PAUD-Anakbermainbelajar---Gerakan tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang diluncurkan Kementrian pendidikan Dasar dan menengah Jumat 27 Desember 2024.
Acara ini diselenggarakan resmi kementrian Dikdasmen langsung dengan dilakukan juga melalui kanal Youtube Acara ini akan dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik, termasuk:
🎶 Pengenalan:
* Album Lagu Anak dan Senam Anak Indonesia Hebat
🥳 Penampilan Hiburan:
* Drama musikal Kemah Anak Indonesia Hebat bersama Dwiki Dharmawan Light Orchestra
🌟 Penampilan Spesial:
* Mazaya & Sogi Indra Duaja
Yuk, saksikan acara inspiratif ini bersama seluruh keluarga!
Dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang sejalan dengan Asta Cita ke-4, yakni memperkuat pembangunan sumberdaya manusia.
Dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang sejalan dengan Asta Cita ke-4, yakni memperkuat pembangunan SDM, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, dan kesetaraan gender. SDM unggul ini harus memiliki delapan karakter utama: religius, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, disiplin, mandiri, dan bermanfaat. Karakter-karakter tersebut hanya dapat terbentuk melalui pembiasaan positif yang berkelanjutan hingga akhirnya menjadi budaya. Dengan fondasi karakter yang kuat, generasi masa depan diharapkan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, unggul, dan mampu berkontribusi besar bagi bangsa.
Sebagai langkah strategis, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, meluncurkan program Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Program ini bertujuan untuk memperkuat pendidikan karakter melalui pembiasaan yang sederhana namun berdampak besar. Tujuh kebiasaan tersebut meliputi: Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Gemar Belajar, Makan Sehat dan Bergizi, Bermasyarakat, serta Tidur Cepat. Setiap kebiasaan dirancang tidak hanya untuk meningkatkan kesehatan fisik, tetapi juga untuk membentuk mental dan moral yang tangguh.
Melalui gerakan ini, anak-anak Indonesia diajak membangun kebiasaan positif sejak dini. Kebiasaan ini diharapkan menjadi pondasi kokoh bagi pembentukan karakter yang unggul, bermanfaat bagi diri sendiri, serta menjadi modal penting dalam membangun masa depan bangsa. Mari bersama kita wujudkan generasi sehat, cerdas, dan berkarakter demi Indonesia yang lebih baik!
---
Peluncuran gerakan 7 kebiasaan Anak Hebat Indonesia
1.Bangun Pagi
2.Rajin Beribadah
3.Rajin Berolahraga
4.Makan Makanan Sehat
5.Giat Belajar
6.Bermasyarakat
7.Tidur Lebih Cepat
Ikuti informasi pendidikan melalui kanal berikut:
Laman: kemdikbud.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
GERAKAN 7 KEBIASAAN ANAK INDONESIA HEBAT TAHUN 2025
PAUD-Anakbermainbelajar---Untuk guru dan calon guru yang ingin mengikuti PPG dalam Jabatan beriut ini adalah langkah-langkah untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab) ini.
3 Langkah mudah Untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab):
Untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab),guru yang memenuhi syarat dapat melakukan langkah-langkah berikut:
1. Login ke aplikasi SIMPKB
2. Klik menu "Pendaftaran PPG"
3. Pilih "PPG Dalam Jabatan
Aplikasi SIMPKB |
3 Langkah mudah Untuk mendaftar PPG Dalam Jabatan (Daljab)
PAUD-Anakbermainbelajar---Perubahan Kebijakan terbaru pemerintah dalam bidang pendidikan telah melahirkan beberapa perubahan terkait dengan jabatan Pendidik dan tenaga kependidikan PTK. Salah satunya dengan diberlakukannya Permenpan RB Nomor 21 Tahun 2024 Tentang Jabatan Fungsional Guru. Dalam Permenpan ini diatur tentang perubahan Jabatan Fungsional Pengawas TK dan Penilik PAUD menjadi jabatan Guru yang diberikan tugas tertentu sebagai Pendamping Satuan Pendidikan.
Dengan lahirnya permenpan ini Pemerintah dianggap telah mengambil langkah strategis dalam pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia.
Yang menjadi poin utama dalam peraturan terbaru ini adalah penghapusan Jabatan Fungsional Pengawas TK Sekolah, Penilik PAUD, dan Pamong Belajar.
Tidak hanya itu pengawas Satuan pendidikan dan penilik, juga ada Pamong belajar yang selama ini dianggap tenaga pendidik di satuan pendidikan Nonformal juga diatur dalam jabatan guru, menjadi tenaga pendamping satuan yang diatur sesuai dengan jenjang dan jabatan yang dimilikinya.
Selain itu bahwa Permenpan RB ini juga memberikan ketentuan khusus bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional pengawas sekolah dan penilik ahli utama.
Disebutkan bahwa mereka akan tetap menduduki jabatan tersebut hingga mencapai batas usia pensiun. Adapun usia pensiun yaitu 65 tahun, atau berhenti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan.
Berikut terkait kepala satuan pendidikan juga akan diintegrasikan dalam jabatan fungsional guru. Dalam hal ini semuanya berada dalam satu nomenklatur dengan tugas tambahan sesuai penugasan yang telah ditetapkan.
Adanya peraturan ini pemerintah memastikan bahwa tidak ada tumpang tindih fungsi dalam sistem pendidikan. Pemerintah berharap tugas tersebut dapat menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengelolaan tenaga pendidikSelain itu bahwa Permenpan RB ini juga memberikan ketentuan khusus bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional pengawas sekolah dan penilik ahli utama.
Disebutkan bahwa mereka akan tetap menduduki jabatan tersebut hingga mencapai batas usia pensiun. Adapun usia pensiun yaitu 65 tahun, atau berhenti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan.
Berikut terkait kepala satuan pendidikan juga akan diintegrasikan dalam jabatan fungsional guru. Dalam hal ini semuanya berada dalam satu nomenklatur dengan tugas tambahan sesuai penugasan yang telah ditetapkan.
Adanya peraturan ini pemerintah memastikan bahwa tidak ada tumpang tindih fungsi dalam sistem pendidikan. Pemerintah berharap tugas tersebut dapat menciptakan efisiensi yang lebih tinggi dalam pengelolaan tenaga pendidik.
Akhmad Solihin 10.25.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaJABATAN PENGAWAS TK DAN PENILIK PAUD DI HAPUS DIGANTI MENJADI PENDAMPING SATUAN
Ibu setuju bukan bahwa pendidikan khususnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan elemen yang sangat penting bagi kehidupan? Dengan pendidikan kita akan mempelajari berbagai hal yang nantinya bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Untuk itulah pendidikan hendaknya mulai diberikan sejak dini, yaitu ketika anak menginjak usia dini.
Sebenarnya sejak anak lahir, sebagai orang tua kita telah memberinya pendidikan sedikit demi sedikit, dimulai dari pendidikan keluarga. Namun pendidikan keluarga sifatnya tidak formal. Nantinya ketika anak menginjak usia pra sekolah (3-5 tahun), anak membutuhkan wadah khusus yang mengakomodasi pendidikan anak dalam bentuk PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini.
Baca Juga: Permainan-permainan Anak yang Merangsang Motorik Anak
Orang tua pun akan memasukkan anak ke lembaga PAUD untuk melatih anak sekolah. Lembaga PAUD sifatnya lebih formal dibanding dengan pendidikan keluarga karena melalui PAUD anak akan berinteraksi nyata dengan orang lain (guru dan teman-teman) di luar keluarga inti. Terdapat juga kurikulum yang dikemas menarik yang membuat PAUD menjadi tempat belajar yang menyenangkan.
Ingin tahu lebih dalam mengenai PAUD? Simak ulasan dibawah yuk, Ibu!
Apa itu PAUD?
PAUD merupakan sebuah wadah yang disediakan oleh pemerintah bagi balita untuk mengenal pendidikan. Di luar pendidikan rumah, PAUD merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Tempat ini menjadi pijakan awal dalam dunia pendidikan sebelum ia menempuh pendidikan-pendidikan selanjutnya.
Peran PAUD Bagi Anak
Bagi anak, dunia bermain adalah dunianya. Anak balita tidak akan pernah lepas dari bermain, disitulah kita bisa selipkan pendidikan agar ia bisa bermain sambil belajar. PAUD pun mengakomodasi hal ini.
Melalui PAUD, anak bisa mengenal dunia dengan lebih terstruktur namun tetap tak jauh dari dunia bermainnya.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Film Anak yang Mendidik
Lalu apa sebenarnya peran PAUD bagi anak? Apakah bermanfaat bagi anak?
PAUD Membuat Anak Lebih Siap Sekolah
Di usia 7 tahun anak akan menginjak dunia belajar yang sesungguhnya, yaitu sekolah dasar yang wajib bagi seluruh anak di Indonesia. Tak mudah bagi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang berbeda dengan rumah. Terlebih di sekolah dasar pendidikan yang diberikan lebih formal dan serius.
Kabar baiknya, PAUD dapat membantu anak untuk lebih siap sekolah pada waktunya nanti. Anak akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga mampu mengurangi tingkat stress.
PAUD Membantu Mengenalkan Anak pada Aktivitas yang Berstruktur
Melalui pendidikan anak usia dini, anak akan mengenal aktivitas baru yang berstruktur. Di rumah, kemungkinan anak hanya bermain mainan favoritnya seperti boneka, mobil, dan sejenisnya. Namun di PAUD, anak akan mengenal hal lain di luar aktivitas hariannya di rumah.
Kurikulum pendidikan anak usia dini dibuat sedemikian rupa agar anak mengenal berbagai keterampilan yang berguna untuk tumbuh kembangnya. Berbagai kemampuan fisik seperti berlari, berayun, menari, dan sebagainya akan dipelajari anak dengan cara yang menyenangkan.
PAUD Membantu Anak Menumbuhkan Kemampuan Sosial Emosional
Selama menempuh pendidikan anak usia dini, anak akan belajar berinteraksi dengan orang lain di luar lingkungan rumahnya. Ia juga akan belajar bagaimana berkomunikasi serta bekerja sama dengan teman-teman sebayanya. Hal ini akan menumbuhkan kemampuan sosial emosional sehingga anak lebih siap menghadapi dunia yang lebih luas.
PAUD dapat Mendorong Rasa Percaya Diri Anak
Tahukan Ibu bahwa ternyata pendidikan anak usia dini sangat berperan dalam membentuk dan menumbuhkan rasa percaya diri anak. Anak usia pra sekolah membutuhkan arahan untuk membangun konsep dirinya. Dan disinilah para guru PAUD memainkan perannya untuk membuat anak lebih percaya diri.
Apapun hasil karya anak, para guru biasanya tetap memberikan pujian verbal dan kalimat positif. Hal inilah yang membuat anak tidak minder terhadap dirinya.
PAUD Membantu Anak untuk Mengenal Kedisiplinan dan Mengerti Arahan
Meskipun di dalam kelas anak akan banyak mendapat peraturan yang membuatnya lebih disiplin, namun anak tetap akan enjoy karena peraturan tersebut dibuat dengan cara yang menyenangkan. Anak akan belajar mengantri, bergantian dengan temannya, mengikuti perintah guru, dan lain sebagainya. Hal ini tentu tidak bisa anak dapatkan di lingkungan rumah.
PAUD Dapat Mendorong Kemandirian Anak
Jika selama di rumah anak cenderung manja karena ada orang tua, hal ini akan berbeda ketika anak berada di PAUD. Anak akan belajar mandiri seperti makan sendiri, merawat peralatannya sendiri, serta keterampilan lain yang membuatnya lebih mandiri.
Keunggulan PAUD
Tidak semua orang tua menganggap bahwa memasukkan anak ke PAUD itu penting. Ada juga yang memilih memberikan pendidikan rumah melalui homeschooling. Hal tersebut tidak salah karena setiap orang tua memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Namun sebaiknya Ibu perlu tahu beberapa keunggulan PAUD berikut ini jika dibandingkan dengan homeschooling. Apa saja?
Lebih Mampu Mempersiapkan Mental Anak untuk Masuk Sekolah
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pendidikan anak usia dini dapat membantu anak untuk lebih siap mental menghadapi sekolah yang sesungguhnya. Hal ini karena anak sudah terbiasa untuk ‘sekolah’ dan ‘belajar’.
Lebih Mendorong Anak untuk Berinteraksi dengan Teman Sebaya
Dengan masuk PAUD, anak akan lebih terbiasa untuk berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Ia akan lebih mudah bersosialisasi serta menumbuhkan kemampuan sosial emosinya.
Biaya Lebih Terjangkau
Bila dibandingkan dengan homeschooling, biaya PAUD lebih murah karena Ibu tidak perlu membeli perlengkapan dan peralatan untuk menunjang homeschooling. Meskipun hanya di rumah, namun fasilitas yang dibutuhkan untuk homeschooling lebih banyak sehingga biaya pun lebih besar.
Kriteria Pemilihan PAUD
Ada berbagai jenis pendidikan anak usia dini yang ditawarkan oleh berbagai lembaga. Ada yang berbasis montessori, alam, agama, dan lain-lain. Ibu perlu memilih dan mempertimbangkan berbagai aspek sebelum memasukkan anak ke PAUD.
Baca Juga: Anak Masih Ngompol? Lakukan Cara-Cara Berikut!
Apa saja kriteria pemilihan PAUD?
Pilih Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Anak
Penting bagi Ibu untuk memilih pendidikan anak usia dini yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ibu tentunya paling tahu kurikulum seperti apa yang dibutuhkan anak untuk berkembang dengan maksimal.
Pilih Lingkungan PAUD yang Memadai
Ibu juga perlu memilih PAUD yang lingkungannya masih alami dan bersih. Nantinya anak akan banyak menghabiskan waktu untuk bermain disana, oleh karena pemilihan lingkungan harus diperhatikan.
Pastikan Guru Berkompeten
Pastikan juga guru di PAUD memiliki kompetensi yang memadai untuk membimbing anak-anak. Sabar dalam menghadapi anak-anak merupakan syarat utama guru di PAUD.
Biaya Sesuai Kemampuan
Terakhir, Ibu juga perlu memastikan bahwa biaya masuk PAUD yang dipilih sudah sesuai dengan kemampuan. Biaya yang terjangkau akan memudahkan Ibu dalam pembiayaan.
So, sudah ada gambaran kan Ibu tentang PAUD? Sekali lagi, memasukkan anak ke PAUD atau tidak merupakan pilihan masing-masing orang tua. Yang terpenting Ibu sudah tahu seluk beluk PAUD yang akan menjadi pertimbangan Ibu untuk pendidikan anak.
Akhmad Solihin 08.38.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaMengenal Keunggulan PAUD dan Cara Memilih Sekolah PAUD yang Tepat
PAUD Anakbermainbelajar---Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika
Menyukai sebuah pelajaran tidak bisa dilakukan dengan instan, apalagi matematika. Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh para orang tua agar anak jadi lebih suka dengan pelajaran tersebut.
1. Masukkan Matematika ke Dalam Aktivitas Sehari-hari
Seorang Profesor Pendidikan Matematika di Curry School of Education and Human Development Universitas Virginia, Amerika Serikat, Robert Berry, menyarankan hal ini.
“Memasak cocok dengan matematika karena mengikuti resep memerlukan pemikiran tentang proporsi dan penggunaan pecahan. Bicara tentang skor olahraga, waktu, dan harga juga cara mudah lainnya untuk membantu anak-anak membuat koneksi nyata dengan matematika,” katanya.
Jadi, orang tua harus terus mendorong anak untuk memecahkan masalah yang melibatkan matematika di luar sekolah. Misalnya, saat berbelanja bersama, minta dia menghitung harga empat kaleng susu miliknya atau harga barang yang sudah didiskon.
2. Ajak Anak Mengukur Benda-Benda di Sekitarnya
Pakar matematika di Cluey Learning, Australia, Karen McDaid, mengatakan bahwa memahami pengukuran dan skala dapat membantu anak mengembangkan keterampilan estimasi. Kegiatan sederhana ini menyenangkan dan mudah.
Kamu bisa mengajak anak untuk membandingkan tinggi badan anggota keluarga untuk memperkenalkan bahasa pengukuran. Tanyakan siapa yang lebih tinggi dan siapa yang lebih pendek.
Selain itu, kamu juga bisa menggunakan balok untuk mengukur benda. Lalu, kamu bisa mengajak anak untuk mengukur berapa blok tinggi boneka kesayangannya atau berapa blok panjang mobil-mobilan yang selalu dimainkannya.
3. Bermain dengan Anak
Matematika lebih dari sekedar angka. Jadi, memainkan permainan dengan anak akan mendorong keterampilannya memahami konsep matematika. Selain itu, permainan membuat matematika menjadi lebih menyenangkan.
Menurut Robert, permainan seperti ular tangga, candy land, dan permainan dadu dapat membantu anak-anak melakukan subitisasi atai mengenali besaran tanpa harus menghitung dan menguraikan angka dengan menunjukkan mana angka yang lebih besar dan lebih kecil.
Keterampilan informal yang diperoleh anak-anak dari bermain permainan ini dapat membantu mereka mengembangkan pemahaman matematika.
4. Jangan Menjelek-jelekkan Matematika
Banyak orang tua menceritakan kepada anak betapa bencinya mereka dengan pelajaran matematika di sekolah. Menurut para ahli di greatschools.org, hal ini sebaiknya tidak dilakukan.
“Ini dapat menyebabkan kecemasan terhadap matematika, yang sayangnya menular. Bantu anak meningkatkan kesukaan mereka terhadap matematika dengan menunjukkan bahwa orang tua percaya diri ketika menyelesaikan tugas-tugas rutin seperti menghitung uang, memperkirakan biaya pembelian, atau menghitung pengembalian pajak,” jelas mereka.
Perubahan kecil dalam cara orang tua berbicara tentang matematika dapat membuat perbedaan dan bahkan membuat anak tertarik pada mata pelajaran tersebut.
5. Fokus pada Logika, Bukan Benar atau Salah
Saat memeriksa hasil pekerjaan anak untuk soal matematika, orang tua biasanya lebih fokus pada jawaban yang salah. Ini sebenarnya masuk akal karena kita pasti ingin anak berkembang dan belajar dari kesalahannya.
Namun, jangan bertujuan mencari kesempurnaan. Sebaiknya, alihkan fokus ke logika dan cobalah lebih tertarik pada bagaimana anak bisa mendapatkan jawaban dari soal-soal tersebut.
Hal ini akan membuat anak merasa dihargai karena merasa orang tua memperhatikan usahanya dalam mengerjakan soal matematika, bukan hanya melihat benar atau salah.
6. Jangan Kritik Anak saat Melakukan Kesalahan
Cara lain yang bisa dilakukan orang tua agar anak lebih menyukai pelajaran matematika adalah dengan tidak mengkritiknya jika dia melakukan kesalahan.
Menurut Professor Emeritus of Mathematics, Patricia Kenschaft, dari Montclair State University, New Jersey, Amerika Serikat, orang pasti mendapat jawaban yang salah saat mengerjakan matematika.
“Siswa saya selalu terkejut ketika mereka mengetahui saya melakukan kesalahan. Mereka tampak terkejut karena saya senang saat mereka menyadarinya, tetapi saya mengajari mereka bahwa penting untuk menerima saat kamu salah,” jelasnya.
Jadi, sebaiknya jangan mengkritik anak ketika mereka melakukan kesalahan dan jika orang tua yang melakukan kesalahan saat mengajari anak, katakan 'Oh, terima kasih sudah mengingatkan!'
Cara Agar Anak Lebih Suka Matematika
PAUD-AnakBermain-Belajar-Blog---Jika kita melihat Trend Key word (kata kunci) pencarian Google tentang PAUD,akhir-akhir ini, hal yang sangat banyak ditanyakan tentang PAUD adalah tentang kurikulum berupa pertanyaan: "Sekarang PAUD menggunakan kurikulum apa?"
Hal ini mencerminkan pertanyaan Sebagian besar masyarakat Indonesia yang memiliki anak usia dini dan ingin memasukan anaknya dalam program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jadi apakah jawaban yang paling relevan dan mendekati tentang kurikulum PAUD ini adalah
"Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Institusi pendidikan, termasuk PAUD harus mengikuti Kurikulum 2013 yang disusun oleh pemerintah."
Tetapi sesuai dengan pencanangan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan Nasional, tentang kurikulum, bahwa dipastikan penggunaan kurikulum PAUD yang mengarah pada kurikulum merdeka sudah diberlakukan sejak bulan Juli Tahun 2024.
Kurikulum Merdeka yang secara umum telah dikembangkan sejak 2020, kemudian diterapkan dan dievaluasi secara bertahap sejak 2021. Saat ini sudah lebih dari 300 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia yang mulai menerapkan Kurikulum Merdeka.
Sekarang PAUD menggunakan kurikulum apa ?
PAUD-Anakbermainbelajar-blog---Pembelajaran pada anak usia dini bertujuan untuk mengembangkan seluruh potensi anak, kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama serta seni secara optimal, agar kelak dapat berfungsi sebagai manusia utuh sesuai dengan falsafah bangsa. Hasil belajar tersebut dapat berupa ketrampilan motoriK atau “psikomotorik” yang dapat diperoleh melalui pembelajaran gerak lagu dan seni tari yang merupakan salah satu bagian dari pendidikan seni. Landasan konseptual pendidikan seni adalah Pendidikan kesenian merupakan Pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi estetik yang diharapkan dapat membentuk kepribadian manusia seutuhnya seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun rohani.
Pendidikan seni berupaya untuk memberikan kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan ketrampilan pada anak. Pendidikan seni untuk anak usia dini tidak bisa disamakan dengan pendidikan seni untuk orang dewasa, karena perbedaan karakter fisik, psikologis,mental dan fungsinya. Hal ini penting dipahami sebagai dasar dalam melakukan evaluasi dan menentukan standar nilai estetik dari hasil dan proses anak dalam berkarya seni.
Terkait dengan pembelajaran seni di PAUD khususnya untuk anak usia dini yang berhubungan dengan keterampilan fsikomotorik, afektif dan kognitif dengan kegiatan bermain dapat diimplementasikan dalam pembelajaran gerak dan lagu serta pembelajaran seni tari. Pendidikan seni tari pada anak usia dini berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri melalui gerak, kemampuan persepsi, pengetahuan, pemahaman artistik dan estetik anak, serta mengembangkan mengembangkan kemampuan mengapresiasi keragaman seni sebagai pembentukan sikap menghargai kesenian. Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi pembelajaran gerak tari serta pembelajaran seni tari dasar untuk mengembangkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Baca : juga Perkembangan Gerakan Motorik Anak Usia Dini di sini
Pembelajaran gerak dasar tari bagi anak sewajarnya diselaraskan dengan kemampuan anak, tahap perkembangan jiwa anak, dan lingkungan hidup mereka sehari-hari. Jika kita menyusun bahan pembelajaran gerak dasar tari tanpa menghiraukan aspek-aspek yang menjadi ciri utama keadaan jasmani dan rohani anak tersebut, kemungkinan besar tujuan utama pelajaran pendidikan seni tari tidak akan tercapai. Demikian juga dengan target yang ingin dicapai dari pelajaran praktik gerak dasar tari akan terhambat.
Beberapa hambatan yang akan dialami oleh anak-anak diantaranya ialah mereka sulit memperagakan atau melakukan gerak dasar tari yang telah diajarkan. Akibatnya, mereka kurang antusias belajar dan semangatnya justru semakin berkurang. Selain itu, hal tersebut juga membuat mereka tieak percaya diri sehingga mereka tidak merasa bebas dalam mengungkapkan kreativitasnya. zUntuk mengatasi hambatan yang merugikan anak dan berakibat gagalnya pencapaian pembelajaran grak dasar tari ini, seyogyanya kita tidak mengabaikan permasalahan tersebut.
Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, pada tahap awal mengajar upayakan agar tidak menirukan sejumlah perbendaharaan sikap dan gerak tari daerah serta ragamnya yang telah baku. pencapaian pengajaran bukan menuntut agar siswa memperagakan aetepat-tepatnya sejumlah sikap dan gerak dasar yang terikat norma-norma estetika tari daerah yang sudah baku. Artinya bahan pelajaran tersebut perlu dipandang secara kreatif, tidak dianggap secara ketat , dan perlu mempertimbangkan beberapa hal yang disebutkan di atas.
Oleh karena itu, sebaiknya sampaikan sejumlah bahan praktik yang mengarah kepada latihan-latihan gerak tubuh terlebih dahulu upayakan mereka dapat mengekspresikan seluruh tubuhnya, sebab perlu dipahami bahwa tubuh sebagai alat ekspresi. Dengan demikian susunlah bahan pelajaran yang menitikberatkan kepada hal-hal berikut:
- Belajar cara menggerakan setiap bagian anggota tubuh sampai seluruh gerakan berirama;
- Belajar memanfaatkan gerak-geraknya yang berirama tersebut dalam ruang, dan;
- Belajar cara memanfaatkan gerak tersebut sebagai media untuk mengekspresikan pengalaman dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari seperti bermain, bergerak, dan berirama.
- Anak akan terlatih menggerakan setiap anggota tubuh sampai seluruh tubuhnya
- Anak akan berlatih mengungkapkan gerak-geraknya yang berirama
- Anak akan terlatih memanfaatkan gerak-gerak yang berirama dalam ruang
- Anak akan berlatih memanfaatkan gerak-gerak yang berirama sebagai wujud dari pengalaman dan imajinasinya.
- Anak akan merasa senang karena pengalaman yang betul-betul baru dan dekat dengannya, sehingga tidak membuat dirinya terbebani di luar batas kemampuannya dan membuat anak terpaksa jiwa raganya untuk aktif.
2. Pengertian Gerak
Dalam menggunakan konsep gerak dapat digunakan empat macam bentuk:
- Konsep gerak dalam bentuk dasar
- konsep gerak dalam bentuk pola
- konsep gerak dalam bentuk koreografi
- konsep gerak dalam bentuk reflek atau eksplor
Akhmad Solihin 09.08.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
MENGENAL GERAK DASAR TARI YANG SESUAI PADA ANAK PAUD
PAUD Anakbermainbelajar-Blog--- Awal Tahun pelajaran baru telah dimulai dengan kegiatan awal berupa Masa Pengenalan sekolah (MPLS).
Transisi PAUD ke Sekolah Dasar menjadi masa yang penting bagi anak-anak. Mereka akan masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi sekaligus masuk pada lingkungan baru. Sekolah perlu menyiapkan agar masa MPLS bagi peserta didik baru yang secara psikologis juga memasuki jenjang sekolah dengan struktur pembelajaran yang berbeda. Pelibatan orang tua dalam masa MPLS sangat penting untuk kesuksesan adaptasi anak.
Memahami Tujuan MPLS
Sebelum merancang kegiatan MPLS, penting untuk memahami tujuan utamanya. MPLS bukan hanya sekadar orientasi, tetapi juga momen penting untuk membangun fondasi yang kuat bagi siswa baru. Tujuan utama MPLS adalah membantu siswa mengenal lingkungan sekolah, membiasakan diri dengan jadwal dan kegiatan sekolah, serta mengenal guru dan staf. Selain itu, MPLS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, komunikasi, dan kepemimpinan. Adaptasi ketrampilan sosial sangat prioritas bagi transisi anak dari PAUD ke SD.
Perencanaan yang matang adalah kunci untuk menyelenggarakan MPLS yang sukses. Sekolah perlu membentuk tim khusus yang bertanggung jawab atas pelaksanaan MPLS. Tim ini harus terdiri dari guru, staf, dan siswa lama/kelas atas yang terlatih untuk membimbing siswa baru khususnya untuk menemani masa transisi. Langkah pertama dalam perencanaan adalah menyusun jadwal kegiatan yang jelas dan terstruktur. Kegiatan harus dirancang sedemikian rupa sehingga memberikan informasi yang dibutuhkan siswa tanpa membuat mereka merasa terbebani atau stres. Kebiasaan-kebiasaan di PAUD seperti belajar sambil menyanyi dan bermain penting dilakukan pada fase adaptasi MPLS.
Kegiatan yang Edukatif dan Menyenangkan
Kegiatan selama MPLS harus bersifat edukatif dan menyenangkan. Kegiatan tersebut dapat mencakup berjalan keliling sekolah, pengenalan fasilitas, sesi informasi tentang aturan dan norma sekolah, serta berbagai permainan dan aktivitas yang mendukung interaksi sosial. Permainan dan aktivitas kelompok dapat membantu siswa baru merasa lebih nyaman dan terintegrasi dengan teman-teman baru mereka. Pastikan juga untuk menyertakan sesi perkenalan dengan guru dan staf, sehingga siswa merasa lebih dekat dan lebih mudah untuk berkomunikasi. Mempertimbangkan transisi pembelajaran dari PAUD ke SD menjadi penting.
Perpeloncoan atau praktik-praktik yang merendahkan martabat siswa baru harus dihindari sepenuhnya. Perpeloncoan tidak hanya merusak tujuan MPLS, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis dan menciptakan lingkungan yang tidak aman bagi siswa. Sekolah harus memiliki kebijakan tegas terhadap perpeloncoan dan memastikan bahwa semua pihak, termasuk siswa senior, guru, dan staf, memahami dan mematuhi kebijakan tersebut. Apalagi bagi jenjang Sekolah Dasar, transisi dari PAUD ke SD harus dalam situasi yang menyenangkan.
Lingkungan yang inklusif adalah lingkungan yang menerima dan menghargai perbedaan. Sekolah harus memastikan bahwa semua siswa, tanpa memandang latar belakang, memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan MPLS. Ini berarti memberikan perhatian khusus kepada siswa dengan kebutuhan khusus atau siswa yang mungkin menghadapi tantangan tertentu dalam beradaptasi. Membentuk kelompok yang beragam selama aktivitas MPLS dapat membantu menciptakan rasa kebersamaan dan menghargai perbedaan. Selain itu, para siswa juga perlu dipahamkan, bahwa segala tidak bullying dan kekerasan adalah dilarang, baik secara fisik, verbal, maupun digital. Anak-anak juga belajar saling menghargai dan saling menghormati satu dengan yang lain sejak mereka pertama kali sekolah.
Melibatkan orang tua dalam MPLS dapat membantu memperkuat hubungan antara sekolah dan keluarga. Sekolah dapat mengadakan sesi pertemuan dengan orang tua untuk memberikan informasi tentang kegiatan MPLS dan tujuan-tujuannya. Ini juga merupakan kesempatan bagi orang tua untuk mengenal lebih dekat lingkungan sekolah dan staf pengajar. Melibatkan orang tua dapat memberikan rasa aman tambahan bagi siswa baru, karena mereka tahu bahwa orang tua mereka juga mendukung dan terlibat dalam proses adaptasi mereka. Apalagi adaptasi ini bertransformasi dari PAUD ke SD.
Kesehatan dan keamanan siswa harus menjadi prioritas utama selama MPLS. Informasi antar jemput, dan pusat informasi sekolah terkait penjemputan harus diupayakan. Dalam hal sarana dan prasarana, merespon situasi seperti sekarang yang cuacanya kadang tidak menentu, sekolah harus memperhatikan berbagai kemungkinan, serta menyiapkan fasilitas kesehatan dan sarana prasarana pendukung, seperti penyediaan fasilitas cuci tangan yang memadai. Selain itu, pastikan bahwa lingkungan fisik sekolah aman dan bebas dari potensi bahaya. Selalu ada staf yang siap membantu dan ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) jika ada siswa yang membutuhkan bantuan medis, serta ada guru yang menjadi rujukan jika ada mengalami kesulitan selama kegiatan.
Mempersiapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang aman dan nyaman bagi anak memerlukan perencanaan yang matang, apalagi adaptasi pada masa transisi PAUD ke SD. MPLS sudah seharuanya merupakan kegiatan yang edukatif dan menyenangkan, serta lingkungan yang inklusif dan bebas dari perpeloncoan. Dengan melibatkan orang tua, mengutamakan kesehatan dan keamanan, serta menyediakan dukungan lanjutan, sekolah dapat menciptakan pengalaman MPLS yang positif dan bermanfaat bagi siswa baru. Implementasi yang baik dari MPLS akan membantu siswa merasa lebih nyaman, percaya diri, dan siap menghadapi tantangan di lingkungan sekolah yang baru.
Kegiatan MPLS di satuan PAUD mulai sejak masa persiapan penerimaan peserta didik baru sampai pada tahapan kegiatan MPLS hingga puncaknya pada kegiatan puncak MPLS. Beragam kegiatan MPLS Yang dilakukan satuan PAUD hingga puncaknya. Untuk lebih mempertajam puncak pengenalan sekolah beserta lingkungan, karakteristik dan potensi kearifan lokal lingkungan sekolah.
Kegiatan Puncak MPLS PAUD
Contoh kegiatan Puncak MPLS
Akhmad Solihin 07.18.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia
MPLS Masa Pengenalan Sekolah PAUD Bermakna
PAUD-Anakbermainbelajar--Pendidikan Agama di PAUD. dalam Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini -Pada tahun-tahun awal tersebut anak mempunyai masa peka (sensitive periods). Masa peka dapat digambarkan sebagai situasi atau waktu perkembangan pembawaan atau potensi yang dimiliki anak.
Pemerintah harus lebih memperhatikan dunia anak-anak. Mereka butuh diperhatikan. Anak didik adalah generasi masa depan yang akan menjadi agen perubahan bangsa Indoensia menuju lebih baik, terutama dalam bidang moral bangsa.
Saat ini di kalangan elite negara korupsi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan politik, padahal korupsi sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Secara umum kini begitu banyak remaja bertingkah laku tidak sesuai dengan norma agama dan sosial.
Semua itu adalah efek dari kelalaian pendidik dalam mengembangkan fitrah pertama anak didik, yaitu fitrah iman semenjak dini. Dalam masa perkembangan anak usia dini telah mencapai tahap keemasan atau biasanya disebut dengan golden age.
Masa keemasan anak tentu harus dimanfaatkan dengan baik, terutama sebagai penanaman moral dan budi pekerti anak didik semenjak dini. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini menjadi sangat urgen dalam membentuk akhlak terpuji.
Pada masa perkembangan anak usia dini itulah penentuan kepribadian setelah dewasa nanti. Oleh sebab itu, perlu pendidikan anak usia dini (PAUD) berbasis spiritual.
Untuk menyajikan pendidikan usia dini yang berbasis spiritual membutuhkan kesadaran setiap pendidik tentang fitrah anak didik yang harus dikembangkan.
Hal tersebut berdasarkan pendapat filsuf Maria Montessori, yaitu tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa sangat formatif dan merupakan masa yang paling penting secara fisik maupun mental.
Pada tahun-tahun awal tersebut anak mempunyai masa peka (sensitive periods). Masa peka dapat digambarkan sebagai situasi atau waktu perkembangan pembawaan atau potensi yang dimiliki anak.
Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila tidak diberi kesempatan untuk berkembang tepat pada waktunya. Fitrah adalah sesuatu yang telah ditanamkan oleh Tuhan sejak lahir.
Menurut Anwar Sutoyo dalam buku yang berjudul Bimbingan dan Konseling Islami, fitrah sebagai unsur-unsur yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Unsur tersebut mencakup jasmani, rohani, nafsu, dan iman.
Fitrah pertama yang harus dikembangkan dalam diri anak usia dini adalah fitrah iman. Dasar dari segala hasil dan upaya semua aspek kehidupan anak pada tahap selanjutnya adalah fitrah iman.
Jika iman anak semenjak kecil diabaikan, tidak mengherankan kelak ketika dewasa akan membuahkan anak yang tidak bermoral. Perlu diingat bahwa pembawaan manusia sejak lahir adalah suci, bersih, berperilaku positif, dan lebih ke hal-hal yang positif.
Semua itu merupakan aktualisasi dari fitrah iman yang diberikan Tuhan kepada setiap anak. Jika ada anak yang berperilaku menyimpang, sebenarnya anak itu mengingkari fitrahnya sendiri. Hal ini bisa disebabkan kesalahan dalam mendidik anak sejak dini.
Orang tua dan guru anak usia dini harus bisa bekerja sama dalam mendidik dan membimbing fitrah iman anak. Penting kiranya menerapkan iman dalam setiap pembelajaran bagi anak usia dini sebagai bekal atau benteng anak agar memperoleh karakter yang saleh.
Pendidik atau guru juga harus bisa memberikan contoh yang baik. Selanjutnya adalah memberikan motivasi agar anak didik berkembang sesuai dengan harapan. Dan terakhir, materi yang diberikan harus bisa mendorong anak untuk berkembang.
Salah satunya dengan memberikan pembelajaran iman sebagai pengembangan fitrah pertama yang dimiliki anak didik. Inilah yang disebut tiga pilar sesuai pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan.
Tiga pilar itu adalah ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani. Sistem yang dipakai adalah sistem “among” dengan maksud memberi kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, kedamaian, kesesuaian dengan keadaan, dan hindari perintah dan paksaan.
Sistem ini mendidik anak menjadi manusia merdeka batinnya, pikirannya, dan tenaganya, serta dapat mencari pengetahuan sendiri. Metode dengan tiga pilar tersebut memberikan dorongan dan relevansi yang berkaitan dengan sistem pembelajaran berbasis spiritual.
Mengingat fitrah anak didik yang membutuhkan bantuan untuk dikembangkan semenjak dini, pendidikan anak usia dini menjadi salah satu tempat pendidikan yang cocok bagi tumhuh kembang anak.
Melalui pendidikan anak usia dini diharapakan anak didik ketika dewasa mempunyai kepribadian dan pengetahuan yang mumpuni sesuai dengan tahapannya. Jika di setiap desa terdapat lembaga PAUD, tentu akan mempermudah orang tua mendapatkan sekolah usia dini bagi anak-anaknya.
Selain tempatnya terjangkau, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan usia dini semakin tinggi. Hemat saya adalah pemerintah harus memberikan dorongan pemahaman urgensi nilai-nilai religiositas bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini.
1. Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan yang diajarkan dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak dan juga kecerdasan anak. Pendidikan agama
merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan tentang agama. Dalam rangka memberikan pengetahuan tentang agama ada beberapa komponen yang penting agar pendidikan agama dapat tersampaikan yaitu materi dan metode penyampaian.
Materi pendidikan tersebut meliputi :
a. Pendidikan aqidah pada anak
1) Seperti mendiktekan kalimat tauhid
2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah SWT
3) Menanamkan kecintaan anak pada nabi Muhammad Saw
b. Pendidikan ibadah pada anak
1) Pembinaan shalat
2) Pembinaan ibadah puasa
3) Pembinaan zakat
4) Pembinaan mengenai ibadah haji
c. Pendidikan akhlak pada anak
1) Pembinaan budi pekerti
2) Pembinaan bersikap jujur
3) Pembinaan menjaga rahasia
Sedangkan metode yang disampaikan dalam mendidik agama :
pada anak adalah dengan metode keteladanan dan pembiasaan. Artinya dengan pendidikan agama yang
mencakup pendidikan keluarga dan sekolah tentunya juga membutuhkan metode keteladanan dan pembiasaan agar secara tujuan pendidikan anak usia 6-12 tahun tersampaikan.
2. Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk dilakukan dikarenakan pendidikan anak usia 6-12 tahun adalah sebuah langkah awal untuk menuju pendidikan agama secara utuh yakni pada pembentukan akhlak. Pembentukan akhlak merupakan sebuah tujuan akhir dalam pendidikan agama. Akhlak menjadi hal yang paling penting dalam agama karena dengan akhlak manusia akan menjadi lebih sempurna. Pada anak usia 6-12 tahun akhlak anak sebagai batu pijakan untuk melangkah ke tingkat remaja. Ketika pada usia tersebut anak telah terdidik untuk melakukan akhlak yang baik, maka pada usia remaja anak tersebut sulit untuk meninggalkan hal-hal yang baik dan sulit bagi dia untuk melakukan kejahatan. Metode yang digunakan dalam pembentukan akhlak pada anak usia 6-12 tahun adalah dengan metode teladan dan pembiasaan. Sehingga dari metode tersebut akan berpengaruh pada segi social, religi dan juga seni budaya.
Kesimpulan
Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan yang diajarkan dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak dan juga kecerdasan anak. Pendidikan agama merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan tentang agama.
PENDIDIKAN AGAMA DI PAUD : Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini
PAUD-ANAK Bermain-belajar---Mengenal Digital Parenting, Pola Asuh di Era Digital agar Anak Menjadi Generasi Emas.
Di Era digital yang penuh dengan dimensi perkembangan teknologi Digital ini, yang menimbulkan sejumlah persoalan dan tantangan bagi kita selaku orang tua dalam pola pengasuhan anak. lengah sedikit saja, anak bisa menjadi korban dampak negative teknologi salahsatu misalnya anak dapat kecanduan handphone (HP) yang berujung pada masalah mental, seperti gangguan tidur, tantrum, dan masalah s.osialiasi anak yang menjadi pribadi tertutup dan rendah diri.
Menjauhkan anak dari HP serta teknologi digital juga bukan merupakan solusi terbaik. Bagaimanapun, orangtua tak terlepas pula dari HP di era digital. Selama orangtua memakai HP/smart Phone dan gatget lainnya, anak akan penasaran ingin mencobanya.
Untuk mengatasi masalah itu, orangtua dapat menerapkan pola asuh digital parenting. Pola asuh ini juga dapat melindungi anak-anaknya dari risiko paparan konten negatif yang beredar.
PENGERTIAN DIGITAL PARENTING
Digital parenting atau pengasuhan digital merupakan pengasuhan yang memberikan Batasan yang jelas kepada anak tentang hal-hal yang boleh maupun yang tidak boleh dilakukan pada saat menggunakan perangkat digital.
Digital parenting sendiri adalah merupakan suatu pola asuh inovatif di era serbadigital. Dengan digital parenting, orangtua memberikan pengetahuan kepada anak Orangtua juga membimbing serta mengawasi anak saat mengakses HP dan internet.
Berikut Hal-hal penting yang dapat dipraktikkan orangtua saat menerapkan digital parenting :
1. Hindarkan anak dari mengakses konten yang tak sesuai ajaran moral
Sebagai orangtua, Anda memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk moralitas anak. Oleh karena itu, Anda perlu memberikan pengetahuan kepada anak terkait konten apa saja yang tidak boleh diakses karena tidak sesuai dengan nilai moral, seperti kekerasan, bahasa kasar, seksual, atau kebencian dari jangkauan anak. Dengan memberikan pemahaman, Anda pun secara langsung menghindarkan anak paparan konten negatif. Jangan lupa, selalu awasi anak saat mereka mengakses HP. Saat mereka tiba-tiba mengakses konten negatif, segera beri pemahaman kenapa konten yang sedang mereka buka tidak baik bagi anak.
2. Ajarkan untuk laporkan konten negatif
Selain memberi pemahaman dan menghindarkan anak dari mengakses konten negatif, Anda juga bisa mengajarkan anak untuk melaporkan konten tersebut. Hal ini akan membantunya untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Anak juga akan semakin peka terhadap konten yang tidak pantas atau merugikan. Selain itu, berikan juga pemahaman bahwa melaporkan konten negatif bukanlah tindakan yang salah atau mengadu-domba, melainkan tindakan untuk menjaga keamanan dalam komunitas digital.
3. Gunakan aplikasi parental control untuk batasi akses digital anak
Tak sekadar memberikan pemahaman, orangtua juga dapat melakukan langkah preventif dengan menggunakan aplikasi parental control. Aplikasi itu dapat membatasi, menyaring, dan memantau aktivitas anak dalam mengakses konten digital melalui HP. Baca juga: Pahami 5 Prinsip Dasar dalam Digital Parenting
4. Buat aturan jelas terkait durasi akses HP dan internet
Cara paling efektif agar anak tidak kecanduan internet atau HP adalah dengan membatasi secara jelas durasi waktunya. Selain dapat menjaganya dari konten negatif, pembatasan durasi penggunaan teknologi juga akan membantu anak untuk menyeimbangkan kehidupannya sebagai anak-anak. Saat anak sedang tidak mengakses internet atau HP, Anda dapat melakukan berbagai kegiatan lain, seperti bermain atau bercerita dengannya. Kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengembangkan hubungan sosial.
5. Manfaatkan game edukasi
Pada dasarnya, bermain adalah aktivitas alami yang disukai anak. Hal ini bisa Anda gunakan sebagai sarana belajar. Agar anak mendapatkan manfaat optimal dari penggunaan perangkat digital, terutama dari segi pembelajaran, Anda bisa mengajaknya bermain game edukasi. Game edukasi dirancang untuk memantik anak bermain sekaligus belajar. Game ini juga dapat merangsang imajinasi dari mereka. Metode pembelajaran melalui game edukasi dapat mengurangi rasa bosan, memotivasi, dan menghibur.
6. Manfaatkan platform belajar digital
Selain platform game edukasi, Anda juga bisa memanfaatkan platform belajar digital. Adapun platform ini dihadirkan dengan segudang fitur pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan anak dari berbagai tingkat. Dengan manfaat tersebut, Anda dapat meningkat kualitas belajar anak dengan cara yang lebih interaktif. Ruangguru, misalnya, hadir dengan metode yang cukup lengkap dan interaktif dalam bentuk video untuk semua tingkatan, mulai dari sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Tak hanya itu, Ruangguru juga memiliki fitur live chat yang memudahkan peserta didik berdiskusi secara langsung agar anak dapat mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal. Ada juga aplikasi Rumah Belajar yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dengan materi pelajaran SD hingga SMA.
Metode pembelajaran pada platform ini dirancang oleh para ahli pendidikan dan disesuaikan dengan kurikulum pendidikan nasional. Kemudian, ada aplikasi Quipper dan Zenius yang punya materi pelajaran interaktif, seperti video dan soal latihan. Kedua platform ini juga punya fitur penilaian, kuis harian, simulasi ujian, serta chat untuk interaksi dengan guru dan teman sekelas. Tak ketinggalan, Anda juga bisa mencoba platform e-learning, seperti Khan Academy dan Kahoot. Untuk Khan Academy, aplikasi ini menyediakan materi pelajaran gratis dalam bentuk video serta fitur latihan soal dan ujian praktik. Ada pula program pembelajaran untuk kegiatan belajar di rumah, tutorial tentang keterampilan khusus, dan komunitas belajar yang aktif. Sementara Kahoot, anak dapat mengikuti kuis atau game pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum dan kebutuhan siswa. Aplikasi ini punya fitur kolaborasi dan dapat digunakan secara gratis.
Itulah enam penerapan digital parenting agar anak semakin berprestasi di era digital. Untuk memaksimalkan upaya tersebut, pastikan jaringan internet di rumah senantiasa lancar agar proses belajarnya tak terhambat. Anda bisa menggunakan internet dari Indihome yang punya kualitas jaringan cepat dan terbaik. Sebagai informasi, Indihome menyediakan paket bundling dengan konten edukasi yang beragam. Di IndiHome, orangtua dapat memilih paket internet sesuai kebutuhan keluarga dan fitur-fitur yang aman untuk anak, seperti IndiHome Edukasi, IndiHome Study, serta IndiHome Kids. Untuk IndiHome Edukasi, paket ini menawarkan akses online ke konten pendidikan dari SD hingga SMA, termasuk video pembelajaran, latihan soal, dan ulangan online. Layanan ini memudahkan anak-anak untuk memahami dan menguasai materi pelajaran dengan mudah.
Sementara itu, pada IndiHome Study, paket ini dirancang khusus untuk memudahkan proses belajar anak. Terdapat berbagai fitur yang ada pada paket ini, seperti Online Class, Virtual Library, dan Online Exam. Semua fitur tersebut hadir untuk membantu anak-anak yang belajar di rumah dengan efektif. Kemudian, IndiHome Kids adalah paket yang menyediakan konten edukasi yang bermanfaat untuk anak-anak. Layanan ini menyediakan video pembelajaran, lagu anak, dan permainan untuk membantu anak agar dapat belajar dengan cara menyenangkan.
Dengan memanfaatkan fitur dan layanan yang disediakan oleh IndiHome dari Telkom Indonesia, orangtua dimudahkan dalam penerapan digital parenting. Bagi Anda yang ingin berlangganan dan menikmati fitur edukasi anak dari IndiHome, silakan kunjungi tautan berikut ini:
https://indihome.co.id/tv/edukids
Demikian tentang DIGITAL PARENTING Mencetak anak Generasi Emas, Mengenal Digital Parenting, Pola Asuh di Era Digital agar Anak Menjadi Generasi Emas, semoga bermanfaat.