PAUD Anakbermainbelajar---Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika
Menyukai sebuah pelajaran tidak bisa dilakukan dengan instan, apalagi matematika. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua agar anak jadi lebih suka dengan pelajaran tersebut.
1. Masukkan Matematika ke Dalam Aktivitas Sehari-hari
Seorang Profesor Pendidikan Matematika di Curry School of Education and Human Development Universitas Virginia, Amerika Serikat, Robert Berry, menyarankan hal ini.
“Memasak cocok dengan matematika karena mengikuti resep memerlukan pemikiran tentang proporsi dan penggunaan pecahan. Bicara tentang skor olahraga, waktu, dan harga juga cara mudah lainnya untuk membantu anak-anak membuat koneksi nyata dengan matematika,” katanya.
Jadi, orang tua harus terus mendorong anak untuk memecahkan masalah yang melibatkan matematika di luar sekolah. Misalnya, saat berbelanja bersama, minta dia menghitung harga empat kaleng susu miliknya atau harga barang yang sudah didiskon.
2. Ajak Anak Mengukur Benda-Benda di Sekitarnya
Pakar matematika di Cluey Learning, Australia, Karen McDaid, mengatakan bahwa memahami pengukuran dan skala dapat membantu anak mengembangkan keterampilan estimasi. Kegiatan sederhana ini menyenangkan dan mudah.
Kamu bisa mengajak anak untuk membandingkan tinggi badan anggota keluarga untuk memperkenalkan bahasa pengukuran. Tanyakan siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih pendek.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan balok untuk mengukur benda. Lalu, kamu bisa mengajak anak untuk mengukur berapa blok tinggi boneka kesayangannya atau berapa blok panjang mobil-mobilan yang selalu dimainkannya.
3. Bermain dengan Anak
Matematika lebih dari sekedar angka. Jadi, memainkan permainan dengan anak akan mendorong keterampilannya memahami konsep matematika. Selain itu, permainan membuat matematika menjadi lebih menyenangkan.
Menurut Robert, permainan seperti ular tangga, candy land, dan permainan dadu dapat membantu anak-anak melakukan subitisasi atai mengenali besaran tanpa harus menghitung dan menguraikan angka dengan menunjukkan mana angka yang lebih besar dan lebih kecil.
Keterampilan informal yang diperoleh anak-anak dari bermain permainan ini dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman matematika.
4. Jangan Menjelek-jelekkan Matematika
Banyak orang tua menceritakan kepada anak betapa bencinya mereka dengan pelajaran matematika di sekolah. Menurut para ahli di greatschools.org, hal ini sebaiknya tidak dilakukan.
“Ini dapat menyebabkan kecemasan terhadap matematika, yang sayangnya menular. Bantu anak meningkatkan kesukaan mereka terhadap matematika dengan menunjukkan bahwa orang tua percaya diri ketika menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti menghitung uang, memperkirakan biaya pembelian, atau menghitung pengembalian pajak,” jelas mereka.
Perubahan kecil dalam cara orang tua berbicara tentang matematika dapat membuat perbedaan dan bahkan membuat anak tertarik pada mata pelajaran tersebut.
5. Fokus pada Logika, Bukan Benar atau Salah
Saat memeriksa hasil pekerjaan anak untuk soal matematika, orang tua biasanya lebih fokus pada jawaban yang salah. Ini sebenarnya masuk akal karena kita pasti ingin anak berkembang dan belajar dari kesalahannya.
Namun, jangan bertujuan mencari kesempurnaan. Sebaiknya, alihkan fokus ke logika dan cobalah lebih tertarik pada bagaimana anak bisa mendapatkan jawaban dari soal-soal tersebut.
Hal ini akan membuat anak merasa dihargai karena merasa orang tua memperhatikan usahanya dalam mengerjakan soal matematika, bukan hanya melihat benar atau salah.
6. Jangan Kritik Anak saat Melakukan Kesalahan
Cara lain yang bisa dilakukan orang tua agar anak lebih menyukai pelajaran matematika adalah dengan tidak mengkritiknya jika dia melakukan kesalahan.
Menurut Professor Emeritus of Mathematics, Patricia Kenschaft, dari Montclair State University, New Jersey, Amerika Serikat, orang pasti mendapat jawaban yang salah saat mengerjakan matematika.
“Siswa saya selalu terkejut ketika mereka mengetahui saya melakukan kesalahan. Mereka tampak terkejut karena saya senang saat mereka menyadarinya, tetapi saya mengajari mereka bahwa penting untuk menerima saat kamu salah,” jelasnya.
Jadi, sebaiknya jangan mengkritik anak ketika mereka melakukan kesalahan dan jika orang tua yang melakukan kesalahan saat mengajari anak, katakan 'Oh, terima kasih sudah mengingatkan!' Akhmad Solihin 21.23.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika
PAUD-AnakBermain-Belajar-Blog---Jika kita melihat Trend Key word (kata kunci) pencarian Google tentang PAUD,akhir-akhir ini, hal yang sangat banyak ditanyakan tentang PAUD adalah tentang kurikulum berupa pertanyaan: "Sekarang PAUD menggunakan kurikulum apa?"
Hal ini mencerminkan pertanyaan Sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki anak usia dini dan ingin memasukan anaknya dalam program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jadi apakah jawaban yang paling relevan dan mendekati tentang kurikulum PAUD ini adalah
"Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Institusi pendidikan, termasuk PAUD harus mengikuti Kurikulum 2013 yang disusun oleh pemerintah."
Tetapi sesuai dengan pencanangan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional, tentang kurikulum, bahwa dipastikan penggunaan kurikulum PAUD yang mengarah pada kurikulum merdeka sudah diberlakukan sejak bulan Juli Tahun 2024.
Kurikulum Merdeka yang secara umum telah dikembangkan sejak 2020, kemudian diterapkan dan dievaluasi secara bertahap sejak 2021. Saat ini sudah lebih dari 300 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia yang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sekarang PAUD menggunakan kurikulum apa ?
PAUD-Anakbermainbelajar-blog---Pembelajaran pada anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak, kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama serta seni secara optimal, agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia utuh sesuai dengan falsafah bangsa. Hasil belajar tersebut dapat berupa ketrampilan motoriK atau “psikomotorik” yang dapat diperoleh melalui pembelajaran gerak lagu dan seni tari yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni. Landasan konseptual pendidikan seni adalah Pendidikan kesenian merupakan Pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik yang diharapkan dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun rohani.
Pendidikan seni berupaya untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak. Pendidikan seni untuk anak usia dini tidak bisa disamakan dengan pendidikan seni untuk orang dewasa, karena perbedaan karakter fisik, psikologis,mental dan fungsinya. Hal ini penting dipahami sebagai dasar dalam melakukan evaluasi dan menentukan standar nilai estetik dari hasil dan proses anak dalam berkarya seni.
Terkait dengan pembelajaran seni di PAUD khususnya untuk anak usia dini yang berhubungan dengan keterampilan fsikomotorik, afektif dan kognitif dengan kegiatan bermain dapat diimplementasikan dalam pembelajaran gerak dan lagu serta pembelajaran seni tari. Pendidikan seni tari pada anak usia dini berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri melalui gerak, kemampuan persepsi, pengetahuan, pemahaman artistik dan estetik anak, serta mengembangkan mengembangkan kemampuan mengapresiasi keragaman seni sebagai pembentukan sikap menghargai kesenian. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran gerak tari serta pembelajaran seni tari dasar untuk mengembangkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Baca : juga Perkembangan Gerakan Motorik Anak Usia Dini di sini
Pembelajaran gerak dasar tari bagi anak sewajarnya diselaraskan dengan kemampuan anak, tahap perkembangan jiwa anak, dan lingkungan hidup mereka sehari-hari. Jika kita menyusun bahan pembelajaran gerak dasar tari tanpa menghiraukan aspek-aspek yang menjadi ciri utama keadaan jasmani dan rohani anak tersebut, kemungkinan besar tujuan utama pelajaran pendidikan seni tari tidak akan tercapai. Demikian juga dengan target yang ingin dicapai dari pelajaran praktik gerak dasar tari akan terhambat.
Beberapa hambatan yang akan dialami oleh anak-anak diantaranya ialah mereka sulit memperagakan atau melakukan gerak dasar tari yang telah diajarkan. Akibatnya, mereka kurang antusias belajar dan semangatnya justru semakin berkurang. Selain itu, hal tersebut juga membuat mereka tieak percaya diri sehingga mereka tidak merasa bebas dalam mengungkapkan kreativitasnya. zUntuk mengatasi hambatan yang merugikan anak dan berakibat gagalnya pencapaian pembelajaran grak dasar tari ini, seyogyanya kita tidak mengabaikan permasalahan tersebut.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, pada tahap awal mengajar upayakan agar tidak menirukan sejumlah perbendaharaan sikap dan gerak tari daerah serta ragamnya yang telah baku. pencapaian pengajaran bukan menuntut agar siswa memperagakan aetepat-tepatnya sejumlah sikap dan gerak dasar yang terikat norma-norma estetika tari daerah yang sudah baku. Artinya bahan pelajaran tersebut perlu dipandang secara kreatif, tidak dianggap secara ketat , dan perlu mempertimbangkan beberapa hal yang disebutkan di atas.
Oleh karena itu, sebaiknya sampaikan sejumlah bahan praktik yang mengarah kepada latihan-latihan gerak tubuh terlebih dahulu upayakan mereka dapat mengekspresikan seluruh tubuhnya, sebab perlu dipahami bahwa tubuh sebagai alat ekspresi. Dengan demikian susunlah bahan pelajaran yang menitikberatkan kepada hal-hal berikut:
- Belajar cara menggerakan setiap bagian anggota tubuh sampai seluruh gerakan berirama;
- Belajar memanfaatkan gerak-geraknya yang berirama tersebut dalam ruang, dan;
- Belajar cara memanfaatkan gerak tersebut sebagai media untuk mengekspresikan pengalaman dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari seperti bermain, bergerak, dan berirama.
- Anak akan terlatih menggerakan setiap anggota tubuh sampai seluruh tubuhnya
- Anak akan berlatih mengungkapkan gerak-geraknya yang berirama
- Anak akan terlatih memanfaatkan gerak-gerak yang berirama dalam ruang
- Anak akan berlatih memanfaatkan gerak-gerak yang berirama sebagai wujud dari pengalaman dan imajinasinya.
- Anak akan merasa senang karena pengalaman yang betul-betul baru dan dekat dengannya, sehingga tidak membuat dirinya terbebani di luar batas kemampuannya dan membuat anak terpaksa jiwa raganya untuk aktif.
2. Pengertian Gerak
Dalam menggunakan konsep gerak dapat digunakan empat macam bentuk:
- Konsep gerak dalam bentuk dasar
- konsep gerak dalam bentuk pola
- konsep gerak dalam bentuk koreografi
- konsep gerak dalam bentuk reflek atau eksplor
Akhmad Solihin 09.08.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
MENGENAL GERAK DASAR TARI YANG SESUAI PADA ANAK PAUD
PAUD Anakbermainbelajar-Blog--- Awal Tahun pelajaran baru telah dimulai dengan kegiatan awal berupa Masa Pengenalan sekolah (MPLS).
Transisi PAUD ke Sekolah Dasar menjadi masa yang penting bagi anak-anak. Mereka akan masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi sekaligus masuk pada lingkungan baru. Sekolah perlu menyiapkan agar masa MPLS bagi peserta didik baru yang secara psikologis juga memasuki jenjang sekolah dengan struktur pembelajaran yang berbeda. Pelibatan orang tua dalam masa MPLS sangat penting untuk kesuksesan adaptasi anak.
Memahami Tujuan MPLS
Sebelum merancang kegiatan MPLS, penting untuk memahami tujuan utamanya. MPLS bukan hanya sekadar orientasi, tetapi juga momen penting untuk membangun fondasi yang kuat bagi siswa baru. Tujuan utama MPLS adalah membantu siswa mengenal lingkungan sekolah, membiasakan diri dengan jadwal dan kegiatan sekolah, serta mengenal guru dan staf. Selain itu, MPLS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Adaptasi ketrampilan sosial sangat prioritas bagi transisi anak dari PAUD ke SD.
Perencanaan yang matang adalah kunci untuk menyelenggarakan MPLS yang sukses. Sekolah perlu membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas pelaksanaan MPLS. Tim ini harus terdiri dari guru, staf, dan siswa lama/kelas atas yang terlatih untuk membimbing siswa baru khususnya untuk menemani masa transisi. Langkah pertama dalam perencanaan adalah menyusun jadwal kegiatan yang jelas dan terstruktur. Kegiatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan siswa tanpa membuat mereka merasa terbebani atau stres. Kebiasaan-kebiasaan di PAUD seperti belajar sambil menyanyi dan bermain penting dilakukan pada fase adaptasi MPLS.
Kegiatan yang Edukatif dan Menyenangkan
Kegiatan selama MPLS harus bersifat edukatif dan menyenangkan. Kegiatan tersebut dapat mencakup berjalan keliling sekolah, pengenalan fasilitas, sesi informasi tentang aturan dan norma sekolah, serta berbagai permainan dan aktivitas yang mendukung interaksi sosial. Permainan dan aktivitas kelompok dapat membantu siswa baru merasa lebih nyaman dan terintegrasi dengan teman-teman baru mereka. Pastikan juga untuk menyertakan sesi perkenalan dengan guru dan staf, sehingga siswa merasa lebih dekat dan lebih mudah untuk berkomunikasi. Mempertimbangkan transisi pembelajaran dari PAUD ke SD menjadi penting.
Perpeloncoan atau praktik-praktik yang merendahkan martabat siswa baru harus dihindari sepenuhnya. Perpeloncoan tidak hanya merusak tujuan MPLS, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis dan menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi siswa. Sekolah harus memiliki kebijakan tegas terhadap perpeloncoan dan memastikan bahwa semua pihak, termasuk siswa senior, guru, dan staf, memahami dan mematuhi kebijakan tersebut. Apalagi bagi jenjang Sekolah Dasar, transisi dari PAUD ke SD harus dalam situasi yang menyenangkan.
Lingkungan yang inklusif adalah lingkungan yang menerima dan menghargai perbedaan. Sekolah harus memastikan bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan MPLS. Ini berarti memberikan perhatian khusus kepada siswa dengan kebutuhan khusus atau siswa yang mungkin menghadapi tantangan tertentu dalam beradaptasi. Membentuk kelompok yang beragam selama aktivitas MPLS dapat membantu menciptakan rasa kebersamaan dan menghargai perbedaan. Selain itu, para siswa juga perlu dipahamkan, bahwa segala tidak bullying dan kekerasan adalah dilarang, baik secara fisik, verbal, maupun digital. Anak-anak juga belajar saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lain sejak mereka pertama kali sekolah.
Melibatkan orang tua dalam MPLS dapat membantu memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga. Sekolah dapat mengadakan sesi pertemuan dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang kegiatan MPLS dan tujuan-tujuannya. Ini juga merupakan kesempatan bagi orang tua untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah dan staf pengajar. Melibatkan orang tua dapat memberikan rasa aman tambahan bagi siswa baru, karena mereka tahu bahwa orang tua mereka juga mendukung dan terlibat dalam proses adaptasi mereka. Apalagi adaptasi ini bertransformasi dari PAUD ke SD.
Kesehatan dan keamanan siswa harus menjadi prioritas utama selama MPLS. Informasi antar jemput, dan pusat informasi sekolah terkait penjemputan harus diupayakan. Dalam hal sarana dan prasarana, merespon situasi seperti sekarang yang cuacanya kadang tidak menentu, sekolah harus memperhatikan berbagai kemungkinan, serta menyiapkan fasilitas kesehatan dan sarana prasarana pendukung, seperti penyediaan fasilitas cuci tangan yang memadai. Selain itu, pastikan bahwa lingkungan fisik sekolah aman dan bebas dari potensi bahaya. Selalu ada staf yang siap membantu dan ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) jika ada siswa yang membutuhkan bantuan medis, serta ada guru yang menjadi rujukan jika ada mengalami kesulitan selama kegiatan.
Mempersiapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang aman dan nyaman bagi anak memerlukan perencanaan yang matang, apalagi adaptasi pada masa transisi PAUD ke SD. MPLS sudah seharuanya merupakan kegiatan yang edukatif dan menyenangkan, serta lingkungan yang inklusif dan bebas dari perpeloncoan. Dengan melibatkan orang tua, mengutamakan kesehatan dan keamanan, serta menyediakan dukungan lanjutan, sekolah dapat menciptakan pengalaman MPLS yang positif dan bermanfaat bagi siswa baru. Implementasi yang baik dari MPLS akan membantu siswa merasa lebih nyaman, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di lingkungan sekolah yang baru.
Kegiatan MPLS di satuan PAUD mulai sejak masa persiapan penerimaan peserta didik baru sampai pada tahapan kegiatan MPLS hingga puncaknya pada kegiatan puncak MPLS. Beragam kegiatan MPLS Yang dilakukan satuan PAUD hingga puncaknya. Untuk lebih mempertajam puncak pengenalan sekolah beserta lingkungan, karakteristik dan potensi kearifan lokal lingkungan sekolah.
Kegiatan Puncak MPLS PAUD
Contoh kegiatan Puncak MPLS
Akhmad Solihin 07.18.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
MPLS Masa Pengenalan Sekolah PAUD Bermakna
PAUD-Anakbermainbelajar--Pendidikan Agama di PAUD. dalam Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini -Pada tahun-tahun awal tersebut anak mempunyai masa peka (sensitive periods). Masa peka dapat digambarkan sebagai situasi atau waktu perkembangan pembawaan atau potensi yang dimiliki anak.
Pemerintah harus lebih memperhatikan dunia anak-anak. Mereka butuh diperhatikan. Anak didik adalah generasi masa depan yang akan menjadi agen perubahan bangsa Indoensia menuju lebih baik, terutama dalam bidang moral bangsa.
Saat ini di kalangan elite negara korupsi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan politik, padahal korupsi sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Secara umum kini begitu banyak remaja bertingkah laku tidak sesuai dengan norma agama dan sosial.
Semua itu adalah efek dari kelalaian pendidik dalam mengembangkan fitrah pertama anak didik, yaitu fitrah iman semenjak dini. Dalam masa perkembangan anak usia dini telah mencapai tahap keemasan atau biasanya disebut dengan golden age.
Masa keemasan anak tentu harus dimanfaatkan dengan baik, terutama sebagai penanaman moral dan budi pekerti anak didik semenjak dini. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini menjadi sangat urgen dalam membentuk akhlak terpuji.
Pada masa perkembangan anak usia dini itulah penentuan kepribadian setelah dewasa nanti. Oleh sebab itu, perlu pendidikan anak usia dini (PAUD) berbasis spiritual.
Untuk menyajikan pendidikan usia dini yang berbasis spiritual membutuhkan kesadaran setiap pendidik tentang fitrah anak didik yang harus dikembangkan.
Hal tersebut berdasarkan pendapat filsuf Maria Montessori, yaitu tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa sangat formatif dan merupakan masa yang paling penting secara fisik maupun mental.
Pada tahun-tahun awal tersebut anak mempunyai masa peka (sensitive periods). Masa peka dapat digambarkan sebagai situasi atau waktu perkembangan pembawaan atau potensi yang dimiliki anak.
Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila tidak diberi kesempatan untuk berkembang tepat pada waktunya. Fitrah adalah sesuatu yang telah ditanamkan oleh Tuhan sejak lahir.
Menurut Anwar Sutoyo dalam buku yang berjudul Bimbingan dan Konseling Islami, fitrah sebagai unsur-unsur yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Unsur tersebut mencakup jasmani, rohani, nafsu, dan iman.
Fitrah pertama yang harus dikembangkan dalam diri anak usia dini adalah fitrah iman. Dasar dari segala hasil dan upaya semua aspek kehidupan anak pada tahap selanjutnya adalah fitrah iman.
Jika iman anak semenjak kecil diabaikan, tidak mengherankan kelak ketika dewasa akan membuahkan anak yang tidak bermoral. Perlu diingat bahwa pembawaan manusia sejak lahir adalah suci, bersih, berperilaku positif, dan lebih ke hal-hal yang positif.
Semua itu merupakan aktualisasi dari fitrah iman yang diberikan Tuhan kepada setiap anak. Jika ada anak yang berperilaku menyimpang, sebenarnya anak itu mengingkari fitrahnya sendiri. Hal ini bisa disebabkan kesalahan dalam mendidik anak sejak dini.
Orang tua dan guru anak usia dini harus bisa bekerja sama dalam mendidik dan membimbing fitrah iman anak. Penting kiranya menerapkan iman dalam setiap pembelajaran bagi anak usia dini sebagai bekal atau benteng anak agar memperoleh karakter yang saleh.
Pendidik atau guru juga harus bisa memberikan contoh yang baik. Selanjutnya adalah memberikan motivasi agar anak didik berkembang sesuai dengan harapan. Dan terakhir, materi yang diberikan harus bisa mendorong anak untuk berkembang.
Salah satunya dengan memberikan pembelajaran iman sebagai pengembangan fitrah pertama yang dimiliki anak didik. Inilah yang disebut tiga pilar sesuai pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan.
Tiga pilar itu adalah ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani. Sistem yang dipakai adalah sistem “among” dengan maksud memberi kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, kedamaian, kesesuaian dengan keadaan, dan hindari perintah dan paksaan.
Sistem ini mendidik anak menjadi manusia merdeka batinnya, pikirannya, dan tenaganya, serta dapat mencari pengetahuan sendiri. Metode dengan tiga pilar tersebut memberikan dorongan dan relevansi yang berkaitan dengan sistem pembelajaran berbasis spiritual.
Mengingat fitrah anak didik yang membutuhkan bantuan untuk dikembangkan semenjak dini, pendidikan anak usia dini menjadi salah satu tempat pendidikan yang cocok bagi tumhuh kembang anak.
Melalui pendidikan anak usia dini diharapakan anak didik ketika dewasa mempunyai kepribadian dan pengetahuan yang mumpuni sesuai dengan tahapannya. Jika di setiap desa terdapat lembaga PAUD, tentu akan mempermudah orang tua mendapatkan sekolah usia dini bagi anak-anaknya.
Selain tempatnya terjangkau, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan usia dini semakin tinggi. Hemat saya adalah pemerintah harus memberikan dorongan pemahaman urgensi nilai-nilai religiositas bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini.
1. Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan yang diajarkan dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak dan juga kecerdasan anak. Pendidikan agama
merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan tentang agama. Dalam rangka memberikan pengetahuan tentang agama ada beberapa komponen yang penting agar pendidikan agama dapat tersampaikan yaitu materi dan metode penyampaian.
Materi pendidikan tersebut meliputi :
a. Pendidikan aqidah pada anak
1) Seperti mendiktekan kalimat tauhid
2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah SWT
3) Menanamkan kecintaan anak pada nabi Muhammad Saw
b. Pendidikan ibadah pada anak
1) Pembinaan shalat
2) Pembinaan ibadah puasa
3) Pembinaan zakat
4) Pembinaan mengenai ibadah haji
c. Pendidikan akhlak pada anak
1) Pembinaan budi pekerti
2) Pembinaan bersikap jujur
3) Pembinaan menjaga rahasia
Sedangkan metode yang disampaikan dalam mendidik agama :
pada anak adalah dengan metode keteladanan dan pembiasaan. Artinya dengan pendidikan agama yang
mencakup pendidikan keluarga dan sekolah tentunya juga membutuhkan metode keteladanan dan pembiasaan agar secara tujuan pendidikan anak usia 6-12 tahun tersampaikan.
2. Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk dilakukan dikarenakan pendidikan anak usia 6-12 tahun adalah sebuah langkah awal untuk menuju pendidikan agama secara utuh yakni pada pembentukan akhlak. Pembentukan akhlak merupakan sebuah tujuan akhir dalam pendidikan agama. Akhlak menjadi hal yang paling penting dalam agama karena dengan akhlak manusia akan menjadi lebih sempurna. Pada anak usia 6-12 tahun akhlak anak sebagai batu pijakan untuk melangkah ke tingkat remaja. Ketika pada usia tersebut anak telah terdidik untuk melakukan akhlak yang baik, maka pada usia remaja anak tersebut sulit untuk meninggalkan hal-hal yang baik dan sulit bagi dia untuk melakukan kejahatan. Metode yang digunakan dalam pembentukan akhlak pada anak usia 6-12 tahun adalah dengan metode teladan dan pembiasaan. Sehingga dari metode tersebut akan berpengaruh pada segi social, religi dan juga seni budaya.
Kesimpulan
Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan yang diajarkan dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak dan juga kecerdasan anak. Pendidikan agama merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan tentang agama.
PENDIDIKAN AGAMA DI PAUD : Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini
PAUD-ANAK Bermain-belajar---Mengenal Digital Parenting, Pola Asuh di Era Digital agar Anak Menjadi Generasi Emas.
Di Era digital yang penuh dengan dimensi perkembangan teknologi Digital ini, yang menimbulkan sejumlah persoalan dan tantangan bagi kita selaku orang tua dalam pola pengasuhan anak. lengah sedikit saja, anak bisa menjadi korban dampak negative teknologi salahsatu misalnya anak dapat kecanduan handphone (HP) yang berujung pada masalah mental, seperti gangguan tidur, tantrum, dan masalah s.osialiasi anak yang menjadi pribadi tertutup dan rendah diri.
Menjauhkan anak dari HP serta teknologi digital juga bukan merupakan solusi terbaik. Bagaimanapun, orangtua tak terlepas pula dari HP di era digital. Selama orangtua memakai HP/smart Phone dan gatget lainnya, anak akan penasaran ingin mencobanya.
Untuk mengatasi masalah itu, orangtua dapat menerapkan pola asuh digital parenting. Pola asuh ini juga dapat melindungi anak-anaknya dari risiko paparan konten negatif yang beredar.
PENGERTIAN DIGITAL PARENTING
Digital parenting atau pengasuhan digital merupakan pengasuhan yang memberikan Batasan yang jelas kepada anak tentang hal-hal yang boleh maupun yang tidak boleh dilakukan pada saat menggunakan perangkat digital.
Digital parenting sendiri adalah merupakan suatu pola asuh inovatif di era serbadigital. Dengan digital parenting, orangtua memberikan pengetahuan kepada anak Orangtua juga membimbing serta mengawasi anak saat mengakses HP dan internet.
Berikut Hal-hal penting yang dapat dipraktikkan orangtua saat menerapkan digital parenting :
1. Hindarkan anak dari mengakses konten yang tak sesuai ajaran moral
Sebagai orangtua, Anda memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk moralitas anak. Oleh karena itu, Anda perlu memberikan pengetahuan kepada anak terkait konten apa saja yang tidak boleh diakses karena tidak sesuai dengan nilai moral, seperti kekerasan, bahasa kasar, seksual, atau kebencian dari jangkauan anak. Dengan memberikan pemahaman, Anda pun secara langsung menghindarkan anak paparan konten negatif. Jangan lupa, selalu awasi anak saat mereka mengakses HP. Saat mereka tiba-tiba mengakses konten negatif, segera beri pemahaman kenapa konten yang sedang mereka buka tidak baik bagi anak.
2. Ajarkan untuk laporkan konten negatif
Selain memberi pemahaman dan menghindarkan anak dari mengakses konten negatif, Anda juga bisa mengajarkan anak untuk melaporkan konten tersebut. Hal ini akan membantunya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Anak juga akan semakin peka terhadap konten yang tidak pantas atau merugikan. Selain itu, berikan juga pemahaman bahwa melaporkan konten negatif bukanlah tindakan yang salah atau mengadu-domba, melainkan tindakan untuk menjaga keamanan dalam komunitas digital.
3. Gunakan aplikasi parental control untuk batasi akses digital anak
Tak sekadar memberikan pemahaman, orangtua juga dapat melakukan langkah preventif dengan menggunakan aplikasi parental control. Aplikasi itu dapat membatasi, menyaring, dan memantau aktivitas anak dalam mengakses konten digital melalui HP. Baca juga: Pahami 5 Prinsip Dasar dalam Digital Parenting
4. Buat aturan jelas terkait durasi akses HP dan internet
Cara paling efektif agar anak tidak kecanduan internet atau HP adalah dengan membatasi secara jelas durasi waktunya. Selain dapat menjaganya dari konten negatif, pembatasan durasi penggunaan teknologi juga akan membantu anak untuk menyeimbangkan kehidupannya sebagai anak-anak. Saat anak sedang tidak mengakses internet atau HP, Anda dapat melakukan berbagai kegiatan lain, seperti bermain atau bercerita dengannya. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengembangkan hubungan sosial.
5. Manfaatkan game edukasi
Pada dasarnya, bermain adalah aktivitas alami yang disukai anak. Hal ini bisa Anda gunakan sebagai sarana belajar. Agar anak mendapatkan manfaat optimal dari penggunaan perangkat digital, terutama dari segi pembelajaran, Anda bisa mengajaknya bermain game edukasi. Game edukasi dirancang untuk memantik anak bermain sekaligus belajar. Game ini juga dapat merangsang imajinasi dari mereka. Metode pembelajaran melalui game edukasi dapat mengurangi rasa bosan, memotivasi, dan menghibur.
6. Manfaatkan platform belajar digital
Selain platform game edukasi, Anda juga bisa memanfaatkan platform belajar digital. Adapun platform ini dihadirkan dengan segudang fitur pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dari berbagai tingkat. Dengan manfaat tersebut, Anda dapat meningkat kualitas belajar anak dengan cara yang lebih interaktif. Ruangguru, misalnya, hadir dengan metode yang cukup lengkap dan interaktif dalam bentuk video untuk semua tingkatan, mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Tak hanya itu, Ruangguru juga memiliki fitur live chat yang memudahkan peserta didik berdiskusi secara langsung agar anak dapat mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Ada juga aplikasi Rumah Belajar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan materi pelajaran SD hingga SMA.
Metode pembelajaran pada platform ini dirancang oleh para ahli pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional. Kemudian, ada aplikasi Quipper dan Zenius yang punya materi pelajaran interaktif, seperti video dan soal latihan. Kedua platform ini juga punya fitur penilaian, kuis harian, simulasi ujian, serta chat untuk interaksi dengan guru dan teman sekelas. Tak ketinggalan, Anda juga bisa mencoba platform e-learning, seperti Khan Academy dan Kahoot. Untuk Khan Academy, aplikasi ini menyediakan materi pelajaran gratis dalam bentuk video serta fitur latihan soal dan ujian praktik. Ada pula program pembelajaran untuk kegiatan belajar di rumah, tutorial tentang keterampilan khusus, dan komunitas belajar yang aktif. Sementara Kahoot, anak dapat mengikuti kuis atau game pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum dan kebutuhan siswa. Aplikasi ini punya fitur kolaborasi dan dapat digunakan secara gratis.
Itulah enam penerapan digital parenting agar anak semakin berprestasi di era digital. Untuk memaksimalkan upaya tersebut, pastikan jaringan internet di rumah senantiasa lancar agar proses belajarnya tak terhambat. Anda bisa menggunakan internet dari Indihome yang punya kualitas jaringan cepat dan terbaik. Sebagai informasi, Indihome menyediakan paket bundling dengan konten edukasi yang beragam. Di IndiHome, orangtua dapat memilih paket internet sesuai kebutuhan keluarga dan fitur-fitur yang aman untuk anak, seperti IndiHome Edukasi, IndiHome Study, serta IndiHome Kids. Untuk IndiHome Edukasi, paket ini menawarkan akses online ke konten pendidikan dari SD hingga SMA, termasuk video pembelajaran, latihan soal, dan ulangan online. Layanan ini memudahkan anak-anak untuk memahami dan menguasai materi pelajaran dengan mudah.
Sementara itu, pada IndiHome Study, paket ini dirancang khusus untuk memudahkan proses belajar anak. Terdapat berbagai fitur yang ada pada paket ini, seperti Online Class, Virtual Library, dan Online Exam. Semua fitur tersebut hadir untuk membantu anak-anak yang belajar di rumah dengan efektif. Kemudian, IndiHome Kids adalah paket yang menyediakan konten edukasi yang bermanfaat untuk anak-anak. Layanan ini menyediakan video pembelajaran, lagu anak, dan permainan untuk membantu anak agar dapat belajar dengan cara menyenangkan.
Dengan memanfaatkan fitur dan layanan yang disediakan oleh IndiHome dari Telkom Indonesia, orangtua dimudahkan dalam penerapan digital parenting. Bagi Anda yang ingin berlangganan dan menikmati fitur edukasi anak dari IndiHome, silakan kunjungi tautan berikut ini:
https://indihome.co.id/tv/edukids
Demikian tentang DIGITAL PARENTING Mencetak anak Generasi Emas, Mengenal Digital Parenting, Pola Asuh di Era Digital agar Anak Menjadi Generasi Emas, semoga bermanfaat.
DIGITAL PARENTING - Mencetak anak Generasi Emas
PENGERTIAN TRANSISI PAUD SD Yang sudah dipahami masyarakat adalah:
Transisi PAUD-SD adalah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD. Transisi yang efektif adalah saat anak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian, sebagai akibat dari perpindahannya.
PENGERTIAN TRANSISI PAUD SD
Transisi PAUD-SD adalah proses di mana anak berpindah dari perannya sebagai peserta didik PAUD, menjadi peserta didik SD. Transisi yang efektif adalah saat anak tidak perlu melakukan terlalu banyak penyesuaian, sebagai akibat dari perpindahannya.
Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan dilandasi oleh beragam kebijakan tentang pengelolaan dan pembelajaran di satuan pendidikan. Termasuk di antaranya adalah kebijakan tentang PPDB, Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Capaian Pembelajaran, serta Forum Komunikasi PAUD ke SD.
Mengapa Kita Harus Mendukung Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan?
Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan upaya bersama untuk memastikan pemenuhan hak kemampuan fondasi anak usia dini, dari mana pun titik berangkat mereka. Gerakan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat terwujud.
Mengapa Gerakan Ini Penting?
Sampai saat ini, miskonsepsi praktik pembelajaran pada PAUD dan SD masih sangat kuat di masyarakat.
1. Kurangnya Pemahaman tentang Kemampuan Fondasi
Kemampuan yang dibangun pada anak di PAUD sangat berfokus pada calistung dan dianggap sebagai satu-satunya bukti keberhasilan belajar.
2. Sempitnya Pemahaman tentang Calistung
Kemampuan calistung dipahami dengan sempit, dan dianggap dapat dibangun secara instan.
3. Calistung sebagai Syarat Masuk Jenjang SD
Tes calistung masih diterapkan sebagai syarat masuk SD; dan patahan pembelajaran antara PAUD dan SD.
Tiga Target Perubahan yang Ingin Dicapai :
1. Menghilangkan tes calistung dari proses penerimaan peserta didik baru di SD.
2. Menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama (di PAUD dan SD).
3. Menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak (di PAUD dan SD).
Sumber :
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/transisipaudsd/
Akhmad Solihin 12.35.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaRANGKUMAN TRANSISI PAUD-SD (Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan)
Visiuniversal- Blog---Perubahan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Nonformal (BAN PAUD PNF) menjadi Badan Akreditasi Nasional Paud Pendidikan Dasar Menengah (BAN-PDM). Mengharuskan juga terjadinya perubahan mekanisme dan tata cara pelaksanaan dan prosedur Akreditasi, salah satunya yang mengalami perubahan adalah pengisian Sispena sebagai Aplikasi utama pengisian dan penilaian dokumen akreditasi.termasuk perubahan Link dan situs Aplikasi sispena tersebut.
Berikut cara pengisian Sispena BAN PDM terbaru beserta linknya.
Tampilan terbaru Aplikasi Sispena BAN PDM
Sispena BAN PDM Versi Mobile Seluler
Tampilan dan Cara Pengisian Aplikasi Akreditasi Sispena BAN PDM terbaru tahun 2024
Visiuniversal- Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 12 Tahun 2024 Tentang Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Jenjang Pendidikan Menengah.
Download Salinan PERMENDIKBUD RISTEK NOMOR 12 TAHUN 20024 di sini !!
Akhmad Solihin 20.37.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaPERMENDIKBUD RISTEK NOMOR 12 TAHUN 20024
Prakiraan Jadwal PPG Daljab 2024
– Pendaftaran/Pengajuan Berkas: 30 Mei-11 Juni 2024
– Perbaikan Berkas: 12-28 Juni 2024
– Verifikasi dan Validasi oleh Petugas: 12 Juni-1 Juli 2024
– Pengumuman Hasil: 5 Juli 2024.
cek panggilan PPG dsni Bapak/Ibu https://guru.kemdikbud.go.id/sertifikasi-pendidik/checking/
Syarat PPG Daljab 2024
Secara umum persyaratan untuk mengikuti PPG Daljab 2024 tidak akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Berikut ini adalah sejumlah persyaratan umum yang harus dipenuhi untuk mengikuti PPG Daljab 2024 :
1. Nama calon peserta telah terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
2. Nama calon peserta masuk dalam daftar peserta yang dirilis oleh Direktorat Jenderal GTK.
3. Memiliki NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
4. Masih aktif mengajar atau menjabat sebagai Kepala Sekolah.
5. Mampu mengikuti pendidikan PPG Daljab mulai awal hingga akhir dengan kondisi sehat secara fisik dan rohani.
6. Berkelakuan baik
7. Usia maksimal 58 tahun pada akhir tahun 2024
Informasi PPG Daljab Tahun 2024
Guru Kategori Ini Auto Dapat Panggilan Mengikuti PPG Daljab 2024.
Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) merupakan program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek untuk meningkatkan kualifikasi guru yang telah mengajar di sekolah.
Pada tahun 2024, Kemendikbudristek kembali menyelenggarakan PPG Daljab dengan beberapa kategori guru yang akan diprioritaskan untuk mendapatkan panggilan.
Program PPG Dalam Jabatan (PPG Daljab) tahun 2024 memiliki kuota untuk sebanyak 576.961 orang.
Berikut adalah kategori guru yang otomatis mendapatkan panggilan mengikuti PPG Daljab:
1. Guru Kategori A yang Lulus Seleksi Administrasi di Tahun 2022
Guru kategori A yang telah lolos seleksi administrasi PPG Daljab di tahun 2022 namun belum mendapatkan kesempatan mengikuti program, akan diprioritaskan untuk mendapatkan panggilan di tahun 2024.
2. Guru Kategori B dengan Masa Kerja Terlama
Guru kategori B yang belum pernah mengikuti PPG Daljab dan memiliki masa kerja paling lama akan diprioritaskan untuk mendapatkan panggilan.
3. Guru Kategori B dengan Usia Tertua.
Guru kategori B yang belum pernah mengikuti PPG Daljab dan memiliki usia tertua di antara guru lainnya juga akan diprioritaskan.
4. Guru yang Mengajar di Daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T).
Guru yang bertugas di daerah 3T dan belum pernah mengikuti PPG Daljab akan diprioritaskan untuk mendapatkan panggilan.
5. Guru yang Mengajar pada Mata Pelajaran Prioritas
Guru yang mengajar pada mata pelajaran prioritas seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Bahasa Inggris, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan diprioritaskan untuk mendapatkan panggilan.
Perlu diingat bahwa Guru yang telah mendapatkan panggilan PPG Daljab di tahun 2023 tidak akan mendapatkan panggilan lagi di tahun 2024.
Guru yang tidak termasuk dalam kategori di atas masih memiliki peluang untuk mengikuti PPG Daljab 2024
Bagi guru yang belum terpanggil akan dipanggil pada PPG Daljab di tahap berikutnya.
Pendaftaran PPG Daljab tahun 2024 belum dibuka, tunggu pengumuman resmi dari Kemendikbudristek.
Sambil menunggu informasi sebaiknya guru bersiap-siap dengan baik seperti berikut:
1. Pastikan data diri dan data mengajar di Dapodik sudah lengkap dan akurat.
2. Aktif mengikuti informasi terbaru tentang PPG Daljab di website Kemendikbudristek.
3. Persiapkan diri dengan baik untuk mengikuti seleksi PPG Daljab.
Mulai sekarang bapak ibu guru dapat mulai melakukan persiapan untuk PPG Daljab 2024.
Siapkan persiapan administrasi sebelumnya agar mendapat panggilan PPG Daljab 2024
Selain itu juga sudah mulai siapkan berkas persyaratan mengikuti program PPG Dalam Jabatan (PPG Daljab) tahun 2024.
TIDAK ADA SELEKSI AKADEMIK (PRETES) di PPG 2024.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi bapak ibu guru semua.
Mudah mudahan bapak ibu guru termasuk yang terpanggil pada PPG Daljab 2024.
D merdeka mengajar
cek panggilan PPG d sIni Bapak/Ibu https://guru.kemdikbud.go.id/sertifikasi-pendidik/checking/
Akhmad Solihin 18.29.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia