana dari media kreativitas yang diambil dari materi cerita. Melalui aktivitas bercerita ini, anak usia dini dikondisikan untuk belajar literasi, terutama membaca dan menulis, dengan menarik dan menyenangkan sehingga anak usia dini dalam ruang keluarga akan menyukainya. Dari sinilah tujuh keluarga (subjek penelitian) yang memiliki aktivitas bercerita yang didesain sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik bahasa anak dan konsep literasi anak usia dini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam membaca dan menulis yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak.
Daftar Pustaka
Afifah, D. N., & Kuswanto, K. 2020. Membedah Pemikiran Maria Montessori Pada Pendidikan Anak Usia Dini. Pedagogi?: Jurnal Anak Usia Dini Dan Pendidikan Anak Usia Dini, 6(2), 57–67. https://doi.org/10.30651/PEDAGOGI.V6I2.4950
Montessori, M. 2011. The Absorbent Mind. Pustaka Pelajar.
Siregar, M., & dkk. 2021. Pengenalan Ecoliteracy pada Anak Usia Dini melalui Metode Bercerita. Jurnal Obsesi, 5(1), 724.
Sofie Dewayani, R. S. 2018. Saatnya Bercerita Mengenal Literasi Sejak Dini. PT Kanisius.
Wiyatun, I. I. 2022. Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Latihan Bercerita pada Anak Usia Dini. PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(03), 155–165. https://doi.org/10.31849/PAUD-LECTURA.V5I03.10680
Akhmad Solihin 08.51.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
Meningkatkan Literasi Anak PAUD melalui Bercerita Sejak Dini
Adapun kegiatan pembelajaran disekolah lembaga satuan PAUD yang dapat dilakukan selama bulan Puasa Ramadhan adalah Rangkaian Ibadah yang Khusyuk dan penuh dengan nuansa keagamaan yang lebih dalam lagi.
PAUD-AnakBermainBelajar---Umat Islam akan memasuki Bulan yang penting dan penuh rahmat yaitu Bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang sangat penuh dengan keberkahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yaitu dengan meningkatkan kualitas diri, dan mempererat tali persaudaraan. Saat Ramadan, sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya,pada bulan Ramadhan sekolah-sekolah akan melakukan berbagai keaagamaan bagi yang memeluk Agama Islam. Kegiatan ini dilakukan baik terintegrasi dalam pembelajaran dikelas maupun pada program kegiatan di luar jam belajar mengajar.
Kegiatan Ramadan dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang keutamaan Ramadan dan pentingnya menjalani ibadah puasa, membantu siswa memahami makna dan tujuan Ramadan, hingga membantu siswa membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT.
Lalu kegiatan apa saja yang bisa digelar di sekolah saat bulan Ramadan 2025? berikut menurut Google jika kita mengetik pencarian dengan kata kunci kegiatan pembelajaran di Sekolah Bulan Ramadhan.
Tadarus Al-Qur'an Bersama. Aktivitas membaca dan memahami Al-Qur'an tidak hanya sekadar melafalkan, tetapi juga merenungkan maknanya.
Kultum Harian.
Salat Berjamaah.
Muhasabah dan Doa Bersama.
Kajian Tematik.
Sholat Dhuha & Dzikir Bersama.
PAUD-Anakbermainbelajar-blog---Umat Islam akan memasuki Bulan yang penting dan penuh rahmat yaitu Bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang sangat penuh dengan keberkahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yaitu dengan meningkatkan kualitas diri, dan mempererat tali persaudaraan. Saat Ramadan, sedikit berbeda dengan hari-hari biasanya,pada bulan Ramadhan sekolah-sekolah akan melakukan berbagai keaagamaan bagi yang memeluk Agama Islam.
Kegiatan ini dilakukan baik terintegrasi dalam pembelajaran dikelas maupun pada program kegiatan di luar jam belajar mengajar.
Kegiatan Ramadan dapat meningkatkan kesadaran siswa tentang keutamaan Ramadan dan pentingnya menjalani ibadah puasa, membantu siswa memahami makna dan tujuan Ramadan, hingga membantu siswa membangun hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT.
Lalu kegiatan apa saja yang bisa digelar di sekolah saat bulan Ramadan 2025? berikut menurut Google jika kita mengetik pencarian dengan kata kunci kegiatan pembelajaran di Sekolah Bulan Ramadhan.
Tadarus Al-Qur'an Bersama. Aktivitas membaca dan memahami Al-Qur'an tidak hanya sekadar melafalkan, tetapi juga merenungkan maknanya.
Kultum Harian.
Salat Berjamaah.
Muhasabah dan Doa Bersama.
Kajian Tematik.
Sholat Dhuha & Dzikir Bersama.
Secara Rinci berikut Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah selama bulan Ramadhan.
Kegiatan Ramadhan anak TK, PAUD, dan SD akan membuat bulan puasa lebih bermakna. Anak-anak dapat menjalankan ibadah puasa dan sekaligus melakukan aktivitas positif.
30 Contoh Kegiatan Bulan Ramadhan Anak Paud, TK, dan SD 2025 – Bagi anak-anak yang masih duduk di bangku Paud, TK, maupun SD, ibadah puasa merupakan salah satu hal yang cukup memberatkan karena harus menahan lapar dan haus dalam jangka waktu tertentu.
Untuk melatih anak-anak dalam berpuasa agar tetap semangat, guru dan orang tua harus kreatif dalam mengalihkan rasa lapar, haus, dan lesu anak-anak dengan mengajak melakukan kegiatan-kegiatan seru dan produktif.
Program kegiatan Ramadhan SD, TK, dan PAUD disesuaikan jenjangnya. Kegiatan Ramadhan anak TK dan PAUD lebih mudah dari SD. Simak pilihan programnya.
Contoh Program Kegiatan Ramadhan Anak PAUD
Kegiatan pondok Ramadhan PAUd dapat diisi dengan berbagai aktivitas yang menyenangkan. Usia PAUD mesti lebih banyak diajak untuk bersenang-senang. Meski demikian, kegiatan penuh keceriaan tersebut dapat dimasukkan nilai-nilai ajaran Islam di dalamnya.
Contoh program kegiatan Ramadhan PAUD seperti berikut:
Pawai Ramadan Ceria dengan berjalan kaki di sekitar kompleks sekoleh untuk mengingatkan datangnya bulan puasa.
Belajar membaca huruf hijaiyah seperti menggunakan metode IQRO'
Menggambar poster menyambut Ramadhan
Mewarnai gambar bertema bulan puasa atau Idulfitri
Menanam tanaman dalam gelas plastik bekas air mineral
Menempel hiasan pada kertas gambar
Mengenalkan dan berlatih menghafal surah Al-Fatihah
Mengenalkan surah-surah pendek dalam juz 30 Al-Qur'an dengan melantunkan bersama-sama
Mendengarkan cerita islami
Menyimak kisah-kisah sahabat Nabi yang dikemas dengan bahasa sederhana
Mengenalkan Allah sebagai pencipta dan pengatur kehidupan.
Mengenalkan nama-nama Allah dalam asmaul husna
Mengenalkan nama-nama malaikat Allah yang diketahui
Mengajak anak berbagi cerita menarik dari pengalaman hidupnya
Mengajak anak untuk saling berbagi hadiah dengan teman-temannya dengan nominal hadiah tidak besar. Misalnya hadiah berisi makanan ringan.
Bermain peran dengan alur kisah mengenai membantu sesama yang membutuhkan
Membiasakan anak tidur siang sebagai bagian dari ajaran Islam
Melafalkan doa berbuka puasa Ramadhan
Melafalkan doa sahur puasa Ramadhan
Mengajak anak belajar dan praktik berwudu
Membersihkan kelas bersama-sama
Saat datangnya waktu makan, anak-anak diajak untuk makan bersama dalam sebuah wadah besar demi menumbuhkan kebersamaan.
Belajar doa sebelum dan sesudah makan
Belajar doa sebelum dan sesudah tidur
Membiasakan anak saling mengucap salam ketika bertemu guru, teman, orang tua, dan orang lain yang beragama Islam.
1. Belajar Memasak Takjil Menu Berbuka
Contoh kegiatan bulan ramadhan anak Paud, TK, dan SD yang pertama adalah dengan mengajak mereka untuk belajar memasak.
Selain menyenangkan, belajar memasak Menu berbuka juga sangatlah bermanfaat bagi tumbuh kembang anak seperti melatih kemandirian, mengasah keterampilan dasar yang penting dalam hidup, mengenal buah dan sayuran atau bahan makanan lainnya, membantu mengenal rasa, dan lain sebagainya.
Selain itu, belajar memasak juga dapat memberikan semangat pada anak-anak karena hasil masakan yang mereka buat dapat dijadikan sebagai reward makanan ketika berbuka.
Ada banyak sekali jenis makanan yang bisa dibuat saat belajar memasak di bulan ramadhan dari yang mudah hingga sulit.
Namun,arena yang akan diajarkan adalah anak-anak usia dini maka sebaiknya memilih menu makanan yang mudah dibuat dan disukai anak-anak seperti kue atau makanan manis lainnya.
2. Menghafal Surat-Surat Pendek Al-Quran
Seperti yang sudah diketahui oleh sebagian umat muslim bahwa bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan. Di bulan ini, kita semua dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
Bulan ramadhan dapat kamu jadikan sebagai momen untuk mengajarkan anak-anak dalam beribadah.
Kamu bisa mengajak dan mengajarkan anak-anak untuk membaca sekaligus menghafal surat-surat pendek dalam kitab suci Al-Quran.
Menghafal surat pendek Al-Quran adalah salah satu contoh kegiatan bulan ramadhan anak Paud, TK, dan SD yang seru dan bermanfaat untuk dilakukan.
Selain itu, menghafal Al-Quran juga dapat menjadi sarana bagi anak untuk mendapatkan pahala dan ridha dari Allah SWT.
Contoh Program Kegiatan Ramadhan Anak TK
Contoh kegiatan Ramadhan anak TK sebaiknya berbentuk lebih sederhana supaya mudah diterima peserta didik. Berikut ini ide untuk kegiatan Ramadhan yang dapat diberikan untuk anak TK:
Membuat kartu ucapan Ramadhan 2024
Membaca surat-surat pendek Al-Qur’an
Menempel hiasan dinding bergambar masjid
Belajar mengenal asmaulhusna
Mengisi buku kalender kebaikan selama bulan Ramadhan
Membersihkan kelas bersama-sama
Berbagi cerita seputar Ramadhan
Infak Ramadhan
Melafalkan doa berbuka puasa Ramadhan
Melafalkan doa sahur puasa Ramadhan
Belajar tentang perkara yang membatalkan puasa
Belajar tata cara salat tarawih
Belajar dan praktik berwudu
Belajar cara membantu orang tua memasak
Berbuka bersama
Membuat kartu ucapan Idulfitri
Berkunjung ke panti asuhan
Belajar menahan tidak berbicara di dalam masjid
Latihan menghafal doa masuk dan keluar masjid
Mengajak anak latihan salat fardu
Mengenalkan anak dengan ibadah sunah
Belajar doa masuk dan keluar kamar mandi
Belajar doa sebelum dan sesudah makan
Belajar doa sebelum dan sesudah tidur
Bertamu ke tokoh agama setempat untuk mendapatkan nasihat
1. Tadarus Al-Qur'an Bersama
Aktivitas membaca dan memahami Al-Qur'an tidak hanya sekadar melafalkan, tetapi juga merenungkan maknanya. Guru dapat membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil, membimbing mereka dalam membaca dengan tartil, dan menjelaskan tafsir ayat-ayat penting yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Tadarus dapat dilakukan secara rutin setiap hari sebelum atau sesudah jam pelajaran, menciptakan suasana yang tenang dan penuh berkah di lingkungan sekolah.
2. Kultum Harian
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi ilmu dan pengalaman melalui kultum singkat sebelum salat zuhur atau ashar. Kultum ini dapat berisi motivasi, kisah-kisah inspiratif, atau penjelasan tentang nilai-nilai Islam yang praktis. Guru dapat memberikan tema yang berbeda setiap hari, mendorong siswa untuk menggali informasi, dan melatih kemampuan berbicara di depan umum.
3. Salat Berjamaah
Mengintensifkan pelaksanaan salat zuhur dan ashar berjamaah di masjid atau mushola sekolah. Selain melatih kedisiplinan, salat berjamaah juga mempererat ukhuwah Islamiyah di antara siswa dan guru. Sekolah dapat menunjuk imam dari kalangan siswa yang memiliki kemampuan membaca Al-Qur'an dan pengetahuan agama yang baik.
4. Muhasabah dan Doa Bersama
Menjelang waktu berbuka puasa, adakan kegiatan muhasabah (introspeksi diri) dan doa bersama. Siswa diajak untuk merenungkan perbuatan mereka selama seharian, memohon ampunan atas kesalahan, dan berdoa untuk kebaikan diri sendiri, keluarga, serta bangsa dan negara. Suasana yang khusyuk dan penuh harap dapat menyentuh hati siswa dan membangkitkan kesadaran spiritual.
5. Kajian Tematik
Mengadakan kajian atau diskusi tentang topik-topik menarik seputar Ramadhan dan Islam. Guru dapat mengundang tokoh agama atau ahli untuk memberikan materi, atau siswa dapat mempresentasikan hasil penelitian mereka tentang tema-tema tertentu. Kajian ini dapat membahas tentang hikmah puasa, keutamaan sedekah, sejarah peradaban Islam, atau isu-isu kontemporer yang relevan dengan nilai-nilai Islam.
6. Sholat Dhuha & Dzikir Bersama
Membiasakan sholat Dhuha dan berdzikir bersama di sekolah akan menanamkan nilai-nilai religius dan kedisiplinan. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk memohon rezeki dan keberkahan dari Allah SWT.
Kegiatan-kegiatan tersebut selain sebagai penanaman nilai-nilai keagaaman yaitu Nilai yang merupakan nilai yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa juga dapat menjadi penanaman nilai sosial adalah nilai-nilai yang dianut masyarakat, baik yang bersumber dari agama maupun yang terbentuk dari kesepakatan masyarakat.
Demikian Tentang Program pembelajaran dan belajar disekolah selama Bulan Ramadhan yang dapat dilakukan untuk mengisi kegiatan selama Bulan Ramadhan untuk sekolah. Terimakasih sudah berkunjung di Blog-PAUD-Anak-BermainBelajar ini. semoga sukses selalu.
Akhmad Solihin 08.30.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
Contoh pembelajaran disekolah lembaga satuan PAUD di Bulan Ramadhan
PAUD-Anakbermainbelajar---Gerakan tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang diluncurkan Kementrian pendidikan Dasar dan menengah Jumat 27 Desember 2024.
Acara ini diselenggarakan resmi kementrian Dikdasmen langsung dengan dilakukan juga melalui kanal Youtube Acara ini akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik, termasuk:
🎶 Pengenalan:
* Album Lagu Anak dan Senam Anak Indonesia Hebat
🥳 Penampilan Hiburan:
* Drama musikal Kemah Anak Indonesia Hebat bersama Dwiki Dharmawan Light Orchestra
🌟 Penampilan Spesial:
* Mazaya & Sogi Indra Duaja
Yuk, saksikan acara inspiratif ini bersama seluruh keluarga!
Dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang sejalan dengan Asta Cita ke-4, yakni memperkuat pembangunan sumberdaya manusia.
Dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang sejalan dengan Asta Cita ke-4, yakni memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender. SDM unggul ini harus memiliki delapan karakter utama: religius, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, disiplin, mandiri, dan bermanfaat. Karakter-karakter tersebut hanya dapat terbentuk melalui pembiasaan positif yang berkelanjutan hingga akhirnya menjadi budaya. Dengan fondasi karakter yang kuat, generasi masa depan diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, unggul, dan mampu berkontribusi besar bagi bangsa.
Sebagai langkah strategis, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, meluncurkan program Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan karakter melalui pembiasaan yang sederhana namun berdampak besar. Tujuh kebiasaan tersebut meliputi: Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Gemar Belajar, Makan Sehat dan Bergizi, Bermasyarakat, serta Tidur Cepat. Setiap kebiasaan dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga untuk membentuk mental dan moral yang tangguh.
Melalui gerakan ini, anak-anak Indonesia diajak membangun kebiasaan positif sejak dini. Kebiasaan ini diharapkan menjadi pondasi kokoh bagi pembentukan karakter yang unggul, bermanfaat bagi diri sendiri, serta menjadi modal penting dalam membangun masa depan bangsa. Mari bersama kita wujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter demi Indonesia yang lebih baik!
---
Peluncuran gerakan 7 kebiasaan Anak Hebat Indonesia
1.Bangun Pagi
2.Rajin Beribadah
3.Rajin Berolahraga
4.Makan Makanan Sehat
5.Giat Belajar
6.Bermasyarakat
7.Tidur Lebih Cepat
Ikuti informasi pendidikan melalui kanal berikut:
Laman: kemdikbud.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN

GERAKAN 7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT TAHUN 2025
PAUD-Anakbermainbelajar---Untuk guru dan calon guru yang ingin mengikuti PPG dalam Jabatan beriut ini adalah langkah-langkah untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab) ini.
3 Langkah mudah Untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab):
Untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab),guru yang memenuhi syarat dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Login ke aplikasi SIMPKB
2. Klik menu "Pendaftaran PPG"
3. Pilih "PPG Dalam Jabatan
![]() |
Aplikasi SIMPKB |
.jpeg)
3 Langkah mudah Untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab)
PAUD-Anakbermainbelajar---Perubahan Kebijakan terbaru pemerintah dalam bidang pendidikan telah melahirkan beberapa perubahan terkait dengan jabatan Pendidik dan tenaga kependidikan PTK. Salah satunya dengan diberlakukannya Permenpan RB Nomor 21 Tahun 2024 Tentang Jabatan Fungsional Guru. Dalam Permenpan ini diatur tentang perubahan Jabatan Fungsional Pengawas TK dan Penilik PAUD menjadi jabatan Guru yang diberikan tugas tertentu sebagai Pendamping Satuan Pendidikan.
Dengan lahirnya permenpan ini Pemerintah dianggap telah mengambil langkah strategis dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia.
Yang menjadi poin utama dalam peraturan terbaru ini adalah penghapusan Jabatan Fungsional Pengawas TK Sekolah, Penilik PAUD, dan Pamong Belajar.
Tidak hanya itu pengawas Satuan pendidikan dan penilik, juga ada Pamong belajar yang selama ini dianggap tenaga pendidik di satuan pendidikan Nonformal juga diatur dalam jabatan guru, menjadi tenaga pendamping satuan yang diatur sesuai dengan jenjang dan jabatan yang dimilikinya.
Selain itu bahwa Permenpan RB ini juga memberikan ketentuan khusus bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional pengawas sekolah dan penilik ahli utama.
Disebutkan bahwa mereka akan tetap menduduki jabatan tersebut hingga mencapai batas usia pensiun. Adapun usia pensiun yaitu 65 tahun, atau berhenti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan.
Berikut terkait kepala satuan pendidikan juga akan diintegrasikan dalam jabatan fungsional guru. Dalam hal ini semuanya berada dalam satu nomenklatur dengan tugas tambahan sesuai penugasan yang telah ditetapkan.
Adanya peraturan ini pemerintah memastikan bahwa tidak ada tumpang tindih fungsi dalam sistem pendidikan. Pemerintah berharap tugas tersebut dapat menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengelolaan tenaga pendidikSelain itu bahwa Permenpan RB ini juga memberikan ketentuan khusus bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional pengawas sekolah dan penilik ahli utama.
Disebutkan bahwa mereka akan tetap menduduki jabatan tersebut hingga mencapai batas usia pensiun. Adapun usia pensiun yaitu 65 tahun, atau berhenti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan.
Berikut terkait kepala satuan pendidikan juga akan diintegrasikan dalam jabatan fungsional guru. Dalam hal ini semuanya berada dalam satu nomenklatur dengan tugas tambahan sesuai penugasan yang telah ditetapkan.
Adanya peraturan ini pemerintah memastikan bahwa tidak ada tumpang tindih fungsi dalam sistem pendidikan. Pemerintah berharap tugas tersebut dapat menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengelolaan tenaga pendidik.
Akhmad Solihin 10.25.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
JABATAN PENGAWAS TK DAN PENILIK PAUD DI HAPUS DIGANTI MENJADI PENDAMPING SATUAN
Ibu setuju bukan bahwa pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan? Dengan pendidikan kita akan mempelajari berbagai hal yang nantinya bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk itulah pendidikan hendaknya mulai diberikan sejak dini, yaitu ketika anak menginjak usia dini.
Sebenarnya sejak anak lahir, sebagai orang tua kita telah memberinya pendidikan sedikit demi sedikit, dimulai dari pendidikan keluarga. Namun pendidikan keluarga sifatnya tidak formal. Nantinya ketika anak menginjak usia pra sekolah (3-5 tahun), anak membutuhkan wadah khusus yang mengakomodasi pendidikan anak dalam bentuk PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini.
Baca Juga: Permainan-permainan Anak yang Merangsang Motorik Anak
Orang tua pun akan memasukkan anak ke lembaga PAUD untuk melatih anak sekolah. Lembaga PAUD sifatnya lebih formal dibanding dengan pendidikan keluarga karena melalui PAUD anak akan berinteraksi nyata dengan orang lain (guru dan teman-teman) di luar keluarga inti. Terdapat juga kurikulum yang dikemas menarik yang membuat PAUD menjadi tempat belajar yang menyenangkan.
Ingin tahu lebih dalam mengenai PAUD? Simak ulasan dibawah yuk, Ibu!
Apa itu PAUD?
PAUD merupakan sebuah wadah yang disediakan oleh pemerintah bagi balita untuk mengenal pendidikan. Di luar pendidikan rumah, PAUD merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Tempat ini menjadi pijakan awal dalam dunia pendidikan sebelum ia menempuh pendidikan-pendidikan selanjutnya.
Peran PAUD Bagi Anak
Bagi anak, dunia bermain adalah dunianya. Anak balita tidak akan pernah lepas dari bermain, disitulah kita bisa selipkan pendidikan agar ia bisa bermain sambil belajar. PAUD pun mengakomodasi hal ini.
Melalui PAUD, anak bisa mengenal dunia dengan lebih terstruktur namun tetap tak jauh dari dunia bermainnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Anak yang Mendidik
Lalu apa sebenarnya peran PAUD bagi anak? Apakah bermanfaat bagi anak?
PAUD Membuat Anak Lebih Siap Sekolah
Di usia 7 tahun anak akan menginjak dunia belajar yang sesungguhnya, yaitu sekolah dasar yang wajib bagi seluruh anak di Indonesia. Tak mudah bagi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang berbeda dengan rumah. Terlebih di sekolah dasar pendidikan yang diberikan lebih formal dan serius.
Kabar baiknya, PAUD dapat membantu anak untuk lebih siap sekolah pada waktunya nanti. Anak akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga mampu mengurangi tingkat stress.
PAUD Membantu Mengenalkan Anak pada Aktivitas yang Berstruktur
Melalui pendidikan anak usia dini, anak akan mengenal aktivitas baru yang berstruktur. Di rumah, kemungkinan anak hanya bermain mainan favoritnya seperti boneka, mobil, dan sejenisnya. Namun di PAUD, anak akan mengenal hal lain di luar aktivitas hariannya di rumah.
Kurikulum pendidikan anak usia dini dibuat sedemikian rupa agar anak mengenal berbagai keterampilan yang berguna untuk tumbuh kembangnya. Berbagai kemampuan fisik seperti berlari, berayun, menari, dan sebagainya akan dipelajari anak dengan cara yang menyenangkan.
PAUD Membantu Anak Menumbuhkan Kemampuan Sosial Emosional
Selama menempuh pendidikan anak usia dini, anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain di luar lingkungan rumahnya. Ia juga akan belajar bagaimana berkomunikasi serta bekerja sama dengan teman-teman sebayanya. Hal ini akan menumbuhkan kemampuan sosial emosional sehingga anak lebih siap menghadapi dunia yang lebih luas.
PAUD dapat Mendorong Rasa Percaya Diri Anak
Tahukan Ibu bahwa ternyata pendidikan anak usia dini sangat berperan dalam membentuk dan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Anak usia pra sekolah membutuhkan arahan untuk membangun konsep dirinya. Dan disinilah para guru PAUD memainkan perannya untuk membuat anak lebih percaya diri.
Apapun hasil karya anak, para guru biasanya tetap memberikan pujian verbal dan kalimat positif. Hal inilah yang membuat anak tidak minder terhadap dirinya.
PAUD Membantu Anak untuk Mengenal Kedisiplinan dan Mengerti Arahan
Meskipun di dalam kelas anak akan banyak mendapat peraturan yang membuatnya lebih disiplin, namun anak tetap akan enjoy karena peraturan tersebut dibuat dengan cara yang menyenangkan. Anak akan belajar mengantri, bergantian dengan temannya, mengikuti perintah guru, dan lain sebagainya. Hal ini tentu tidak bisa anak dapatkan di lingkungan rumah.
PAUD Dapat Mendorong Kemandirian Anak
Jika selama di rumah anak cenderung manja karena ada orang tua, hal ini akan berbeda ketika anak berada di PAUD. Anak akan belajar mandiri seperti makan sendiri, merawat peralatannya sendiri, serta keterampilan lain yang membuatnya lebih mandiri.
Keunggulan PAUD
Tidak semua orang tua menganggap bahwa memasukkan anak ke PAUD itu penting. Ada juga yang memilih memberikan pendidikan rumah melalui homeschooling. Hal tersebut tidak salah karena setiap orang tua memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Namun sebaiknya Ibu perlu tahu beberapa keunggulan PAUD berikut ini jika dibandingkan dengan homeschooling. Apa saja?
Lebih Mampu Mempersiapkan Mental Anak untuk Masuk Sekolah
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pendidikan anak usia dini dapat membantu anak untuk lebih siap mental menghadapi sekolah yang sesungguhnya. Hal ini karena anak sudah terbiasa untuk ‘sekolah’ dan ‘belajar’.
Lebih Mendorong Anak untuk Berinteraksi dengan Teman Sebaya
Dengan masuk PAUD, anak akan lebih terbiasa untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Ia akan lebih mudah bersosialisasi serta menumbuhkan kemampuan sosial emosinya.
Biaya Lebih Terjangkau
Bila dibandingkan dengan homeschooling, biaya PAUD lebih murah karena Ibu tidak perlu membeli perlengkapan dan peralatan untuk menunjang homeschooling. Meskipun hanya di rumah, namun fasilitas yang dibutuhkan untuk homeschooling lebih banyak sehingga biaya pun lebih besar.
Kriteria Pemilihan PAUD
Ada berbagai jenis pendidikan anak usia dini yang ditawarkan oleh berbagai lembaga. Ada yang berbasis montessori, alam, agama, dan lain-lain. Ibu perlu memilih dan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memasukkan anak ke PAUD.
Baca Juga: Anak Masih Ngompol? Lakukan Cara-Cara Berikut!
Apa saja kriteria pemilihan PAUD?
Pilih Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Anak
Penting bagi Ibu untuk memilih pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ibu tentunya paling tahu kurikulum seperti apa yang dibutuhkan anak untuk berkembang dengan maksimal.
Pilih Lingkungan PAUD yang Memadai
Ibu juga perlu memilih PAUD yang lingkungannya masih alami dan bersih. Nantinya anak akan banyak menghabiskan waktu untuk bermain disana, oleh karena pemilihan lingkungan harus diperhatikan.
Pastikan Guru Berkompeten
Pastikan juga guru di PAUD memiliki kompetensi yang memadai untuk membimbing anak-anak. Sabar dalam menghadapi anak-anak merupakan syarat utama guru di PAUD.
Biaya Sesuai Kemampuan
Terakhir, Ibu juga perlu memastikan bahwa biaya masuk PAUD yang dipilih sudah sesuai dengan kemampuan. Biaya yang terjangkau akan memudahkan Ibu dalam pembiayaan.
So, sudah ada gambaran kan Ibu tentang PAUD? Sekali lagi, memasukkan anak ke PAUD atau tidak merupakan pilihan masing-masing orang tua. Yang terpenting Ibu sudah tahu seluk beluk PAUD yang akan menjadi pertimbangan Ibu untuk pendidikan anak.
Akhmad Solihin 08.38.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
Mengenal Keunggulan PAUD dan Cara Memilih Sekolah PAUD yang Tepat
PAUD Anakbermainbelajar---Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika
Menyukai sebuah pelajaran tidak bisa dilakukan dengan instan, apalagi matematika. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua agar anak jadi lebih suka dengan pelajaran tersebut.
1. Masukkan Matematika ke Dalam Aktivitas Sehari-hari
Seorang Profesor Pendidikan Matematika di Curry School of Education and Human Development Universitas Virginia, Amerika Serikat, Robert Berry, menyarankan hal ini.
“Memasak cocok dengan matematika karena mengikuti resep memerlukan pemikiran tentang proporsi dan penggunaan pecahan. Bicara tentang skor olahraga, waktu, dan harga juga cara mudah lainnya untuk membantu anak-anak membuat koneksi nyata dengan matematika,” katanya.
Jadi, orang tua harus terus mendorong anak untuk memecahkan masalah yang melibatkan matematika di luar sekolah. Misalnya, saat berbelanja bersama, minta dia menghitung harga empat kaleng susu miliknya atau harga barang yang sudah didiskon.
2. Ajak Anak Mengukur Benda-Benda di Sekitarnya
Pakar matematika di Cluey Learning, Australia, Karen McDaid, mengatakan bahwa memahami pengukuran dan skala dapat membantu anak mengembangkan keterampilan estimasi. Kegiatan sederhana ini menyenangkan dan mudah.
Kamu bisa mengajak anak untuk membandingkan tinggi badan anggota keluarga untuk memperkenalkan bahasa pengukuran. Tanyakan siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih pendek.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan balok untuk mengukur benda. Lalu, kamu bisa mengajak anak untuk mengukur berapa blok tinggi boneka kesayangannya atau berapa blok panjang mobil-mobilan yang selalu dimainkannya.
3. Bermain dengan Anak
Matematika lebih dari sekedar angka. Jadi, memainkan permainan dengan anak akan mendorong keterampilannya memahami konsep matematika. Selain itu, permainan membuat matematika menjadi lebih menyenangkan.
Menurut Robert, permainan seperti ular tangga, candy land, dan permainan dadu dapat membantu anak-anak melakukan subitisasi atai mengenali besaran tanpa harus menghitung dan menguraikan angka dengan menunjukkan mana angka yang lebih besar dan lebih kecil.
Keterampilan informal yang diperoleh anak-anak dari bermain permainan ini dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman matematika.
4. Jangan Menjelek-jelekkan Matematika
Banyak orang tua menceritakan kepada anak betapa bencinya mereka dengan pelajaran matematika di sekolah. Menurut para ahli di greatschools.org, hal ini sebaiknya tidak dilakukan.
“Ini dapat menyebabkan kecemasan terhadap matematika, yang sayangnya menular. Bantu anak meningkatkan kesukaan mereka terhadap matematika dengan menunjukkan bahwa orang tua percaya diri ketika menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti menghitung uang, memperkirakan biaya pembelian, atau menghitung pengembalian pajak,” jelas mereka.
Perubahan kecil dalam cara orang tua berbicara tentang matematika dapat membuat perbedaan dan bahkan membuat anak tertarik pada mata pelajaran tersebut.
5. Fokus pada Logika, Bukan Benar atau Salah
Saat memeriksa hasil pekerjaan anak untuk soal matematika, orang tua biasanya lebih fokus pada jawaban yang salah. Ini sebenarnya masuk akal karena kita pasti ingin anak berkembang dan belajar dari kesalahannya.
Namun, jangan bertujuan mencari kesempurnaan. Sebaiknya, alihkan fokus ke logika dan cobalah lebih tertarik pada bagaimana anak bisa mendapatkan jawaban dari soal-soal tersebut.
Hal ini akan membuat anak merasa dihargai karena merasa orang tua memperhatikan usahanya dalam mengerjakan soal matematika, bukan hanya melihat benar atau salah.
6. Jangan Kritik Anak saat Melakukan Kesalahan
Cara lain yang bisa dilakukan orang tua agar anak lebih menyukai pelajaran matematika adalah dengan tidak mengkritiknya jika dia melakukan kesalahan.
Menurut Professor Emeritus of Mathematics, Patricia Kenschaft, dari Montclair State University, New Jersey, Amerika Serikat, orang pasti mendapat jawaban yang salah saat mengerjakan matematika.
“Siswa saya selalu terkejut ketika mereka mengetahui saya melakukan kesalahan. Mereka tampak terkejut karena saya senang saat mereka menyadarinya, tetapi saya mengajari mereka bahwa penting untuk menerima saat kamu salah,” jelasnya.
Jadi, sebaiknya jangan mengkritik anak ketika mereka melakukan kesalahan dan jika orang tua yang melakukan kesalahan saat mengajari anak, katakan 'Oh, terima kasih sudah mengingatkan!'

Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika
PAUD-AnakBermain-Belajar-Blog---Jika kita melihat Trend Key word (kata kunci) pencarian Google tentang PAUD,akhir-akhir ini, hal yang sangat banyak ditanyakan tentang PAUD adalah tentang kurikulum berupa pertanyaan: "Sekarang PAUD menggunakan kurikulum apa?"
Hal ini mencerminkan pertanyaan Sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki anak usia dini dan ingin memasukan anaknya dalam program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jadi apakah jawaban yang paling relevan dan mendekati tentang kurikulum PAUD ini adalah
"Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Institusi pendidikan, termasuk PAUD harus mengikuti Kurikulum 2013 yang disusun oleh pemerintah."
Tetapi sesuai dengan pencanangan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional, tentang kurikulum, bahwa dipastikan penggunaan kurikulum PAUD yang mengarah pada kurikulum merdeka sudah diberlakukan sejak bulan Juli Tahun 2024.
Kurikulum Merdeka yang secara umum telah dikembangkan sejak 2020, kemudian diterapkan dan dievaluasi secara bertahap sejak 2021. Saat ini sudah lebih dari 300 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia yang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.
