CARA MERENCANAKAN EVALUASI PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

Sabtu, 01 Februari 2014

Evaluasi PAUD, Catatan Anekdot
Agar kegiatan evaluasi dapat dilaksanakan dengan baik, tentunya diperlukan perencanaan evaluasi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam merencanakan evaluasi perkembangan anak usia dini, terdiri atas: (1) menentukan tujuan evaluasi, (2) menentukan ruang lingkup evaluasi, (3) menentukan metode/teknik evaluasi, (4) mengembangkan instrumen evaluasi, (5) menentukan cara mengintepretasikan hasil evaluasi, dan (6) menentukan cara melaporkan hasil evaluasi.

1) Menentukan Tujuan Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini

Tujuan evaluasi merupakan hal yang sangat penting, mengingat tanpa tujuan yang jelas, maka evaluasi yang dilakukan tidak memiliki arti. Untuk itu, ketika akan melakukan evaluasi, tentukan tujuan evaluasi secara jelas. Tujuan evaluasi disesuaikan dengan target perkembangan anak pada masing-masing rentangan usia.


2) Menentukan Ruang Lingkup Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini


Sebagaimana telah dikemukakan bahwa cakupan/ruang lingkup evaluasi perkembangan anak usia dini meliputi program pengembangan pembiasaan dan program pengembangan kemampuan dasar. Program pembiasaan meliputi moral dan nilai-nilai agama serta sosial, emosional, dan kemandirian. Sementara program pengembangan kemampuan dasar meliputi berbahasa, kognitif, fisik/motorik, dan seni. Dengan demikian, dalam menentukan ruang lingkup evaluasi, harus disesuaikan dengan perkembangan usia anak, yakni: (1) 0 – 1 Tahun, (2) 1 – 2 Tahun, (3) 2 – 3 Tahun, (4) 3 – 5 Tahun, dan (5) 5 – 6 Tahun.


3) Menentukan Metode/Teknik Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini

Metode/teknik evaluasi merupakan suatu upaya atau cara yang dilakukan untuk menemukan, mengungkapkan, dan menyajikan informasi tentang perkembangan anak usia dini dengan menggunakan suatu alat tertentu. Metode/teknik yang digunakan dalam mengevaluasi diharapkan menghasilkan informasi yang berkualitas dan relevan, sehingga mendukung proses pengambilan keputusan. Hal ini mengingat, metode/teknik yang tepat tentunya dapat menghindari kesalahan-kesalahan pada saat menganalisis informasi yang terkumpul.
Metode/teknik yang digunakan untuk mengevaluasi perkembangan anak usia dini harus dapat mengukur tentang bagaimana respon dan pengalaman anak usia dini sehingga didapat informasi tentang perkembangan anak usia dini yang komprehensif.
Untuk mengumpulkan data tentang perkembangan anak usia dini dapat dilakukan berbagai teknik non tes, yang meliputi: pengamatan (observasi), penugasan, unjuk kerja, hasil karya, dan wawancara (percakapan).

a)Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) merupakan suatu cara pengumpulan data yang pengisiannya berdasarkan atas pengamatan langsung terhadap sikap dan perilaku anak usia dini. Di dalam mengamati/mengobservasi perlu diperhatikan:

(1) Siapa yang diamati
Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan rentangan usia anak usia dini.

(2) Objek/Perubahan tingkah laku apa yang diamati
Pengamatan dilakukan sesuai dengan sasaran/ruang lingkup evaluasi, yakni sesuai dengan aspek perkembangan anak usia dini.

(3) Bagaimana mengamati
Pengamatan dilakukan dengan memperhatikan tatacara yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini. Melalui tatacara yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak usia dini diharapkan hasil pengamatan merupakan data yang sebenarnya (faktual).

(4) Alat apa yang digunakan untuk mengamati
Alat-alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan adalah format pengamatan terbuka, daftar ceklis (checklist), dan catatan anekdot (anecdotal record). Format pengamatan terbuka merupakan format yang digunakan pengamat (pendidik usia dini) dengan cara menuliskan hal-hal yang teramati secara alamiah. Daftar ceklis (checklist) digunakan untuk mengamati kejadian dengan cara memberikan cek pada aspek-aspek yang diamati.
Catatan anekdot (anecdotal record) digunakan untuk mengamati secara teliti apa dan bagaimana suatu kejadian berlangsung. Catatan anekdot (anecdotal record) merupakan catatan seketika yang berisi peristiwa atau kenyataan yang spesifik dan menarik mengenai sesuatu yang diamati atau yang terlihat secara kebetulan.

(5) Dimana pengamatan dilakukan
Pengamatan dilakukan dimana anak usia dini melakukan kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar pendidik melakukan evaluasi perkembangan anak usia dini secara komprehensif.

(6) Kapan dan  berapa lama mengamati
Pengamatan dilakukan ketika anak usia dini melakukan kegiatan. Dengan demikian, pengamatan dilakukan selama anak usia dini melakukan kegiatan.

(7) Bagaimana mendokumentasikan hasil pengamatan
Selesai pengamatan, pendidik harus memberikan interpretasi terhadap hasil pengamatannya. Untuk itu, pendidik harus mampu membuat rekapitulasi hasil pengamatan yang akan dijadikan sebagai bahan dalam memberikan keputusan tentang perkembangan anak usia dini.

(8) Bagaimana menggunakan informasi yang diperoleh
Pengamatan dilakukan sesuai tujuan evaluasi. Untuk itu, pendidik harus mampu menggunakan data hasil pengamatan sebagai bahan dalam melaksanakan evaluasi perkembangan anak usia dini yang komprehensif.

b) Penugasan
Penugasan merupakan teknik penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak usia dini dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya: membuat susu, membuat teh manis, dan sebagainya.

c) Unjuk Kerja
Unjuk kerja merupakan teknik evaluasi yang menuntut anak usia dini untuk melakukan tugas dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik menyanyi, olah raga, atau memperagakan sesuatu.


d) Hasil Karya
Hasil karya merupakan hasil kerja anak usia dini setelah melakukan sesuatu kegiatan, dapat berupa pekerjaan tangan atau karya seni. Misalnya: membuat gambar seri, membuat kipas, dan sebagainya

e) Wawancara (Percakapan)
Wawancara (percakapan) merupakan suatu teknik evaluasi yang dilakukan untuk mendapatkan informasi atau penalaran anak usia dini mengenai sesuatu hal. Misal: tentang nama, jenis kelamin, anggota keluarga, dan sebagainya.

Data evaluasi yang dikumpulkan dengan berbagai teknik tersebut di atas dikumpulkan dan didokumentasikan dalam bentuk portfolio. Portfolio merupakan kumpulan hasil evaluasi yang dilakukan dengan berbagai teknik evaluasi yang merekam berbagai unjuk kerja atau bukti nyata dari perkembangan dan hasil belajar anak usia dini. Kumpulan hasil evaluasi ini dihasilkan dari berbagai kegiatan sebagai dokumentasi tentang perkembangan anak usia dini dari waktu ke waktu. Dengan demikian, portfolio merupakan penilaian berdasarkan kumpulan unjuk kerja anak usia dini yang menggambarkan sejauh mana kemampuan anak usia dini berkembang. Portfolio dapat membantu untuk melihat apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan anak usia dini, serta perubahan dalam periode waktu tertentu.  

Beberapa alasan digunakannya portfolio adalah:
(1) membantu pendidik PAUD untuk merangkai berbagai bukti nyata dari perkembangan dan  
      hasil belajar dalam berbagai bentuk karya
(2) mendorong anak usia dini mengambil manfaat dari hasil belajar yang dicapainya
(3) membantu pendidik PAUD memahami profil perkembangan anak usia dini secara lebih 
      lengkap
(4) memberikan gambaran perkembangan anak usia dini dari waktu ke waktu
(5) merupakan sarana evaluasi perkembangan anak usia dini secara interaktif.


4) Mengembangkan Alat (Instrumen) Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini

Alat (instrumen) evaluasi perkembangan anak usia dini merupakan perangkat yang digunakan untuk menjaring data tentang perkembangan anak usia dini. Alat (instrumen) memegang peranan penting dalam pelaksanaan evaluasi. Ini berarti bahwa kualitas evaluasi sangat ditentukan oleh alat (instrumen) yang digunakan. Hal ini disebabkan dengan perangkat yang baik (valid dan reliabel) akan menjaring data yang benar-benar sesuai dengan tujuan evaluasi.
Mengingat alat (instrumen) memegang peranan penting dalam menentukan kualitas evaluasi, maka penyusunan dan penganalisisan alat (instrumen) merupakan hal yang harus dikuasai pendidik anak usia dini. 

Pengembangan alat (instrumen) evaluasi disesuaikan dengan teknik evaluasi yang digunakan. Artinya, alat (instrumen) evaluasi yang dikembangkan dapat berupa format terbuka atau format yang memerlukan kriteria penilaian (skala nilai).  Evaluasi dengan menggunakan format terbuka, dilakukan tanpa menggunakan kriteria penilaian, melainkan dengan menganalisis objek yang dievaluasi dengan menggunakan penilaian kualitatif (berbentuk kalimat yang menunjukkan pencapaian tujuan evaluasi atau kenyataan yang sebenarnya/faktual). Sementara evaluasi dengan menggunakan format yang memerlukan kriteria penilaian (skala nilai) dilakukan dengan memberikan penilaian berdasarkan skala yang dicapai anak usia dini.
Penentuan skala penilaian disesuaikan dengan aspek yang akan diukur. Misalnya jarang (J), kadang-kadang (K), dan Sering (S). Skala jarang berarti hanya sekali-kali muncul, kadang-kadang berarti lebih sering muncul daripada tidak, dan sering berarti selalu muncul (sudah ajeg). Skala lain misalnya, M (mampu, tanpa dibantu), B (Masih dibantu), dan BM (belum mampu/harus dibantu).

Berikut contoh-contoh alat (instrumen) yang dapat digunakan dalam mengevaluasi perkembangan anak usia dini (Lihat disini !!)
 

5)  Menentukan Cara Menterjemahkan Hasil Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini  
     Berdasarkan Kenyataan (Faktual)

Dalam memberikan keterangan hasil evaluasi didasarkan pada kriteria yang dirumuskan secara jelas dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga hasil evaluasi merupakan data faktual. Untuk itu, pendidik PAUD harus menterjemahkan seluruh data tentang perkembangan anak usia dini yang diperoleh berdasarkan berbagai teknik baik pengamatan, penugasan, unjuk kerja, hasil karya, maupun wawancara. Dengan demikian, pendidik PAUD melaporkan data per aspek perkembangan anak yang diperoleh dengan berbagai teknik evaluasi tersebut.

6) Menentukan Cara Melaporkan Hasil Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini
Hal terakhir yang harus diperhatikan dalam merencanakan evaluasi perkembangan anak usia dini adalah menentukan cara melaporkan hasil evaluasi perkembangan anak usia dini. Pada langkah ini, pendidik PAUD harus mampu menentukan cara melaporkan hasil evaluasi perkembangan sehingga laporan evaluasi perkembangan merupakan profil anak usia dini yang dievaluasi.
Hal-hal yang harus dipersiapkan adalah menentukan: (1) format yang sesuai sehingga mampu melaporkan hasil evaluasi perkembangan anak usia dini secara komprehensif; (2) waktu pelaporan hasil evaluasi; dan (3) sasaran hasil evaluasi.

b. Melaksanakan Evaluasi Perkembangan Anak Usia Dini
Evaluasi harus dilaksanakan secara kontinu, berkelanjutan, serta diarahkan untuk proses dan hasil. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melaksanakan evaluasi perkembangan anak usia dini adalah; (1) pengumpulan data, (2) verifikasi data, (3) pengolahan data, dan (4) penafsiran data hasil evaluasi.

1) Pengumpulan Data
    Ketika mengumpulkan data atau informasi, perlu memperhatikan kriteria-kriteria berikut: (a) kredibilitas, (b) kepraktisan, (c) ketepatan waktu, (d) keakuratan, (e) kemudahan dalam menganalisis, (f) keobjektifan, (g) ruang lingkup, (h) kejelasan, (i) memadai, (j) kegunaan, (k) keseimbangan, dan (l) keefektifan biaya.
    Adapun kriteria yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data adalah: (a) bebas dari bias, (b) efisiensi, (c) karakteristik, dan (d) kesesuaian dengan tujuan.


a) Pengumpulan Data melalui Pengamatan
    Sebagaimana telah dikemukakan bahwa pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan format terbuka, daftar ceklis, dan catatan anekdot.

(1) Pengamatan dengan Menggunakan Format Terbuka
    Pengamatan yang dilaksanakan dengan menggunakan format terbuka dilakukan dengan menuliskan seluruh kejadian yang diamati secara alamiah. Hal ini mengharuskan pengamatan dilakukan secara objektif sehingga kejadian yang diamati merupakan data yang faktual. Dengan demikian, catatan pengamatan tidak berupa penafsiran, asumsi, atau dugaan terhadap hal-hal yang diamati melainkan merupakan fakta berdasarkan apa yang dilihat dan didengar, bukan apa yang dirasakan pengamat.
    Penulisan format pengamatan terbuka dapat dilakukan dengan: (1) menerangkan kegiatan yang dilakukan anak usia dini, (2) menuliskan penggunaan kata, (3) menjelaskan gerak tubuh, (4) menjelaskan ekspresi wajah, atau (4) menjelaskan karya yang dibuat anak usia dini.
    Adapun yang termasuk penafsiran, asumsi, dan dugaan dapat berupa: (1) pemberian label (seperti anak usia dini pemalu, periang, kreatif, dan sebagainya), (2) maksud (seperti anak usia dini mendekati temannya dengan maksud untuk berbagi alat), (3) hasil evaluasi (seperti anak usia dini bekerja kurang rapi, hasil kerjanya bagus, dan sebagainya), (4) pernyataan negatif (seperti anak usia dini itu malas, penakut, dan sebagainya).

(2) Pengamatan dengan Menggunakan Daftar Ceklis (Cheklist)
Pada pengamatan dengan menggunakan daftar ceklis, penilai memberikan tanda pada pilihan yang tersedia untuk masing-masing aspek yang diamati. Misal: jarang (J), kadang-kadang (K), dan sering (S) atau mampu/tanpa dibantu (M), masih dibantu (B), dan belum mampu/harus dibantu (BM) atau skala lainnya sesuai dengan aspek yang diamati.

(3) Pengamatan dengan Menggunakan Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Pada pengamatan dengan menggunakan catatan anekdot, pengamat mencatat kejadian-kejadian khusus yang dilakukan atau dialami anak usia dini. Untuk itu, penulisan catatan anekdot dibuat secepatnya setelah pengamatan. Pengamat mencatat secara teliti apa dan bagaimana kejadiannya, bukan bagaimana menurut penafsiran pengamat. Artinya data yang dikumpulkan merupakan data khusus yang terjadi pada anak yang diamati.

Sumber: Dari berbagai sumber !!




22.01.00

0 komentar: