MARI MENGENAL KARAKTERISTIK ANAK USIA DINI

Jumat, 25 November 2022

 paudbermainbelajar---Satuan pendidikan yang pertama yang dijalan anak adalah Pendidikan anak usia Dini (PAUD). Dalam pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), hal yang paling utama adalah pengembangan Anak Usia Dini itu sendiri. Untuk mengembangkan dan dan membina anak usia dini diperlukan pemahaman tentang pengertian dan karakteristik dari anak usia dini itu sendiri.

Pengertian Anak Usia Dini

Pertanyaan yang paling mendasar adalah :"Siapa yang disebut anak usia dini?"

Dari beragam literatur dan sumber pustaka, banyak kita dapatkan pendapat dan pandangan tentang anak usia dini ini. Batasan tentang anak usia dini antara lain di sampaikan oleh NAEYC (National Association for The Education of Young Children), yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di taman penitipan anak (TPA), Kelompok bermain(KB) dan Taman kanak-kanak (TK).

Anak usia dini adalah anak yang berada pada usia 0-8 tahun. ... Dari berbagai definisi, peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berusia 0-8 tahun yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun mental. Masa anak usia dini sering disebut dengan istilah “golden age” atau masa emas.

Dalam pasal 28 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa anak yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini adalah anak yang berkisar antara usia 0-6 tahun yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa sehingga muncul berbagai keunikan pada dirinya. Usia dini merupakan masa perkembangan yang menentukan perkembangan masa selanjutnya. Berbagai studi yang dilakukan para ahli menyimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini dapat memperbaiki prestasi dan meningkatkan produktivitas kerja masa dewasanya.

Dari pengertian-pengertian diaas dapat dipahami bahwa anak usia dini adalah anak usia 0-6 tahun yang memiliki masa pertumbuhan dan perkembangan berbagai aspek dan memiliki keunikan dalam karakteristiknya.


Karakteristik anak Usia dini

Masa usia dini merupakan masa ketika anak memiliki berbagai khasan dalam bertingkah laku. Sebagai orang tua dan pendidik wajib mengerti karakteristik-karakteristik anak usia dini, supaya segala bentuk perkembangan anak dapat terpantau dengan baik. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini menurut berbagai pendapat:

a. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu sama lain. Anak memiliki bawaan, minat, kapabilitas dan latar belakang kehidupan masing-masing

b. Egosentris, yaitu anak lebih cendrung melihat dan memahami sesuatu dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu sepanjang hal tersebut berkaitan dengan dirinya

c. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan berbagai aktivitas. Selama terjaga dari tidu, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitasnya. Terlebih lagi kalau anak dihadapkan pada aktivitas yang baru.

d. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu anak cendrung memerhatikan, membicarakan, dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya terutama terhadap hal-hal baru

e. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba dan mempelajari hal-hal yang baru.

f. Spontan, yaitu prilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam perasaan dan pikirannya.

g. Senang dan kaya fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal yang imajinatif. Anak tidak saja senang dengan cerita-cerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi juga ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain.

h. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan marah bila keinginannya tidak terpenuhi.

i. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu anak masih kurang memiliki pertimbangan yang matang termasuk berkenaan dengan hal-hal yang mambahayakannya.

j. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara instrinsik menarik dan menyenangkan.

k. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman yaitu anak melakukan banyak aktivitas yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya.

l. Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak mulai menunjukkan untuk bekerjasama dan berhubungan dengan temannya.

Selain karakteristik-kateristik diatas, karakteristik lainya yang tak kalah penting dan patut dipahami oleh setiap orang tua maupun peneliti adalah anak suka meniri dan bermain.

Terkait dengan penelitian ini pengetahuan tentang karakteristik anak usia dini ini dibutuhkan untuk meningkatkan minat baca permulaan anak melalui perpustakaan mini.


Prinsip Perkembangan Anak

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena pada masa ini pertumbuhan dasar yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral dan kepribadian juga dibentuk pada masa ini.

Dunia anak adalah dunia bermain, sebagian waktu anak dirumah juga dipergunakan untuk aktivitas bermain, begitu juga di sekolah anak bermain sambil belajar. Bermain adalah suatu kebutuhan bagi anak dengan merancang pembelajaran tertentu untuk dilakukan sambil bermain, maka anak belajar sesuai dengan tuntutan taraf perkembangannya.[4]

Berdasarkan definisi diatas menerangkan bahwa pada perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan ransangan yang berguna agar potensi dapat berkembang, sehingga perlu mendapatkan perhatian. Ada 3 parameter perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan balita, yaitu:

1) Personal sosial (kepribadian/tingkah laku). Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine motor adaftive (gerakan motorik halus), aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja yang dilakukan oleh otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Misanya kemampuan untuk mengambar, memegang suatu benda.

3) Language (bahasa), kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti gerakan perintah dan berbicara spontan.[5]

Tiga parameter perkembangan dalam penilaian anak balita merupakan hal yang penting karena menilai tentang kepribadian/tingkah laku sosial, menilai gerakan motorik anak, dan kemampuan anak dalam berbicara yang harus diterapkan secara baik oleh guru di Taman Kanak-kanak.

Secara umum pertumbuhan dan perkembangan memiliki beberapa prinsip dalam prosesnya. Prinsip tersebut dapat menentukan cirri atau pola dari pertumbuhan dan perkembangan setiap anak. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:

a. proses pertumbuhan dan perkembangan sangat bergantung pada aspek kematangan susunan syaraf pada manusia, dimana semakin sempurna atau kompleks kematangan saraf maka semakin sempurna pola proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi mulai dari proses konsepsi sampai dewasa.

b. Proses pertumbuhan dan perkembangan setiap individu adalah sama yaitu mencapai proses kematangan, meskipun dalam proses pencapaian tersebut tudak memiliki kecepatan yang sama antara individu yang satu dengan yang lain.

c. Proses pertumbuhan dan perkembangan memiliki pola khas yang dapat terjadi mulai dari kepala hingga keseluruh bagian tubuh atau juga mulai dari kemampuan yang lebih kompleks sampai mencapai kesempurnaan dari tahap pertumbuhan dan perkembangan.[6]

Berdasarkan uaraian diatas dapat dipahami bahwa prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi kematangan susunan syaraf pada manusia yang semakin sempurna, tetapi tidak memiliki kecepatan yang sama antar individu. Terdapat pula prinsip perkembangan anak yang harus diketahui, yakni:

1) Anak akan belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya terpenuhi dan merasakan aman serta nyaman

2) anak belajar terus menerus dimulai dari membangun pemahaman teentang sesuatu, mengekspresikan lingkungan, menemukan kembali sesuatu konsep hingga mampu membuat sesuatu yang berharga

3) Anak belajar melalui interaksi social

4) Minat dan ketekukan anak akan memotivasi belajar anak

5) perkembangan dan gaya belajar anak seharusnya dipertimbangankan sebagai perbedaan individu

6) Anak belajar dari yang sederhana ke yang kompleks dari yang konkret ke yang abstrak dari gerakan ke verbal dan dari diri sendiri kesosial.[7]

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan dapat terjadi dengan baik apabila anak merasakan kenyamanan disekitar lingkungannnya, dengan membiarkan anak berekspresi dengan berbagai perbedaan individual.

Source :

[1] Muhammad Fadlillah (2012), Desain Pembelajaran PAUD,Yogyakarta: Ar-Ruzz Media hal.19

[2]Syamsu Yusuf L.N dan Nani M. Sugandhi (2013), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Raja Grafindo, hal. 47

[3]Syamsu Yusuf L.N dan Nani M Sugandhi (2013),Perkembangan Peserta Didik,cet. IV Jakarta: Rajawali Press, hal 48-50

[4] Conyy R. Semiawan (2002), Belajar dan Pembelajaran Taraf Usia Dini, Jakarta: Prenalindo, hal.21

[5] Soetjiningsih (2009), Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC, hal. 29

[6] Aziz Alimul Hidayat (2008), Pengantar Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta: Selemba Media, hal.8

[7] Luluk Asmawati, dkk (2010), Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini Jakarta: Universitas Terbuka, hal. 1.44 



06.47.00

0 komentar: