HAKIKAT BERMAIN DALAM PAUD

Sabtu, 28 November 2015

PAUD-Anakbermainbelajar---Guru dan pendidik serta mahasiswa PG_PAUD sekalian, Dalam kegiatan dan program pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tentunya tidak terlepas dengan kegiatan bermain pada anak. karena dunia anak memang adalah dunia bermain, dengan bermain anak dapat belajar berbagai hal yang dapat mendukung perkembangannya. Apakah hakikat bermain dalam PAUD tersebut? Berikut ulasannya:


Hakikat Bermain

Menurut Seafeld an Barbour aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkan dengan kegiatan orang dewasa dan lingkungan termasuk didalamnya imajinasi, penampilan anak dengan menggunakan seluruh perasaan, tangan atau seluruh badan (Carol Seeefeldt & Nita Barbour : 205). Kegiatan bermain yang dilakukan anak biasanya bersifat spontan penuh imaginatif dan dilakukan dengan segenap perasaan.

Dalam bermain, anak membuat pilihan, memecahkan masalah, berkomunikasi, dan bernegoisasi. Mereka menciptakan peristiwa khayalan, melatih keterampilan fisik, sosial, dan kognitif. Saat bermain anak dapat mengekpresikan dan melatih emosi dari pengalaman dan kejadian yang mereka temui setiap hari. Melalui bermain bersama dan mengambil peran berbeda, anak mengembangkan kemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain dan terlibat dalam perilaku pemimpin atau pengikut perilaku yang akan diperlukan saat bergaul ketika dewasa. Dapat disimpulkan bermain menjadi sebuah milieu yang tak tertandingi dalam mendukung perkembangan dan belajar anak (Carol Cople and Sue Bredekamp, 2006: P. 20). Ini juga alasan mengapa anak usia dini memerlukan waktu bermain lebih besar dalam sepanjang harinya.

Para ahli seperti Johnson, Christie, dan Yawkey 1987; Pieget 1962; Van Hoom et. al. 1993 sebagaimana dikutip Owocki mengamati bahwa perilaku main menjadi makin kompleks dan abstrak saat anak-anak maju sepanjang masa kanak-kanaknya. Kemajuan ini dapat diamati ketika mereka terlibat dala tiga jenis main yakni main Sesorimotor, main peran, dan main pembangunan (Gretchen Owockhi, 1999: p. 8). Tiga jenis main ini akan dilakukan oleh semua anak tanpa memandang ras maupun bangsanya.

Lev Vigotsky, Piaget, Sara Smilansky Piaget (1951, dalam Wolfgang, 1992 : 22 dan Sugiyanto, 1995: 16) berpendapat bahwa anak usia dini (0-8 tahun akan melewati tiga tahapan perkembangan bermain, yaitu: 

(1) Sensori motor play/ Practice Play (usia 3/4 bulan-1,5 tahun), 

(2) Symbolic/ Make Believe Play (+_ 2-7 tahun), dan 

(3) Social Play Games with Rules (+_ 8 - 11 tahun).


1. Pada Sesory motor play/ Practice Play, kegiatan anak sebelum usia 3-4 bulan belum dapat diketegorikan sebagai bermain. Sejak usia 3-4 bulan, gerakan anak telah terlebih dahulu terkoordinasi dan pengalamannya, anak belajar bahwa dengan menarik mainan yang tergantung di atas tempat tidurnya, mainan tersebut akan bergerak dan berbunyi. Kegiatan bermain sensori ini menekankan pada permainan yang berpusat pada gerak motorik anak.

2. Pada tahapan symbolic/ make believe play (bermain pura-pura/ bermain peran/dramatic play), pada umumnya kegiatan anak diwarnai dengan kegiatan bermain khayal dan pura-pura. Anak sudah mulai dan dapat menggunakan berbagai benda sebagai simbol atau resentasi dari benda lain.

3. Pada tahap social play games with rules, kegiatan bermain sudah menggunakan simbol yang lebih banyak dan dilatar belakangi oleh penalaran, logika dan objektivitas.

Demikian tentang hakikat bermain dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ini, semoga bermanfaat. Terimakasih.


Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber.



16.34.00

0 komentar: