Konsep Dasar Anak Usia Dini AUD dan Implikasinya Pada Pendidikan Anak Usia Dini. PAUD
PAUD AnakBermainBelajar--- Ayah-Bunda, Pendidik dan Tenaga kependidikan PTK. Dalam berbagai studi Ilmiah yang diyakini kebenarannya hingga sekarang, mempercayai bahwa pembawaan dan lingkungan, kedua-duanya Menentukan perkembangan anak manusia. Sehingga sejak jaman dahulu kita sering mendengar teori atau istilah anak bagaikan kertas kosong yang dapat kita tulisi "Tabularasa". Kemudian ada yang berpendapat sebaliknya yang menimbulkan teori Konvergensi dimana hasil pendidikan anak dipengaruhi oleh pembawaan (faktor dasar) dan Lingkungan (faktor ajar) (William Stren : Teori Konvergensi).
Maknanya dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD); Potensi yang dibawa anak sejak lahir (pembawaan): Tidak akan berkembang Optimal jika stimulasi yang diberikan hanya secara alamiah (nature), tetapi akan berkembang kalau stimulasi diberikan secara maksimal (nurture).
Konsep Dasar Anak Usia Dini AUD dan Implikasinya Pada PAUD
Paud-Anakbermainbelajar-Blog---Inilah Link cara Paud berkualitas menurut Kemendikbud yang dirilis dalam paudpedia.
Laman PAUDPEDIA Paud Berkualitas
LINK Akses PAUDPEDIA
https://paudpedia.kemdikbud.go.id/tata-kelola/npk
VIDEO YOUTUBE PAUD BERKUALITAS PAUDPEDIA:
LINK cara MEMBUAT PAUD Berkualitas Kemendikbud
PAUD_Anak Bermain Belajar--- Cara membuat Pasir Kinestetik Pada Program pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini. Bermain pasir menjadi aktivitas yang sangat disukai oleh anak-anak. Sayangnya, sebagai orang tua kita tidak bisa rutin mengajak anak ke pantai dan mendukungnya untuk bermain pasir sepuasnya. Namun jangan khawatir Bunda-ayah, kita tetap bisa mengajak anak PAUD bermain pasir di sekolah dan di rumah bahkan dengan cara yang paling aman tapi tetap menyenangkan.
Bermain pasir kinestetik baik dirumah maupun di lembaga PAUD adalah aktivitas yang bisa memberikan banyak manfaat untuk anak-anak Usia Din. Adapun manfaat tersebut antara lain adalah sebagai berikut:
- Bermain pasir melatih konsentrasi anak.
- Baik untuk meningkatkan tumbuh kembang anak.
- Mengasah kreativitas dan imajinasi anak dalam berkarya atau menciptakan sesuatu lewat pasir.
- Meningkatkan kemampuan sosial dan kemonikasi terlebih jika bermain pasir ini dilakukan bersama teman-temannya.
- Anak akan lebih mengenak konsep sains, matematika dan fisika sederhana dari permainan pasir.
- Membantu perkembangan sensorik dan motorik anak, meningkatkan kemampuan gerak tangan, mata dan tubuh keseluruhan. Baik motorik halus maupun motorik kasar akan terbangun dengan baik.
- Anak lebih bijak dalam memecahkan masalah dan lebih hati-hati dalam bermain terutama agar pasir tidak terkena mata atau anggota tubuh lain yang bisa menyebabkan sakit.
Seiring dengan berkembangnya zaman, Bunda ayah Pendidik dan orang tua bahkan bisa mengajak anak membuat APE pasir kinestetik mainannya sendiri tanpa takut jika pasir tersebut kotor atau tercemar oleh virus maupun bakteri penykit berbahaya. Ayah dan bunda bisa mengajak anak untuk membuat pasir yang aman dengan bahan tepung terigu dan beberapa bahan lainnya.
Alat Permainan Edukatif / APE pada PAUD yang menarik dan aman bagi anak usia dini, salah satunya Permainan Pasir Kinestetik. yang dapat dibuat dari bahan yang tersedia dilingkungan sekitar Bunda pendidik.
Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:
- Tepung terigu atau tepung beras
- Pewarna Makanan
- Minyak goreng/-minyak kelapa.
Cara membuat:
Campurkan semua bahan dalam wadah besar, lalu aduk sampai rata dan tidak menggumpal. Kalau mau, Bunda ayah juga bisa mencampurkan terigu dan pasir terlebih dahulu sebelum menambahkan minyak.
Terakhir masukan Dalam wadah yang diberi tutup dan disimpan di kulkas agar awet.
Lanjutkan dengan Aktivitas apa saja yang bisa dilakukan bersama anak supaya bermain pasir kinetik jadi tambah seru ya, Bunda ayah.
Demikian artikel singkat Tentan cara membuat APE Pasir Kinestetik dari blog Anak Paud Bermain Belajar, semoga bermanfaat ya bunda. Sukses selalu !!.
Akhmad Solihin 21.04.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaCara Membuat APE Pasir Kinestetik PAUD
Visiuniversal-Bloger: Tahun 2023-2024 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Resmi Melakukan penggabungan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD-PNF) dengan Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Madrasah (BAN SM). Penggabungan dua badan ini akan dinamai Badan Akreditasi Nasional PAUD Dasar dan Menengah (BAN PDM).
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Ristek Dan Teknologi Pusat, telah menggabungkan Badan Akreditasi Nasional Sekolah Madrasah, (BAN SM) dengan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, (BAN PAUD BNF), dimana Pengabungan ini merupakan implementasi Permendikbudristek, nomor 38 tahun 2023. Sedangkan untuk BAN SM di-Provinsi baru akan diimplementasi,ditahun 2024.
Penggabungan itu disebut sebagai upaya perampingan dan penataan ulang organisasi agar semakin efisien dalam menunjang mutu pendidikan. Sebagai bentuk penataan organisasi saja. Sehingga yang selama ini hanya paham tentang PAUD PNF bisa paham tentang sekolah Formal dan begitu juga sebaliknya.
Dengan demikian ia nanti tidak hanya menangani akreditasi untuk Sekolah Dasar hingga menengah saja, namun juga PAUD dan lembaga pendidikan Non formal lainnya.
Seperti diketahui BAN PDM merupakan badan yang melaksanakan Akreditasi terhadap satuan pendidikan anak usia dini, satuan pendidikan dasar, satuan pendidikan menengah, dan program pendidikan kesetaraan yang dalam menjalankan tugasnya bersifat mandiri dan profesional. BAN PDM provinsi akan bertanggungjawab kepada BAN pusat.
Secara Struktural Diketahui tugas BAN Provinsi untuk membantu pelaksanaan akreditasi satuan pendidikan anak usia dini, sekolah/madrasah dan program pendidikan kesetaraan di tingkat Provinsi. Akreditasi lembaga pendidikan merupakan upaya untuk mendorong peningkatan mutu dan kualitas setiap lembaga pendidikan baik itu formal dan non formal. Sesuai Standar mutu pendidikan Indonesia. baik itu formal dan non formal.Dengan demikian karena telah terjadi penggabungan otomatis Struktur akan berubah, yang terdiri dari Ketua,Sekretaris dan Kelmpok Kerja (Pokja), berdasarkan satuan pendidikan, disertai dengan adanya perubahan instrumen Akreditasi yang masih dalam proses penyempurnaan. Sedangkan Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan 2020 (IASP 2020) tediri dari 35 butir, dan beberapa butir tabahan, seperti SMK, maka instrumen baru nanti terdiri dari 17 butir, walaupun mengalami pengurangan namun bobotnya sama. Demikian juga Instrumen PAUD dan PNF yang juga akan mengalami perubahan baik manual maupun Aplikasinya.
Menghadapi penggabungan kedua Badan Akreditasi ini diharapkan Sekolah Madrasah SM Dan PAUD PNF, dapat menyesuaikan dan melakukan persiapan, dengan Instrumen dan mekanisme Akreditasi yang baru nanti.
Demikian juga Instansi Terkait seperti Dinas Pendidikian, Kementerian Agama dan yayasan pendidikan tekait menjalankan pendidikan juga harus mengupdate serta mendampingi satuan-satuan yang ada diwilayah binaannya, kendatipun terjadi sedikit perubahan, namun tidak akan terjadi masalah, jika satuan-satuan pendidikan di Provinsi-provinsi diseluruh Indonesia telah membangun budaya kerja berbasis mutu, sesuai dengan harapan untuk terus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan Standar mutu pendidikan di daerahnya masing-masing.
Disisi lain sebelum instrument baru, diterapkan, terlebih dahulu dilakukan uji coba dan sosialisasi, dan pelatihan – pelatihan penyegaran asesor, Refreshment untuk anggota BAN PDM, pelatihan asesor, Juga dilakukan secara intens sosialisasi Tentang mekanisme dan instrumen baru Akreditasi ke kesatuan-kesatuan pendidikan.
Demikian Artikel singkat tentang Penggabungan BAN PAUD PNF dan BAN SM Menjadi BAN PDM, Semoga bermanfaat.
Artikel Di Tulis di Blog- Visiuniversal.Blogspot.com
Akhmad Solihin 16.05.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaPERUBAHAN MEKANISME AKREDITASI PAUD DARI BAN PAUD PNF MENJADI BAN PDM
Pentingnya Mengenali Tahapan Pertumbuhan Anak PAUD
PAUD-Anak Bermain-Belajar--Orang tua sudah sepatutnya memantau tahapan pertumbuhan anak setiap saat. Selain untuk menjaga agar anak bisa tumbuh sehat dan optimal, memantau pertumbuhan anak juga penting untuk mendeteksi secara dini tanda-tanda gangguan pertumbuhan agar bisa dicegah atau ditangani sesegera mungkin.
Pertumbuhan anak adalah proses perubahan yang ditandai dengan bertambahnya ukuran fisik dan bentuk tubuh. Pertumbuhan anak dapat dinilai melalui pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala. Normal tidaknya pengukuran ataupun laju pertumbuhan dapat diketahui melalui standar pengukuran yang tersedia.
Pertumbuhan anak juga mengacu pada perubahan fisik, bahasa, pikiran, dan emosi yang terjadi pada diri anak sejak lahir hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan anak juga sangat dipengaruhi oleh faktor genetik, faktor lingkungan, hingga berbagai kejadian yang terjadi pada saat anak berkembang dan bertumbuh.
Mari kita Ketahui Beberapa Tahapan Pertumbuhan Anak PAUD
Berikut ini adalah beberapa tahapan pertumbuhan anak yang perlu Bunda ketahui:
Tinggi badan
Pertumbuhan tinggi badan anak yang sehat akan berkembang secara bertahap setiap tahun. Rata-rata pertambahan tinggi badan yang ideal pada anak adalah:
Bayi usia 0–12 bulan: 25 cm
Anak usia 1–2 tahun: 13 cm
Anak usia 2–3 tahun: 9 cm
Anak usia 4 tahun hingga masa pubertas: 5 cm setiap tahunnya
Namun perlu diingat bahwa tahapan pertumbuhan setiap anak berbeda-beda. Tinggi badan anak pun sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang ia terima di 1.000 hari pertama kehidupannya dan juga kondisi kesehatannya.
Jadi, laju pertumbuhan Si Kecil bisa saja sedikit lebih lambat atau lebih cepat dari ini. Selama tinggi atau panjang badan Si Kecil masih dalam batas ideal anak usia seumurnya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Berat badan
Idealnya, bayi baru lahir yang sehat akan memiliki berat badan sekitar 2,6–3,8 kg. Seiring bertambahnya usia, berat badan akan terus bertambah sesuai tahapan pertumbuhan anak. Berikut ini adalah rata-rata pertambahan berat badan pada anak yang perlu Bunda ketahui:
Bayi usia 0–6 bulan: 140–200 gram setiap minggu
Bayi usia 6–12 bulan: 85–140 gram setiap minggu
Anak usia 1–2 tahun: 2,5 kg setiap tahun
Anak usia 2–5 tahun: 2 kg setiap tahun
Anak usia 5 tahun hingga masa pubertas: 2–3 kg setiap tahunnya
Sama seperti tinggi badan, pertambahan berat badan pada anak juga tergantung pada asupan nutrisi dan kondisi kesehatannya. Untuk memudahkan Bunda, pastikan berat badan Si Kecil sudah jadi 3 kali lipat berat badan lahirnya saat mencapai usia 1 tahun.
Bila tidak tepat 3 kali lipat pun, ingat, selama masih proporsional dengan tinggi badan atau masih dalam batas ideal berat badan anak seusianya, berat badan Si Kecil masih normal, kok, Bun.
Lingkar kepala
Selain tinggi dan berat badan, tolok ukur pertumbuhan anak yang perlu Bunda ketahui adalah lingkar kepala Si Kecil. Pemeriksaan ini penting dilakukan sebab ukuran lingkar kepala bayi yang tidak normal bisa menandakan adanya gangguan pertumbuhan otak. Berikut ini adalah rata-rata pertambahan lingkar kepala pada anak:
Bayi 0–3 bulan: 2cm setiap bulan
Bayi usia 4–6 bulan: 1 cm setiap bulan
Bayi usia 6–12 bulan: ½ cm setiap bulan
Anak usia 1–2 tahun: 2 cm dalam 1 tahun
Baca Juga Cara Mengukur atau Menimbang Berat Badan dan Tinggi Badan Anak PAUD
Cara Mengoptimalkan Tahapan Pertumbuhan Anak
Agar anak bisa tumbuh sehat dan optimal, ada beberapa cara yang bisa Bunda terapkan guna mendukung pertumbuhannya, di antaranya:
Pastikan Si Kecil mengonsumsi makanan sehat dengan mengikuti pedoman gizi seimbang, mulai dari konsumsi aneka sumber protein, lemak baik, sayur dan buah-buahan, serta juga mencukupi minum air putih.
Pastikan Si Kecil memiliki pola makan dan pola hidup yang bersih untuk menghindarkannya dari penyakit infeksi.
Hindari risiko obesitas pada anak dengan mengatur pola makan dan rutin mengajaknya berolahraga sejak dini.
Biasakan Si Kecil memenuhi waktu tidur yang ideal, yaitu 11–14 jam per hari pada balita dan 10–13 jam per hari pada anak usia 3–5 tahun.
Lakukan pengukuran rutin di puskesmas maupun posyandu, yaitu setiap bulan sampai usia 1 tahun, setiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, setiap 6 bulan sampai usia 6 tahun, dan 1 tahun sekali pada tahun-tahun berikutnya.
Menjaga kualitas gizi dan kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak sangat penting untuk dilakukan. Nutrisi yang memadai dari makanan akan berperan sebagai sumber energi dan komponen pembentuk tulang dan ototnya untuk tumbuh.
Sementara itu, makanan yang bersih dapat menghindarkan anak dari berbagai macam penyakit infeksi. Bila sering terjadi pada masa pertumbuhan, penyakit infeksi pada anak dapat menyebabkan gangguan pertumbuhkan, bahkan bisa sampai berdampak stunting.
Anak yang sehat akan terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang ideal. Jadi, pertumbuhan anak bisa menjadi tolok ukur kondisi kesehatan anak tersebut. Inilah mengapa
setiap orang tua perlu selalu memantau dan mengawasi tahapan pertumbuhan anaknya.
Jika merasa si Kecil mengalami gangguan pertumbuhan atau memang hasil pengukuran badannya tidak normal, Bunda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui penyebab serta penanganan yang dibutuhkan.
Demikian tentang Pentingnya Mengenali Tahapan Pertumbuhan Anak PAUD, Semoga bermanfaat.
Pentingnya Mengenali Tahapan Pertumbuhan Anak PAUD
PAUD-Anakbermainbelajar---- 77 Tahun Indonesia merdeka dari penjajahan baru saja kita peringati pada 17 Agustus 2022 yang lalu, tetapi bangsa ini masih mempunyai 24,4 persen anak-anak yang mengalami stunting. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan gizi buruk, terserang infeksi yang berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Seorang anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, di bawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Penyebab Stunting pada Anak
Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada dua, yakni faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi sehingga perawakan pendek atau stunting dapat diatasi. Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan perawakan pendek antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Selain disebabkan oleh lingkungan, stunting dapat disebabkan oleh faktor genetik dan hormonal. Namun sebagian besar stunting disebabkan oleh kekurangan gizi.
Dampak Stunting pada Anak
Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa masa usia anak-anak di bawah lima tahun adalah masa-masa keemasan (golden age) bagi pertumbuhan anak. Pada masa tersebut anak-anak akan menyerapkan informasi dari lingkungan sekitarnya dan akan terekam lama dalam memorinya. Hal ini akan menentukan pola pikir dan perilakunya dimasa yang akan datang. Sehingga pada masa tersebut sangat penting untuk diberikan asupan nutrisi yang cukup serta stimulus atau rangsangan komunikasi, dan perilaku yang benar dari lingkungannya terutama orang tua dan keluarganya.
Apabila pemberian gizi dan stimulus komunikasi dan karakter tersebut tidak cukup, maka anak tersebut bisa mengalami perlambatan pertumbuhan atau stunting, berat badan, tinggi badan, dan kemampuan motorik dan sensoriknya lebih rendah dari anak-anak lain pada usianya.
Sebuah artikel pada www.padamu.net mengatakan bahwa dampak stunting dibagi menjadi dua, yakni ada dampak jangka panjang dan juga ada jangka pendek. Jangka pendek kejadian stunting yaitu terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan gangguan metabolisme pada tubuh. Sedangkan untuk jangka panjangnya yaitu mudah sakit, munculnya penyakit diabetes, penyakit jantung dan pembuluh darah, kegemukan, kanker, stroke, disabilitas pada usia tua, dan kualitas kerja yang kurang baik sehingga membuat produktivitas menjadi rendah. Artikel tersebut juga mengutip laporan yang dirilis UNICEF pada tahun 2010, menyampaikan beberapa fakta terkait dengan stunting dan pengaruhnya, yaitu:
1. Anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun.
2. Stunting yang parah pada anak, akan terjadi defisit jangka panjang dalam perkembangan fisik dan mental sehingga tidak mampu untuk belajar secara optimal di sekolah dibandingkan anak dengan tinggi badan normal.
3. Anak dengan stunting cenderung lebih lama masuk sekolah dan lebih sering absen dari sekolah dibandingkan anak dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap kesuksesan dalam kehidupannya dimasa yang akan datang.
4. Stunting akan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan anak. Faktor dasar yang menyebabkan stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan intelektual.
5. Pengaruh gizi pada usia dini yang mengalami stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan kognitif yang kurang.
6. Stunting pada usia lima tahun cenderung menetap sepanjang hidup, kegagalan pertumbuhan usia dini berlanjut pada masa remaja dan kemudian tumbuh menjadi wanita dewasa yang stunting dan mempengaruhi secara langsung pada kesehatan dan produktivitas, sehingga meningkatkan peluang melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
7. Akibat lainnya kekurangan gizi/stunting terhadap perkembangan sangat merugikan performa anak. Jika kondisi buruk terjadi pada masa golden period perkembangan otak (0-2 tahun) maka tidak dapat berkembang dan kondisi ini sulit untuk dapat pulih kembali.
8. Penurunan perkembangan kognitif, gangguan pemusatan perhatian dan menghambat prestasi belajar serta produktivitas menurun sebesar 20-30 persen, yang akan mengakibatkan terjadinya loss generation, artinya anak tersebut hidup tetapi tidak bisa berbuat banyak baik dalam bidang pendidikan, ekonomi dan lainnya.
Pencegahan Stunting
Tindakan pencegahan stunting tentu lebih bijak dilaksanakan oleh semua orang di lingkungannya, terutama yang terdapat anak balita dan pasangan usia muda terhadap kemungkinan terjadinya stunting, daripada harus melakukan upaya penanganan setelah stunting itu terjadi. Biaya pencegahan stunting tentu lebih murah dan dampaknya tentu akan lebih terkendali, daripada apabila sudah terjadi stunting. Berikut ini beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting:
1. Memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil
Tindakan yang relatif ampuh dilakukan untuk mencegah stunting pada anak adalah selalu memenuhi gizi sejak masa kehamilan. Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter. Selain itu, perempuan yang sedang menjalani proses kehamilan juga sebaiknya rutin memeriksakan kesehatannya ke dokter atau bidan.
2. Beri Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro. Oleh karena itu, ibu disarankan untuk tetap memberikan ASI Eksklusif selama enam bulan kepada sang buah hati. Protein whey dan kolostrum yang terdapat pada susu ibu pun dinilai mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang terbilang rentan.
3. Dampingi ASI Eksklusif dengan Makanan Pendaping Air Susu Ibu (MPASI) sehat
Ketika bayi menginjak usia 6 bulan ke atas, maka ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping atau MPASI. Dalam hal ini pastikan makanan-makanan yang dipilih bisa memenuhi gizi mikro dan makro yang sebelumnya selalu berasal dari ASI untuk mencegah stunting. WHO pun merekomendasikan fortifikasi atau penambahan nutrisi ke dalam makanan. Di sisi lain, sebaiknya ibu berhati-hati saat akan menentukan produk tambahan tersebut. Konsultasikan dulu dengan dokter.
4. Terus memantau tumbuh kembang anak
Orang tua perlu terus memantau tumbuh kembang anak mereka, terutama dari tinggi dan berat badan anak. Bawa si Kecil secara berkala ke Posyandu maupun klinik khusus anak. Dengan begitu, akan lebih mudah bagi ibu untuk mengetahui gejala awal gangguan dan penanganannya.
5. Selalu jaga kebersihan lingkungan
Seperti yang diketahui, anak-anak sangat rentan akan serangan penyakit, terutama kalau lingkungan sekitar mereka kotor. Faktor ini pula yang secara tak langsung meningkatkan peluang stunting. Studi yang dilakukan di Harvard Chan School menyebutkan diare adalah faktor ketiga yang menyebabkan gangguan kesehatan tersebut. Sementara salah satu pemicu diare datang dari paparan kotoran yang masuk ke dalam tubuh manusia.
Apabila dilihat dari penyebab dan ciri-ciri terjadinya stunting, maka hal tersebut adalah berkaitan dengan masalah mendasar yang bisa terjadi pada masyarakat atau negara berkembang. Berkaitan dengan kecukupan gizi atau nutrisi pada masyarakat, terutama pada ibu hamil dan balita, serta ada kaitannya dengan pola hidup sehat, seperti tersedianya sanitasi yang layak (sarana mandi, cuci, kakus atau toilet) dan ketersediaan air bersih.
Setelah 77 tahun merdeka, sepertinya agak ironis apabila Indonesia masih berkutat dengan permasalahan yang sangat mendasar tersebut. Namun faktanya berkata demikian, besarnya wilayah dan jumlah penduduk Indonesia dengan beragam kondisi geografisnya, membuat permasalahan yang mendasar tersebut tidak mudah untuk diselesaikan. Bahkan sesuai dengan data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan dan BPS, data anak-anak yang mengalami stunting terdapat pada seluruh wilayah di 34 provinsi di Indonesia. Kasus stunting tidak hanya berada pada wilayah yang terluar, terdepan dan tertinggal, tetapi juga terdapat pada wilayah perkotaan yang tingkat pendidikan dan pendapatannya relatif tinggi.
Dengan demikian maka tentu ada permasalahan lainnya yang menyebabkan masih tinggi kasus stunting di Indonesia. Pendidikan atau pengetahuan mengenai cara hidup sehat, sanitasi yang baik, ataupun mengenai makanan bergizi sudah diajarkan pada pendidikan tingkat dasar yaitu sejak Sekolah Dasar. Namun sudah menjadi hal yang jamak pada masyarakat bahwa terdapat jarak antara pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seseorang dengan penerapan dari pengetahuan oleh orang tersebut, belum tentu sejalan.
Kegiatan Posyandu di desa atau kelurahan yang dilakukan oleh ibu-ibu kader PKK menurut penulis sebenarnya telah memenuhi sebagian besar usaha yang diperlukan untuk melakukan pencegahan stunting. Dibawah bimbingan petugas kesehatan dari Puskesmas ibu-ibu kader PKK telah melakukan pendataan dan perkembangan balita, mencatat berat badan balita memberikan makanan tambahan dan sebagainya. Sehingga apabila kegiatan Posyandu ini rutin berjalan di setiap desa atau kelurahan, pencegahan stunting mungkin akan berjalan lebih cepat. Tetapi apakah kegiatan Posyandu ini telah berjalan dengan efektif atau tidak hal ini perlu dikaji lagi. Sebagaian masyarakat mungkin justru ada yang menyepelekan kegiatan Posyandu.
Orang yang mengetahui cara hidup sehat atau mengetahui jenis makanan bergizi yang baik bagi tubuh belum tentu akan melakukan cara hidup sehat atau akan mengkonkumsi makanan yang sehat. Sebagian besar orang mengetahui bahaya atau keburukan merokok, namun mereka tetap mengkonsumsi rokok. Membangun kesadaran dan perubahan perilaku yang sehat memang tidak mudah. Maka diperlukan semacam gerakan atau kampanye kepada masyarakat untuk merubah sikap dan perilaku masyarakat tersebut terkait dengan hidup sehat, pemenuhan kecukupan gizi bagi ibu hamil dan anak-anak, sistem sanitasi yang baik serta ketersediaan air bersih.
Adapun yang menjadi kendala dalam percepatan pencegahan stunting menurut Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting yang dikeluarkan oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan adalah:
1. Belum efektifnya program-program pencegahan stunting.
2. Belum optimalnya koordinasi penyelenggaraan intervensi gizi spesifik dan sensitif di semua tingkatan terkait dengan perencanaan dan penganggaran, penyelenggaraan, dan pemantauan dan evaluasi.
3. Belum efektif dan efisiennya pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya dan sumber dana.
4. Keterbatasan kapasitas dan kualitas penyelenggaraan program.
5. Masih minimnya advokasi, kampanye, dan diseminasi terkait stunting, dan berbagai upaya pencegahannya.
Kegiatan atau usaha untuk merubah perilaku masyarakat dari sikap gaya hidup yang tidak sehat menuju gaya hidup sehat merupakan pekerjaan yang besar. Tidak cukup hanya dengan diberikan ceramah atau sosialisasi, tetapi juga harus sampai kepada tingkat kesadaran diri untuk menerima dan menjalankan perilaku hidup sehat. Perlu ada contoh atau keteladanan dari tokoh masyarakat, dan perlu adanya orang terdekat yang bisa mengingatkan apabila tidak dilaksanakan. Hal ini tentu tidak bisa dilaksanakan dalam waktu singkat. Maka sudah sewajarnya apabila upaya percepatan pencegahan stunting menjadi program nasional yang digerakan oleh pimpinan nasional dari Presiden, Pimpinan Daerah hingga pemimpin tingkat Kepala Desa atau kelurahan. Menurut penulis sendiri, mengingat kegiatan ini menggunakan dana yang tidak sedikit, maka perlu dilakukan pengawasan terhadap setiap tahapan pelaksanaannya, agar dapat terlaksana secara akuntabel dan tepat guna. Jangan sampai ada penyelewengan atau korupsi terhadap anggaran pencegahan stunting.
Praktik Baik Percepatan Penurunan Stunting
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, terserang infeksi berulang, maupun stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak didefinisikan stunting jika tinggi badan menurut usianya lebih dari dua standar deviasi, dibawah ketetapan Standar Pertumbuhan Anak WHO.
Penyebab stunting menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ada dua, yakni faktor lingkungan dan genetik. Lingkungan adalah aspek penting yang masih dapat diintervensi, sehingga stunting dapat diatasi. Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan stunting antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan pada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak. Sebagian besar stunting disebabkan oleh kekurangan gizi.
Dampak dari stunting sendiri cukup banyak seperti terganggunya perkembangan otak, pertumbuhan fisik, kecerdasan, gangguan metabolisme tubuh, tidak percaya diri, serta mudah terkena penyakit degeneratif
Stunting bukan penyakit yang tidak dapat dicegah. Stunting bisa dicegah dengan memenuhi kebutuhan gizi sejak hamil, memberikan ASI ekslusif sampai bayi berusia 6 bulan, memberikan MPASI sehat sebagai makanan pendamping ASI, Imunisasi, terus memantau tumbuh kembang anak, selalu menjaga kebersihan lingkungan.
Karena itu, perlu adanya keberlangsungan dari program pencegahan stunting. Program-program stunting yang sudah berjalan, menyasar edukasi gizi dan pola hidup sehat di keluarga maupun di sekolah seperti :
- TANGKAS ( Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting)
- WASH (Water Access Sanitation and Hygiene/ Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene)
- GESID (Generasi Sehat Indonesia)
- Isi Piringku
- AMIR (Ayo Minum Air)
- Bunda Mengajar
- WAS (Warung Anak Sehat)
- ACS (Aksi Cegah Stunting)
Program percepatan penurunan stunting di beberapa daerah di Indonesia terus menjadi perhatian yang , karena pemerintah telah menetapkan pada tahun 2024 angka stunting di Indonesia sebesar 14%. Guna mencapai target tersebut, Daerah bisa memfokuskan penurunan stunting dalam 3 area fokus yaitu : Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi. Salah satu pendekatan yang harus dilakukan secara bersamaan adalah pemberian nutrisi ibu dan anak yang seimbang di 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Sedangkan untuk intervensi di bidang sanitasi, Gerakan 5 Pilar STBM menjadi upaya intervensi sanitasi rumah tangga yang cukup strategis, yaitu Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga, Pengelolaan sampah dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga.
Demikian Tentang pencegahan stunting Mari bersama-sama mencegah dan menurunkan angka stunting, agar generasi Indonesia menjadi Generasi yang sehat, kuat, dan hebat. Untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Sumber dan Daftar Referensi:
1. Penjelasan Stunting Menurut WHO dan Cara Mengatasinya | Popmama.com
2.https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5334137/apa-itu-stunting-ini-arti-penyebab-dan-pencegahannya-pada-anak.
3. Pengertian Stunting, Penyebab dan Dampaknya (padamu.net)
4. Pencegahan Stunting Pada Anak (kemkes.go.id)
5. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024, Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).
Akhmad Solihin 08.25.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaSTUNTING PADA PERTUMBUHAN ANAK PAUD
Tahap Perkembangan Otak Anak Usia Dini dan Cara Tepat mengoptimalkannya.
Foto: pixabay |
Otak seorang anak berkembang dengan cepat sampai dengan usia lima tahun, terutama usia 3 tahun pertama. Periode tersebut merupakan perkembangan yang cepat dari kemampuan pengenalan, bahasa, sosial, emosi dan gerak. Sebagai contoh, seorang anak belajar banyak sekali mengenal kata-kata sejak usia 15 – 18 bulan.
Sebagai orang tua, Ayah Bunda tentu ingin mendukung perkembangan kognitif anak agar dapat berjalan optimal sejak usia dini. Sebab, keterampilan kognitif sangatlah berhubungan dengan kesiapan si Kecil belajar di sekolah nantinya.
Kemampuan otak atau kognitif bayi biasanya mengatur cara bayi dalam belajar, mengumpulkan dan mengatur informasi, membayangkan, mengingat, hingga memecahkan masalah.2 Kemampuan otak ini berkembang secara bertahap seiring usia anak bertambah.
Perkembangan kognitif adalah bagian dari perkembangan otak yang memungkinkan anak berpikir cepat dan siap belajar. Mulai dari memahami, mengolah informasi, memecahkan masalah, dan mengetahui sesuatu.
Untuk membantu perkembangan otak anak berjalan dengan optimal, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Namun sebelum itu, yuk Bunda kita ketahui dulu apa saja tahapan perkembangan otak anak dalam artikel berikut ini.
Memahami Tahap Perkembangan Otak Anak
Sekitar 80% perkembangan kognitif anak terjadi paling optimal dalam 1000 hari pertama kehidupannya, dan 90% kemampuannya masih akan terus berkembang hingga mencapai usia 5 tahun.
Otak bisa berfungsi sedemikian rupa karena memiliki banyak sel saraf yang nantinya saling terhubung menjadi jaringan untuk berkomunikasi. Ketika lahir, anak sudah memiliki sekitar 100 triliun sel saraf.
Selama setahun pertama kehidupannya, saraf-saraf ini akan terhubung satu sama lain hingga jumlah jaringannya mencapai dua kali lipat. Pada akhirnya terciptalah triliunan sambungan saraf otak di tiga tahun pertamanya, yang merupakan dasar anak untuk siap belajar.
Koneksi otak itulah yang memungkinkan kita untuk bergerak, berpikir, berkomunikasi, dan melakukan hampir semua hal. Keterampilan penting lainnya, seperti motivasi, kedisiplinan diri, pemecahan masalah, dan berperilaku juga terbentuk dari koneksi otak pada tahun-tahun awal ini.
Setiap sambungan antar saraf otak tersebut juga yang membuat anak bisa bergerak, berpikir, berkomunikasi, dan melakukan hampir semua hal dalam kesehariannya.
Pada anak usia dini, koneksi antar sel otak dibuat dengan kecepatan yang luar biasa. Setidaknya akan terjadi satu juta koneksi saraf baru setiap detik dalam otak anak balita, yang jauh lebih banyak daripada waktu lain dalam hidup. Semakin banyak dan semakin kuat hubungan antar sel saraf otak, perkembangan otak anak akan semakin matang.
Setiap koneksi sel otak akan terbentuk melalui interaksi dan pengalaman sehari-hari anak dengan orang tua. Misalkan saja, dari seberapa sering dan intens stimulasi yang Bunda berikan serta termasuk juga kasih sayang dan perhatian yang si Kecil dapatkan setiap hari.
Adapun perkembangan otak dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya keturunan, pola pengasuhan, lingkungan, nutrisi yang diberikan sejak kehamilan, dan paparan racun atau infeksi.3
Berikut tahapan perkembangan otak anak berdasarkan usia yang perlu Bunda ketahui:
1. Perkembangan Otak Anak Usia 0-12 Bulan
Ketika bayi baru lahir hingga mencapai 3 bulan, si Kecil sedang mengenali suara, aroma, rasa, dan penglihatan. Bayi baru bisa melihat benda lebih jelas, rewel bila melakukan satu hal yang durasinya lama, fokus memperhatikan, mengamati, dan mengenali benda yang bergerak serta wajah.4
Ketika sudah memasuki usia 5-12 bulan, si Kecil sudah mampu memberikan respon percakapan lewat suara, memasukkan apa pun ke dalam mulut, dan dapat mengenali serta memberikan respons jika namanya dipanggil.5
Ia juga sudah mampu menunjuk gambar saat Bunda menamainya, mencoba mengulang kata-kata, mampu memukul, melempar, dan menggoyangkan benda atau mainan.6
2. Perkembangan Otak Anak Usia 2-3 Tahun
Ketika memasuki usia 2 hingga 3 tahun perkembangan otak anak semakin pesat. Balita sudah dapat memahami beberapa konsep seperti kebalikannya misalnya, siang dan malam serta besar dan kecil, juga mengingat, mencocokkan bentuk dan warna, serta mengurutkan benda.7
Anak juga kerap bermain peran, seperti main masak-masakan, dokter-dokteran, atau bermain dengan boneka favoritnya.
Selain itu, si Kecil sudah bisa mengikuti perintah sederhana yang diminta oleh Bunda dan Ayahnya. Sebagai contoh, mengambil buku, menyimpan di tempatnya, dan melepas sepatu.
3. Perkembangan Otak Anak Usia 4-5 Tahun
Di usia 4 tahun, perkembangan otak anak akan semakin lebih baik yang ditandai dengan kemampuan bahasanya yang meningkat. Mereka sudah dapat melafalkan alfabet dan mengajukan pertanyaan.8
Kemudian di masa 5 tahun kehidupan anak, ia sudah mulai memahami perbedaan antara benar dan salah, aturan yang Bunda tetapkan serta berusaha mengikutinya.9
Baca Juga: 5 Perkembangan Motorik Anak 1-3 Tahun dan Cara Menstimulasinya
Cara Mengoptimalkan Perkembangan Kognitif Anak
Untuk mengoptimalkan perkembangan kognitif anak selama periode emas kehidupannya, ada beberapa hal yang bisa Bunda lakukan yaitu:
1. Penuhi Kebutuhan Nutrisi Si Kecil
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, sebagian besar kapasitas utama otak anak terbentuk dalam 3 tahun pertama usianya. Oleh karena itu, tentu saja pertumbuhan dan perkembangan otak akan menjadi optimal jika anak juga mendapatkan gizi yang cukup dari makanan sehari-harinya.
Semua jenis nutrisi sama pentingnya untuk tumbuh kembang otak anak. Akan tetapi, ada beberapa nutrisi tertentu yang memiliki efek besar selama perkembangan otak awal.
Sejumlah nutrisi yang penting untuk perkembangan otak anak di antaranya adalah sebagai berikut:
Zat besi: hati ayam, hati sapi, daging sapi, bayam, tahu, kacang-kacangan, dan susu pertumbuhan terfortifikasi.
Vitamin C: jeruk, kentang, brokoli, susu pertumbuhan terfortifikasi.
Kalsium: kacang tanah, biji wijen, sarden, brokoli, bayam, pakcoy, tahu.
Zinc: daging merah, daging ayam, udang, susu terfortifikasi.
Vitamin D: hati ayam dan hati sapi, daging merah, kuning telur, susu yang terfortifikasi, jamur.
Selenium: jeroan sapi, daging merah, telur, daging ayam, susu yang terfortifikasi.
Kolin: hati sapi dan hati ayam, kuning telur, daging merah, dada ayam, kembang kol, brokoli, susu yang terfortifikasi.
Asam lemak omega-3 dan omega-6: kerang, bayam, mangga, daun selada, minyak ikan, dan kacang merah.
Penelitian dari sebuah jurnal melaporkan, kekurangan gizi pada anak usia dini cenderung berisiko mempengaruhi proses berpikir, perilaku, dan produktivitas anak sepanjang usia sekolah nanti.
Sudah banyak pula penelitian lain yang membuktikan bahwa anak yang tidak mendapatkan cukup nutrisi dari makanan berisiko mengalami penurunan produksi sel otak, keterbatasan fungsi otak, dan keterlambatan perkembangan kognitif.
Menariknya lagi, asupan nutrisi tidak hanya diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak. Tapi juga kesiapannya bersekolah nanti, Bun. Sebab, asupan nutrisi sangat berpengaruh pada tingkat konsentrasi yang lebih baik, si Kecil bisa menunjukkan hasil akademis yang lebih baik di kelas, dan memiliki lebih sedikit masalah perilaku.
Selain itu, nutrisi yang baik meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang artinya anak akan lebih jarang izin tidak masuk sekolah karena sakit.
Baca Juga: Macam-Macam Sumber Makanan Sebagai Nutrisi Otak Anak
2. Menyanyikan Lagu Anak-Anak
Mendengarkan dan menyanyikan lagu anak-anak secara rutin ternyata dapat membantu merangsang perkembangan kognitif, emosional, sosial, dan bahasa anak, Bun.10 Aktivitas ini dapat membantu memperkuat kerja otak untuk menyimpan ingatan, memperbanyak kosakata anak, dan melatih anak bicara.
Peningkatan memori dan keterampilan bicara bisa membantu anak-anak belajar membaca dan menulis lebih cepat.
Dengan memori jangka pendek yang lebih baik, anak akan lebih mampu untuk berkonsentrasi. Anak-anak juga bisa belajar huruf tertulis lebih cepat jika menggunakan suara.
Ada banyak lagu anak-anak yang bisa Bunda diperdengarkan kepada si Kecil. Misalnya, lagu ‘Balonku’ untuk mengajarkan macam-macam warna, ‘Kepala Pundak Lutut Kaki’ untuk mengenalkan anak nama-nama anggota tubuhnya, ‘Satu-Satu Sayang Ibu’ untuk memperkenalkan anak nama-nama anggota keluarga sekaligus mengajarkannya berhitung, ‘ABC’ untuk mengenalkannya dengan macam-macam abjad, hingga lagu ‘Pok Ame Ame’ dan ‘Bangun Tidur’ untuk mengajarkan si Kecil dengan rutinitas sehari-hari.
3. Sering-Sering Ajak Si Kecil Bicara
Pada dasarnya, mengajak anak bicara sudah bisa dilakukan secara rutin, bahkan sejak ia baru lahir, Bun. Karena hanya karena anak belum bisa bicara, bukan berarti ia belum mengerti apa yang Bunda dan Ayah maksud, lho! Semakin banyak Bunda berbicara dan mengekspresikan diri, semakin mudah bagi si Kecil untuk belajar berinteraksi dan berbicara.
Dengan mengajak si Kecil berbicara akan membantu menstimulasi kecerdasannya, khususnya kemampuan berbahasa. Selain itu, kata-kata yang didengarnya akan menjadi bekal dalam perkembangan bicara dan bahasanya kelak di kemudian hari.
Oleh karena itu, Bunda bisa mengajaknya berbicara kapan pun dan di mana pun, termasuk menceritakan kegiatan yang dilakukan di hari itu. Misalkan, setiap kali memberikan makan, memandikannya, memakaikan pakaian, menyiapkan makanan dan susu sampai sebelum tidur. Jangan lupa saat berbicara pada si Kecil, selalu lakukan kontak mata dengan anak ya, Bun.
Di usia 3 tahun, anak-anak yang cenderung sering diajak bicara oleh orang tuanya memiliki IQ 1,5 kali lebih dibandingkan anak-anak yang tidak.12
4. Bacakan Buku Cerita dan Ajak Diskusi
Membacakan buku cerita secara rutin bisa menjadi salah satu cara mengoptimalkan perkembangan kognitif sekaligus bahasa anak.
Bunda dan Ayah bisa membacakan buku cerita bergambar ukuran besar yang berwarna-warni, buku dengan gambar yang muncul (fitur pop up) atau gambar 3 dimensi, serta buku dengan gambar ilustrasi yang bertekstur untuk menarik perhatian anak.
Libatkan bayi dengan membiarkannya membolak-balikkan halaman buku yang sudah dibaca, atau menyentuh gambar timbul yang berilustrasi dalam buku.
Membacakan cerita sekaligus mengajaknya diskusi terkait cerita di buku, dapat meningkatkan kosakata, imajinasi, dan nalarnya lewat menghubungkan objek dengan suara. Sesekali, ajak ia mengobrol sejenak mengenai gambar-gambar di dalam buku.
Mengajukan pertanyaan atau mengajaknya diskusi dapat membantunya belajar bagaimana memecahkan masalah dan lebih memahami bagaimana dunia bekerja.
Misalnya, di dalam cerita ada objek kucing, Bunda bisa meminta si Kecil menunjukkan gambar kucing dengan cepat. “Coba tunjuk mana ya yang namanya kucing? Suara kucing gimana, dik?” Pastikan Bunda membacakan cerita dengan suara dan mimik wajah yang dibuat seheboh mungkin agar menarik, ya.14
5. Ajak Bermain di Luar
Bermain adalah salah satu stimulasi yang penting untuk perkembangan kognitif anak, tak terkecuali di tiga tahun pertama usia kehidupannya.
Selain untuk perkembangan motorik kasar dan halusnya, mengajaknya bermain juga bisa bantu mengasah perkembangan otak, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan bahkan keterampilan sosial dan emosionalnya juga.
Untuk itu, coba hindari si Kecil dari kegiatan pasif, seperti menonton televisi atau bermain gadget terlalu lama. Bunda bisa mengajak si Kecil bermain di luar rumah.
Terlebih di usia ini, anak-anak sudah siap bersosialisasi, lebih bersemangat mencoba hal-hal baru, dan punya rasa ingin tahu yang besar untuk mengeksplorasi lebih banyak tentang dunia yang mereka lihat. Nah, melalui bermainlah anak-anak bisa belajar berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka.
Bermain di luar rumah bersama Bunda, Ayah, saudara, atau teman-teman sebayanya dapat meningkatkan kemampuan kerja sama, komunikasi, dan empatinya.15
Misalkan, Bunda mengenalkan anak dengan permainan tradisional untuk mengasah keterampilan motorik anak, seperti petak umpet atau ular naga. Asyiknya lagi, permainan-permainan ini juga bisa ikut membiasakan si Kecil aktif bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.
Dengan bermain, anak-anak juga punya kesempatan untuk belajar berinteraksi dan bergaul dengan anak-anak sebayanya. Anak-anak akan banyak belajar bagaimana caranya berbagi dan bermain bergiliran menggunakan mainan.
6. Bermain Mainan Sensorik
Menurut sebuah studi, manfaat sensory play dapat memengaruhi kecerdasan kognitif anak, lho.
Permainan yang melibatkan berbagai macam indra ini dapat membantu anak menciptakan dan menguatkan koneksi di otaknya. Hubungan antara sel-sel saraf otak, yang disebut sinapsis, ini memungkinkan kita untuk belajar dan beradaptasi.
Sebaliknya, jika otak tidak mendapatkan stimulasi (dari indra dan lingkungan), jaringan koneksi tersebut tidak akan terbentuk dan otak anak tidak akan berkembang dengan baik.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak kecil sudah terbiasa bereksplorasi dan menyelidiki hal-hal baru di sekitarnya sejak lahir untuk mendorong rasa ingin tahunya.
Nah, dengan bermain sensorik, anak akan didorong untuk mampu menelaah situasi yang ia jalani sehingga anak akan terlatih berpikir kritis dan analitis, bahkan dapat membantu memecahkan masalah yang kompleks sekalipun.
Sebagai contoh, ketika anak menyusun banyak balok untuk dijadikan menara, ia akan berpikir bagaimana caranya agar balok tersebut tidak runtuh. Dengan demikian, anak dapat melatih konsentrasi dan kemampuan berpikirnya yang akan berguna di masa depan, khususnya saat ia sudah bersekolah nanti, Bun.
Contoh permainan sensorik lainnya adalah coba Bunda kumpulkan potongan kain yang memiliki tekstur berbeda. Kemudian, kenalkan pada anak dengan memintanya merasakan tekstur. Bunda bisa coba jelaskan masing-masing nama kain dan perbedaan teksturnya.11
7. Bermain Peran
Di usia ini, Bunda bisa mengajak anak untuk bermain sandiwara atau bermain peran. Misalnya, anak pura-pura menjadi dokter dan Bunda menjadi pasien, anak pura-pura menjadi koki dan Bunda menjadi penikmat makanannya.
Bunda juga bisa bermain peran lainnya sesuai imajinasi si Kecil, seperti main masak-masakan, perang-perangan, dan lainnya.
Jadi, ia akan belajar tentang bagaimana sebuah profesi bisa melakukan pekerjaannya atau bagaimana cara membuat sesuatu yang mungkin tidak bisa dilakukan secara nyata oleh anak kecil. Di sini, anak secara tidak langsung belajar memahami konsep kompleks peran manusia dalam kehidupan nyata mulai dari cara bicara, jenis bahasa yang digunakan, gesture tubuh, ekspresi wajah, hingga emosi yang ditunjukkan.
Sambil bermain, anak juga secara tidak langsung mempelajari keterampilan penting yang membantu perkembangan kognitif dan sosial-emosional mereka.
8. Bermain Puzzle
Bermain puzzle bisa menjadi permainan untuk melatih kemampuan kognitif anak balita. Bunda bisa mengawali permainan ini dengan kepingan puzzle yang besar agar anak lebih mudah saat memainkannya.
Ketika anak sudah mahir, bisa beralih ke ukuran yang sedang, sampai yang kecil. Sebaiknya hindari membiarkan anak bermain sendiri, Ajak bermain bersama, Bunda bisa ikut serta menyusun gambar sambil sesekali ajak diskusi tentang bentuk dan susunan puzzle.
9. Berikan Susu Pertumbuhan Terfortifikasi
Bunda perlu secara rutin menerapkan cara-cara di atas untuk meningkatkan perkembangan otak anak lebih optimal. Namun selain dari stimulasi, Bunda tentu perlu memperhatikan kelengkapan nutrisi si Kecil, terutama nutrisi mengoptimalkan perkembangan otaknya.
Sebab, perkembangan otak yang optimal merupakan fondasi penting untuk mendukung kemampuan belajar si Kecil. Namun, masih banyak Bunda yang tidak menyadari, bahwa 90% perkembangan otak si Kecil tercapai di usia 5 tahun.
Jadi, yuk teruskan nutrisinya dengan SGM Eksplor 3+, satu-satunya dengan IronC™ untuk mendukung 2x penyerapan nutrisi penting, serta dilengkapi DHA, Minyak Ikan Tuna, Omega 3&6 serta nutrisi penting lainnya yang mendukung perkembangan kognitif si Kecil untuk siapkan prestasinya.
Sumber Gambar: Pixabay
Sumber dan Referensi :
0. (2018, October 9). 7 Ways to Help Your Child’s Brain Develop. Healthline; Healthline Media. https://www.healthline.com/health-news/5-free-ways-to-improve-your-childs-brain
CDC. (2022, March 25). Early Brain Development and Health. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/ncbddd/childdevelopment/early-brain-development.html#:~:text=Nurturing%20a%20child%20by%20understanding,learning%20and%20succeeding%20in%20school.
HealthyFamilies BC Joins HealthLinkBC.ca | HealthLink BC. (2021). Healthlinkbc.ca. https://www.healthlinkbc.ca/healthyfamilies-bc-joins-healthlinkbcca
Understood. (2023). Understood.org. https://www.understood.org/learning-thinking-differences/signs-symptoms
2-3 years: toddler development. (2022, December 15). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/toddlers/development/development-tracker-1-3-years/2-3-years
Verywell. (2014). 4-Year-Old Child Development Milestones. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/4-year-old-developmental-milestones-2764713#cognitive-development
Verywell. (2022). 5-Year-Old Child Development Milestones. Verywell Family. https://www.verywellfamily.com/5-year-old-developmental-milestones-620713#cognitive-development
Cusick, S. E., & Georgieff, M. K. (2016). The Role of Nutrition in Brain Development: The Golden Opportunity of the “First 1000 Days.” 175, 16–21. https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2016.05.013
How Music and Singing Helps Brain Development In Children - Songs for Teaching Blog. (2017, July 12). Songs for Teaching Blog. https://songsforteaching.net/how-music-and-singing-helps-brain-development-in-children/
Cognitive development and sensory play. (2016, December 15). MSU Extension. https://www.canr.msu.edu/news/cognitive_development_and_sensory_play
4-5 years: preschooler development. (2022, December 16). Raising Children Network. https://raisingchildren.net.au/preschoolers/development/development-tracker/4-5-years
Brain Development. (2023, January 13). First Things First. https://www.firstthingsfirst.org/early-childhood-matters/brain-development/#:~:text=90%25%20of%20Brain%20Growth%20Happens,full%20grown%20%E2%80%93%20by%20age%205
Kelly, J. (2014, November 13). Your 2-Year-Old’s Developmental Milestones. What to Expect; WhattoExpect. https://www.whattoexpect.com/toddler-development/developmental-milestones.aspx
Prado, E. L., & Dewey, K. G. (2014). Nutrition and brain development in early life. 72(4), 267–284. https://doi.org/10.1111/nure.12102
How Nutrition Helps Kids Learn - Knoxville-Knox County Head Start. (2019, March). Knoxville-Knox County Head Start - Knoxville-Knox County Head Start. https://www.knoxvilleheadstart.org/03/how-nutrition-helps-kids-learn/
Tahap Perkembangan Otak Anak Usia Dini dan Cara Tepat Optimalkannya
berdasarkan Surat Edaran Nomor: 6032/C/HK.04.01/2023 Tentang Pemutakhiran Data Pokok Pendidikan Semester I Tahun Ajaran 2023/2024. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah telah melakukan integrasi data dan merilis Aplikasi Dapodik versi 2024, sehingga dapat digunakan untuk pengumpulan data semester 1 tahun ajaran 2023/2024 di bidang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Kesetaraan.
Satuan Pendidikan diharapkan memprioritaskan pendataan Peserta Didik Semester 1 Tahun Ajaran 2023/2024 dengan status Naik Kelas terlebih dahulu dan selanjutnya peserta didik baru, serta melakukan isian partisipasi BOSP. Perubahan dan pembaruan ini merupakan upaya untuk menyelaraskan prosedur dan mekanisme pendataan Dapodik. Berdasarkan Permendikbudristek No. 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan, disampaikan bahwa Satuan Pendidikan harus mengisi dan melakukan pemutakhiran Dapodik sesuai dengan kondisi riil di Satuan Pendidikan paling lambat tanggal 31 Agustus anggaran sebelumnya.
Aplikasi Dapodik versi 2024 dirilis dalam bentuk Installer dan Patch, untuk yang menginstal melalui Installer maka satuan Pendidikan harus melakukan uninstall Aplikasi Dapodik versi sebelumnya terlebih dahulu.
Berikut Langkah instalasi Aplikasi Dapodik versi 2024:
- Unduh file installer Aplikasi Dapodik versi 2024 pada laman https://dapo.kemdikbud.go.id/unduhan;
- Lakukan instalasi Aplikasi Dapodik;
- Refresh browser (ctrl+F5);
- Lakukan registrasi;
- Pastikan proses registrasi berhasil;
- Isi user name dan password;
- pilih semester 2023/2024;
- klik tombol Masuk;
- Pastikan tampilan Aplikasi Dapodik sudah versi 2024;
- Lakukan input data sesuai kondisi riil;
- Login Akun Kepala Sekolah
- Klik tombol sinkronisasi.
Satuan pendidikan dapat melakukan pembaruan Aplikasi Dapodik versi 2024 menggunakan Patch dengan syarat pada perangkat sudah Terinstal Aplikasi Dapodik versi 2023.d, berikut langkah-langkah pembaruan menggunakan patch:
- Unduh file patch Aplikasi Dapodik 2024 pada laman https://dapo.kemdikbud.go.id/unduhan;
- Install patch dapodik 2024;
- Refresh browser (ctrl+F5);
- Tutup dan Buka Aplikasi Dapodik;
- Isi user name dan password;
- pilih semester 2023/2024;
- klik tombol Masuk;
- Pastikan tampilan Aplikasi Dapodik sudah versi 2024;
- Klik tombol tarik data;
- Pastikan proses nya berhasil;
- Lakukan input data sesuai kondisi riil;
- Login Akun Kepala Sekolah;
- Klik tombol sinkronisasi.
Berikut adalah daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik versi 2024:
Daftar Perubahan Aplikasi Dapodik
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2024.a:
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada menu mata pelajaran pilihan bagi jenjang PKBM/SKB.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada validasi pengecekan Bahasa Asing pada Kurikulum 2013 bagi jenjang SMK.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat pemilihan program dilayani di rombongan belajar kurikulum 2013 bagi jenjang SMA.
- [Perbaikan] Perbaikan pesan error tempat lahir pada saat menambah peserta didik baru pada jenjang TK dan SD.
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2024:
- [Pembaruan] Penambahan menu dan fitur baru Notifikasi dari pusat.
- [Pembaruan] Penambahan validasi bagi penerima bantuan TIK wajib memperbarui alat berupa Laptop.
- [Pembaruan] Penambahan validasi maksimal jumlah jam yang diterima oleh peserta didik pada tingkat 11 dan 12 bagi pelaksana Kurikulum Merdeka.
- [Pembaruan] Penambahan validasi ruang yang telah dihapus buku namun masih digunakan pada rombongan belajar.
- [Pembaruan] Penambahan mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan khusus untuk jenjang SMK.
- [Pembaruan] Penambahan validasi terkait penginputan Praktik Kerja Lapangan (PKL) khusus jenjang SMK.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada sanitasi ketika menghitung jumlah jamban.
- [Perbaikan] Perubahan referensi dalam pemilihan kecepatan internet pada Data Periodik Sekolah
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2023.d:
- [Perbaikan] Perbaikan penginputan tema P5 pada pembelajaran bagi Pelaksana Kurikulum Merdeka.
- [Perbaikan] Perbaikan Perbaikan bug saat memilih kurikulum dan tingkat pendidikan di jenjang PKBM/SKB yang menyelenggarakan program KB, TPA, dan SPS.
- [Perbaikan] Perubahan proses bisnis penginputan prasarana kamar mandi/WC.
- [Perbaikan] Perbaikan isian kecamatan hingga level desa/kelurahan pada formulir peserta didik - bagian data pribadi.
- [Pembaruan] Penambahan status informasi penerima Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).
- [Pembaruan] Penambahan sub ruang/bilik untuk prasarana kamar mandi/WC.
- [Pembaruan] Penambahan kolom kondisi dan bobot kerusakan bangunan hasil penginputan melalui Manajemen SP.
- [Pembaruan] Penambahan referensi ruang pusat sumber pendidikan inklusif.
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2023.c:
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat klik tombol sinkronisasi menjadi tombol Tarik Data.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat memilih Kurikulum dan Tingkat Pendidikan bagi jenjang KB, TPA, SPS.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat menambah peserta didik baru bagi jenjang SPK KB.
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2023.b:
- [Perbaikan] Perbaikan bugs validasi pada kelas tingkat 3,6,9,12 bagi sekolah bukan penyelenggara IKM.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs validasi JJM maksimal per rombel bagi kurikulum merdeka pada jenjang SD.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs saat pemilihan kurikulum merdeka bagi jenjang SMALB dan sekolah dibawah naungan KEMENAG.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs saat menyimpan C2 dan C3 bagi kurikulum 2013 pada jenjang SMK.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat memetakan peserta didik pada rombongan belajar mata pelajaran pilihan.
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2023.a:
- [Perbaikan] Perbaikan bugs validasi pada kelas tingkat 3,6,9,12 bagi sekolah penggerak.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs validasi pada saat pengecekan data dinamis dan agregasi sarpras.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada registrasi peserta didik pada kolom program pengajaran bagi sekolah penggerak.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat melakukan sinkronisasi.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat mengunduh formulir PTK.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada saat menginput Luas Tapak Bangunan di menu Bangunan.
- [Perbaikan] Perbaikan referensi mata pelajaran bagi sekolah penggerak.
- [Perbaikan] Perbaikan referensi variabel pada data dinamis.
Berikut ini merupakan daftar perubahan pada Aplikasi Dapodik 2023:
- [Pembaruan] Pemindahan atribut Jenis PTK yang sebelumya berada di formulir PTK berpindah ke formulir penugasan PTK.
- [Pembaruan] Penambahan atribut berkebutuhan khusus pada formulir PTK.
- [Pembaruan] Penambahan atribut Kelas Orang Tua pada data rinci sekolah khusus jenjang PAUD.
- [Pembaruan] Penambahan end point pada Web Service Dapodik guna keperluan terkait Aplikasi e-Rapor.
- [Pembaruan] Penambahan pengisian Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) khusus untuk sekolah penggerak penyelenggara Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).
- [Pembaruan] Penambahan sub menu baru Mata Pelajaran Pilihan pada menu Rombongan Belajar khusus untuk sekolah penggerak.
- [Pembaruan] Penambahan instrumen terkait Implementasi Insersi Pendidikan Anti Korupsi.
- [Pembaruan] Penambahan validasi sekolah negeri diwajibkan mengisikan NPWP dan nama wajib pajak.
- [Pembaruan] Penambahan validasi jumlah jam mata pelajaran yang dapat diajarkan lebih dari satu guru agar jam/minggu tidak lebih dari struktur kurikulum.
- [Pembaruan] Penambahan validasi mata pelajaran pilihan yang diambil oleh peserta didik yang berada di Fase F pada Kurikulum Merdeka.
- [Pembaruan] Penambahan validasi rasio rombongan belajar terhadap peserta didik bagi rombel dengan mata pelajaran pilihan.
- [Pembaruan] Penambahan validasi no handphone untuk GTK menjadi warning.
- [Perbaikan] Penutupan pengisian tingkat kerusakan pada Bangunan.
- [Perbaikan] Perubahan bisnis proses pengisian tingkat kerusakan pada Ruang.
- [Perbaikan] Penutupan atribut NPWP dan nama wajib pajak pada pengisian formulir sekolah (pengisian melalui BOS/BOP salur).
- [Perbaikan] Perubahan validasi antara data dinamis dan data sarpras menjadi Invalid.
Unduhan dan Instaler Dapodik 2024
- [Pembaruan] Penambahan menu dan fitur baru Notifikasi dari pusat.
- [Pembaruan] Penambahan validasi bagi penerima bantuan TIK wajib memperbarui alat berupa Laptop.
- [Pembaruan] Penambahan validasi maksimal jumlah jam yang diterima ole peserta didik pada tingkat 11 dan 12 bagi pelaksana Kurikulum Merdeka.
- [Pembaruan] Penambahan validasi ruang yang telah dihapus buku namun mash digunakan pada rombongan belajar.
- [Pembaruan] Penambahan mata pelajaran Praktik Kerja Lapangan khusus untuk jenjang SMK.
- [Pembaruan] Penambahan validasi terkait penginputan Praktik Kerja Lapangan (PKL) khusus jenjang SMK.
- [Perbaikan] Perbaikan bugs pada sanitasi ketika menghitung jumlah jamban.
- [Perbaikan] Perubahan referensi dalam pemilian kecepatan internet pada Data Periodik Sekolah
Panduan penggunaan Aplikasi Dapodik versi 2024, yang memuat petunjuk teknis dari setiap perubahan serta perbaikan dapat diunduh melalui laman https://dapo.kemdikbud.go.id/unduhan
Akhmad Solihin 16.23.00 PAUD Anakbermainbelajar Indonesia