INILAH BAHAYA GULA BAGI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Selasa, 28 Januari 2020

PAUD-Anakbermainbelajar----Bunda, Pendidik dan pengasuh PAUD, pernahkah menghadapi anak/peserta didik yang terlalu aktif bergerak, hingga anak terlihat liar dan terlihat susah diatur, padahal anak ini tidak memiliki riwayat hiperaktif?

Pernah terjadi kegaduhan seperti hal ini di beberapa lembaga PAUD, selidik punya selidik, biang keladinya ternyata adalah gula. Lho kenapa Gula?

Kayla yang sekolah di salah satu lembaga PAUD, pagi-pagi sekali sudah minta dibelikan Ice Cream, karena takut Kayla menangis orang tuanya terpaksa memberikannya, sebelum berangkat sekolah Kayla sudah menghabiskan 2 batang Ice Cream, di sekolah PAUD Mamah Kayla menitipkan lagi satu buah Ice Cream agar disimpan di lemari ES buat siang, tetapi belum sampai siang sekitar jam 9 waktu istirahat Kayla merengek minta diambikan Ice Creamnya. Sekejab saja Ice Cream sudah habis, selanjutnya bisa ditebak apa yang terjadi dengan Kayla, sepanjang hari Perilaku Kayla sangat sulit dikontrol agar tenang belajar. 

Dari berbagai sumber dan penelitian diketahui bahwa kebanyakan gula pada anak sangat berbahaya. Bahaya Kebanyakan Gula Bagi Anak banyak dapat menyebabkan beberapa masalah, seperti masalah perilaku, gigi berlubang, kegemukan, dan diabetes.

Perilaku anak yang sulit akibat kelebihan gula di lembaga PAUD seperti Kayla atau yang bunda pendidik sering temukan pada anak lainnya, terkait dengan akibat lemah otak anak karena konsumsi gula yang berlebihan. 

Anak yang mengonsumsi gula berlebih bisa mengalami risiko lemah otak. Ia bisa saja kesulitan menangkap pelajaran. Tak hanya itu saja, anak dengan kelebihan asupan gula juga akan lebih mudah marah, emosi dan depresi. Perasaan anak dengan konsumsi gula berlebihan akibatnya sangat sulit dikontrol agar lebih tenang.

Anak yang terlalu berlebihan konsumsi gula akan merasa mudah lapar. Ini karena glukosa berlebih dalam tubuh bisa menghambat hormon leptin yang berfungsi memberi sinyal pada tubuh bahwa tubuh telah kenyang dan saatnya menghentikan makan. Anak yang tidak bisa dikontrol asupan gulanya, kemungkinan besar ia juga akan kesulitan dikontrol asupan makanan lainnya. Maka jangan heran Kayla yang kelebihan gula akan merengek-rengek minta makanan karena merasa sangat lapar. Padahal dari segi usianya Kayla sudah kelebihan berat badan.  

Anak Makan Makanan Tinggi Gula. Sumber Foto: nakita.grid.id

Tanpa disadari, banyak makanan maupun minuman yang dikonsumsi anak mengandung gula dalam kadar yang tinggi. Misalnya Ice Cream, jus buah kemasan, biskuit, permen, kue, minuman bersoda, hingga saus tomat. Selain itu, kandungan gula pada susu untuk anak juga perlu diperhatikan, terutama susu dalam kemasan yang memiliki beragam jenis perasa buatan. Orangtua sebaiknya memberikan susu tanpa atau rendah gula untuk menghindari efek buruk kelebihan gula pada anak.

Sebenarnya gula merupakan salah satu sumber energi yang dibutuhkan Anak Usia Dini. Namun dalam kadar yang berlebih, gula justru bisa menjadi ancaman dan dapat membahayakan kesehatan anak. Risiko bahaya terhadap kesehatan juga meningkat, jika kebiasaan mengonsumsi gula berlebih dibiarkan hingga anak menjadi dewasa.

Berikut beberapa dampak Gula Berlebih pada Anak Usia Dini, bahaya asupan gula berlebih pada anak yang bisa saja terjadi seperti:

1. Kerusakan gigi

Bahaya pertama ketika anak berlebihan konsumsi gula adalah risiko gigi berlubang dan rusak semakin besar. Anak usia dini yang kelebihan gula apalagi tidak mau sikat gigi dengan baik, akan sangat berisiko mengalami kerusakan gigi yang cukup parah. Saat makanan yang mengandung gula menempel di gigi, maka kerusakan gigi bisa saja terjadi. Terlebih jika si Kecil tidak terbiasa untuk membersihkan giginya secara teratur, dengan baik dan benar.


2. Mengalami obesitas

Anak usia dini yang mengonsumsi gula berlebih juga akan berisiko obesitas berkali-kali lipat lebih besar dari anak yang mengonsumsi gula secukupnya. Beberapa penelitian menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi gula berlebihan akan mengalami obesitas atau kegemukan. Tak hanya anak-anak, orang dewasa yang kelebihan konsumsi gula juga bakal mengalami obesitas. Berdasarkan sebuah penelitian, 8 dari 100 anak di Indonesia menderita obesitas. Penyebab obesitas pada anak bisa bermacam-macam, mulai dari kurangnya aktivitas fisik, kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, termasuk konsumsi gula berlebih. Dalam jangka panjang, obesitas dapat memicu penyakit jantung, kolesterol dan tekanan darah tinggi, gangguan tulang, serta gangguan mental, seperti lebih rentan mengalami stres dan kurang percaya diri.


3. Menderita penyakit diabetes

Anak yang mengonsumsi gula berlebih akan berpotensi memiliki risiko diabetes lebih besar. Ia juga akan lebih mudah terserang berbagai penyakit lainnya saat ia dewasa kelak. Tidak hanya meningkatkan risiko terjadinya obesitas saja, konsumsi gula berlebih pada anak usia dini juga dapat meningkatkan risiko terkena penyakit diabetes yang sangat berbahaya.


Cara Mengatur Takaran Gula Untuk Anak

Orang tua perlu mengetahui porsi gula yang aman bagi anak. Anak usia 2-18 tahun, hanya diperbolehkan mendapat kurang dari 25 gram atau 6 sendok teh tambahan gula per harinya. Konsumsi gula seharusnya tidak lebih dari 10% total kalori setiap hari.

Dianjurkan untuk membiasakan anak mengonsumsi berbagai sumber karbohidrat yang mengandung gula alami, seperti sayur, buah, dan susu. Meski demikian, susu juga sebaiknya diberikan secara hati-hati pada anak-anak.

Untuk mencegah dampak buruk kelebihan asupan gula pada anak, orang tua dapat memberikan susu 0% sukrosa atau bebas gula. Selain itu, orang tua juga harus memerhatikan kandungan nutrisi dalam susu yang diberikan pada Si Kecil. Misalnya pada anak usia 1-3 tahun, perlu diberikan susu pertumbuhan dengan nutrisi yang lengkap untuk menunjang tumbuh kembangnya.

Selain bebas gula, penting memilih susu yang mengandung berbagai nutrisi yang mampu mendukung pertumbuhan Si Kecil, seperti:

1. DHA
Saat memilih susu untuk anak, pilih susu yang mengandung DHA. Sebab kandungan DHA mampu membantu perkembangan otak dan kemampuan kognitif anak dengan baik.

2. Beta glucan
Kandungan beta glucan yang terdapat pada susu mampu meningkatkan daya tahan tubuh anak.

3. Vitamin B kompleks
Susu pertumbuhan yang mengandung aneka jenis vitamin B, mulai dari B2, B3, B3, B6, hingga B12, membawa berbagai macam manfaat kesehatan untuk anak. Selain meningkatkan sistem metabolisme tubuh, vitamin-vitamin ini juga baik untuk kesehatan saraf dan sistem sirkulasi darah.

4. Prebiotik
Kandungan prebiotik seperti PDX-GOS dalam susu, penting untuk menjaga kesehatan saluran cerna anak usia dini. Prebiotik merupakan sumber nutrisi untuk bakteri baik di pencernaan.  

5. Zinc
Pilihlah susu mengandung zinc yang dibutuhkan dalam pertumbuhan anak. Asupan zinc yang tidak tercukupi dengan baik dapat menghambat pertumbuhan anak usia dini dan menyebabkan berat badan kurang.

Penting bagi orang tua dan pengasuh di Taman Pengasuhan/penitipan Anak (TPA) untuk memerhatikan asupan gula yang memadai pada anak. Tetapi harus diperhatikan asupan gula yang berlebihan agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak. Ajarkan juga anak usia dini untuk mengonsumsi makanan dengan nutrisi yang seimbang, rutin berolahraga, dan istirahat bobo yang cukup ya....


Demikian ya bunda tentang Dampak dan bahaya gula berlebih pada Anak PAUD, semoga bermanfaat untuk membantu meningkatkan tumbuh kembang anak-anak kita di lembaga-lembaga  PAUD. Terimakasih sudah berkunjung di blog PAUD Anak Bermain Belajar ini. Wassalam.



10.28.00

0 komentar: