PENDIDIKAN AGAMA DI PAUD : Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini

Sabtu, 13 Juli 2024

PAUD-Anakbermainbelajar--Pendidikan Agama di PAUD. dalam Pendidikan Spiritual Anak Usia Dini -Pada tahun-tahun awal tersebut anak mempunyai masa peka (sensitive periods). Masa peka dapat digambarkan sebagai situasi atau waktu perkembangan pembawaan atau potensi yang dimiliki anak.


Pemerintah harus lebih memperhatikan dunia anak-anak. Mereka butuh diperhatikan. Anak didik adalah generasi masa depan yang akan menjadi agen perubahan bangsa Indoensia menuju lebih baik, terutama dalam bidang moral bangsa.


Saat ini di kalangan elite negara korupsi menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan politik, padahal korupsi sangat merugikan diri sendiri dan orang lain. Secara umum kini begitu banyak remaja bertingkah laku tidak sesuai dengan norma agama dan sosial.


Semua itu adalah efek dari kelalaian pendidik dalam mengembangkan fitrah pertama anak didik, yaitu fitrah iman semenjak dini. Dalam masa perkembangan anak usia dini telah mencapai tahap keemasan atau biasanya disebut dengan golden age.


Masa keemasan anak tentu harus dimanfaatkan dengan baik, terutama sebagai penanaman moral dan budi pekerti anak didik semenjak dini. Dengan demikian, pendidikan anak usia dini menjadi sangat urgen dalam membentuk akhlak terpuji.


Pada masa perkembangan anak usia dini itulah penentuan kepribadian setelah dewasa nanti. Oleh sebab itu, perlu pendidikan anak usia dini (PAUD) berbasis spiritual.


Untuk menyajikan pendidikan usia dini yang berbasis spiritual membutuhkan kesadaran setiap pendidik tentang fitrah anak didik yang harus dikembangkan.


Hal tersebut berdasarkan pendapat filsuf Maria Montessori, yaitu tahun-tahun pertama kehidupan anak merupakan masa-masa sangat formatif dan merupakan masa yang paling penting secara fisik maupun mental.


Pada tahun-tahun awal tersebut anak mempunyai masa peka (sensitive periods). Masa peka dapat digambarkan sebagai situasi atau waktu perkembangan pembawaan atau potensi yang dimiliki anak.


Potensi ini akan mati dan tidak akan muncul lagi apabila tidak diberi kesempatan untuk berkembang tepat pada waktunya. Fitrah adalah sesuatu yang telah ditanamkan oleh Tuhan sejak lahir.


Menurut Anwar Sutoyo dalam buku yang berjudul Bimbingan dan Konseling Islami, fitrah sebagai unsur-unsur yang dianugerahkan Tuhan kepada setiap manusia. Unsur tersebut mencakup jasmani, rohani, nafsu, dan iman.


Fitrah pertama yang harus dikembangkan dalam diri anak usia dini adalah fitrah iman. Dasar dari segala hasil dan upaya semua aspek kehidupan anak pada tahap selanjutnya adalah fitrah iman.


Jika iman anak semenjak kecil diabaikan, tidak mengherankan kelak ketika dewasa akan membuahkan anak yang tidak bermoral. Perlu diingat bahwa pembawaan manusia sejak lahir adalah suci, bersih, berperilaku positif, dan lebih ke hal-hal yang positif.


Semua itu merupakan aktualisasi dari fitrah iman yang diberikan Tuhan kepada setiap anak. Jika ada anak yang berperilaku menyimpang, sebenarnya anak itu mengingkari fitrahnya sendiri. Hal ini bisa disebabkan kesalahan dalam mendidik anak sejak dini.


Orang tua dan guru anak usia dini harus bisa bekerja sama dalam mendidik dan membimbing fitrah iman anak. Penting kiranya menerapkan iman dalam setiap pembelajaran bagi anak usia dini sebagai bekal atau benteng anak agar memperoleh karakter yang saleh.


Pendidik atau guru juga harus bisa memberikan contoh yang baik. Selanjutnya adalah memberikan motivasi agar anak didik berkembang sesuai dengan harapan. Dan terakhir, materi yang diberikan harus bisa mendorong anak untuk berkembang.


Salah satunya dengan memberikan pembelajaran iman sebagai pengembangan fitrah pertama yang dimiliki anak didik. Inilah yang disebut tiga pilar sesuai pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan.


Tiga pilar itu adalah ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tutwuri handayani. Sistem yang dipakai adalah sistem “among” dengan maksud memberi kemerdekaan, kesukarelaan, demokrasi, toleransi, ketertiban, kedamaian, kesesuaian dengan keadaan, dan hindari perintah dan paksaan.


Sistem ini mendidik anak menjadi manusia merdeka batinnya, pikirannya, dan tenaganya, serta dapat mencari pengetahuan sendiri. Metode dengan tiga pilar tersebut memberikan dorongan dan relevansi yang berkaitan dengan sistem pembelajaran berbasis spiritual.


Mengingat fitrah anak didik yang membutuhkan bantuan untuk dikembangkan semenjak dini, pendidikan anak usia dini menjadi salah satu tempat pendidikan yang cocok bagi tumhuh kembang anak.


Melalui pendidikan anak usia dini diharapakan anak didik ketika dewasa mempunyai kepribadian dan pengetahuan yang mumpuni sesuai dengan tahapannya. Jika di setiap desa terdapat lembaga PAUD, tentu akan mempermudah orang tua mendapatkan sekolah usia dini bagi anak-anaknya.


Selain tempatnya terjangkau, kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan usia dini semakin tinggi. Hemat saya adalah pemerintah harus memberikan dorongan pemahaman urgensi nilai-nilai religiositas bagi pendidik dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini.



1. Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan yang diajarkan dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak dan juga kecerdasan anak. Pendidikan agama

merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan tentang agama. Dalam rangka memberikan pengetahuan tentang agama ada beberapa komponen yang penting agar  pendidikan agama dapat tersampaikan yaitu materi dan metode penyampaian. 


Materi pendidikan tersebut meliputi :


a. Pendidikan aqidah pada anak

1) Seperti mendiktekan kalimat tauhid

2) Menanamkan kecintaan anak kepada Allah SWT

3) Menanamkan kecintaan anak pada nabi Muhammad Saw


b. Pendidikan ibadah pada anak

1)  Pembinaan shalat

2)  Pembinaan ibadah puasa

3)  Pembinaan zakat

4)  Pembinaan mengenai ibadah haji


c.  Pendidikan akhlak pada anak

1)  Pembinaan budi pekerti

2)  Pembinaan bersikap jujur

3)  Pembinaan menjaga rahasia


Sedangkan metode yang disampaikan dalam mendidik agama :

pada anak adalah dengan metode keteladanan dan pembiasaan. Artinya dengan pendidikan agama yang

mencakup pendidikan keluarga dan sekolah tentunya juga membutuhkan metode keteladanan dan pembiasaan agar secara tujuan pendidikan anak usia 6-12 tahun tersampaikan. 

2. Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk dilakukan dikarenakan pendidikan anak usia 6-12 tahun adalah sebuah langkah awal untuk menuju pendidikan agama secara utuh yakni pada pembentukan akhlak. Pembentukan akhlak merupakan sebuah tujuan akhir dalam pendidikan agama. Akhlak menjadi hal yang paling penting dalam agama karena dengan akhlak manusia akan menjadi lebih sempurna. Pada anak usia 6-12 tahun akhlak anak sebagai batu pijakan untuk melangkah ke tingkat remaja. Ketika pada usia tersebut anak telah terdidik untuk melakukan akhlak yang baik, maka pada usia remaja anak tersebut sulit untuk meninggalkan hal-hal yang baik dan sulit bagi dia untuk melakukan kejahatan. Metode yang digunakan dalam pembentukan akhlak pada anak usia 6-12 tahun adalah dengan metode teladan dan pembiasaan. Sehingga dari metode tersebut akan berpengaruh pada segi social, religi dan juga seni budaya. 


Kesimpulan

Pendidikan agama pada anak usia 6-12 tahun adalah pendidikan yang diajarkan dan disesuaikan dengan keadaan psikologis anak dan juga kecerdasan anak. Pendidikan agama merupakan sebuah usaha untuk memberikan pengetahuan tentang agama.




08.42.00

0 komentar: