Membacakan cerita atau dongeng untuk anak kita memiliki lusinan manfaat yang akan sangat berguna bagi masa depan anak. Ikatan emosional yang terbangun akan memperkuat kecerdasan emosional, dengan cerita yang dihadirkan akan merangsang daya imajinasi anak yang memupuk kreativitas dan ide-ide baru menjadi inovasi yang membawa manfaat bagi orang lain. Bercerita juga bertujuan menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama yang terkandung dalam cerita tersebut, sehingga anak dapat menghayati dan menjalankan nilai-nilai itu dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan beberapa penelitian, membacakan cerita dan dongeng kepada anak sangat bermanfaat untuk membantu tumbuh kembang kecerdasan anak. Dipercaya dengan 15 menit membacakan cerita kepada anak, mulai dari lahir hingga usia 5 tahun, sama dengan memberikan jutaan kalori gizi bagi otak anak yang sedang tumbuh berkembang pesat.Berikut beberapa manfaat membacakan cerita untuk anak yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan mendengar anak
Pembiasaan mendengar yang diperoleh anak saat sedang dibacakan cerita oleh orang tua akan meningkatkan kemampuan mendengar anak. Anak akan menjadi orang yang sabar dalam hal berkomunikasi karena kemampuannya menjadi pendengar yang baik dalam banyak hal kelak ketika ia sudah dewasa.
2. Menjadi fondasi dasar kemampuan berbahasa
Dalam cerita dan dongeng, anak dikenalkan dengan berbagai kosakata dan istilah, struktur kalimat, ungkapan, dan peribahasa. Dengan seringnya anak dibacakan cerita maka kemampuan berbahasa termasuk penguasaan kosa katanya akan bertambah. Kemampuan berbahasa ini juga menjadi dasar keterampilan komunikasi anak di masa datang.
3. Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal
Dialog yang terjadi antara anak dan orang tua pada saat membacakan cerita akan menumbuhkan keberanian anak untuk berbicara, bertanya, dan mengungkapkan pendapat. Kegiatan membacakan cerita ini juga menjadi fondasi dasar untuk mengajarkan kemampuan membaca.
4. Mengasah logika berpikir dan rasa ingin tahu
Jalan cerita yang dituturkan membuat anak menghubungkan antara sebab dan akibat, mencoba menebak akhir cerita, mengaitkan berbagai kejadian, memahami karakter tokoh, yang akhirnya mepertajam logika pikirannya. Jalan cerita juga akan menerbitkan rasa ingin tahu.
5. Menanamkan minat baca dan menjadi pintu gerbang menuju ilmu pengetahuan
Kegiatan membacakan cerita mengasyikan menumbuhkan kesukaan akan cerita sehinga membuat anak tertarik mencari lebih banyak lagi melalui buku bacaan. Buku bacaan sendiri adalah gerbang menuju informasi dan pengetahuan.
6. Menambah wawasan
Dalam cerita biasanya banyak terselip cerita berbagai informasi yang berharga, baik itu yang berkaitan dengan kebudayaan, nilai moral, bahkan informasi yang berkaitan dengan sains atau ilmu social. Informasi yang diselipkan dalam cerita akan diserap lebih efektif oleh anak karena disampaikan dengan cara yang menyenangkan.
7. Mengembangkan imajinasi dan petualangan
Cerita membebaskan pikiran anak. Melalui cerita, hal yang tidaak mungkin. Berbagai situasi dapat pula diciptakan melalui cerita. Ada naga yang bias terbang, tongkat ajaib, dan raksasa baik hati. Hal ini akan mengembangkan imajinasi anak serta membebaskanya dari rasa takut dari hal baru, mendorong anak untuk memandang dunia sebagai tempat yang mengasyikkan, dan menumbuhkan jiwa petualang, Imajinasi juga menumbuhkan kreativitas dan ide. Dan jangan lupa, bahkan Einstein pun mengatakan, "imajinasi lebih penting dari ilmu pengetahuan".
8. Mempererat ikatan batin orang tua dan anak
Kegiatan membacakan cerita kepada anak membangun interaksi yang positif antara orang tua dan anak, membuka jalur komunikasi yang terbuka dan akarab, membangun kepercayaan anak kepada orang tua, dan pada akhirnya mempererat ikatan batin.
9. Meningkatkan kecerdasan emosional EQ
Kecerdasan emosional atau yang sering disebut EQ, diyakini merupakan modal kesuksesan yang lebih besar dibandingkan kecerdasan intelektual. Kecerdasan antara lain meliputi komunikasi, kemampuan berempati, kemampuan memotivasi diri, rasa percaya diri, dan sebagainya. Melalui pilihan cerita yang tepat, berbagai kemampuan di atas dapat ditumbuhkan dalam diri anak. Kasih sayang dan ikatan yang terjalin antara orang tua dan anak melalui kegiatan ini juga membangun pengendalian emosi yang kuat.
10. Alat untuk menanamkan nilai moral, etika, dan membangun kepribadian
Dalam berbagai cerita dan bacaan yang dipilih orang tua dapat menyelipkan pengenalan terhadap etika, moral, dan aturan bermasyarakat lainnya dengan cara yang tidak memaksa dan mengintimidasi
11. Menyelami berbagai budaya yang berbeda
Cerita dan bacaaan yang dipilih orang tua seringkali menyelipkan berbagai aturan serta kehidupan berbudaya di tempat yang berbeda. Dengan demikian, anak akan dikenalkan dengan berbagai jenis kebudayaan.
12. Relaksasi Jiwa
Membacakan cerita untuk anak dapat menenangkan anak yang sedang rewel sekalipun. Terlebih jika kebiasaan tersebut dimulai sejak anak dalam kandungan. anak yang tenang tentu saja akan membuat orang tuanya juga tenang.
Begitu pentingnya dan bermanfaatnya membacakan cerita dan mendongeng untuk anak seperti uraian diatas, sehingga disarankan kepada para para orang tua; ayah dan bunda yang belum melaksanakan untuk segera melakukan kegiatan membacakan cerita ini untuk anak-anak, mari kita jalan kan program "Read a Story" yang sangat mudah, dimulai dengan membangun komitmen bersama antara ayah dan ibu untuk membacakan cerita bagi anak. Tidak perlu lama, cukup sisihkan waktu 10 - 20 menit saja sehari, dan tanpa ayah-bunda sadari kegiatan itu menjadi terapi yang ampuh untuk meningkatkan kecerdasan dan mental, bukan hanya untuk kita tetapi juga anak kita.
Berikut beberapa kutipan pandangan dari beberapa tokoh penting tentang begitu ajaibnya pengaruh bercerita dan mendongeng bagi anak;
G.K Chesterton:
"Dongeng itu bukan sekedar khayalan belaka, dongeng itu nyata: bukan karena menceritakan bahwa naga itu benar-benar ada, tapi karena bercerita bahwa ternyata naga juga bisa dikalahkan oleh kita".
Barbara K. Walker (The Art of the Turkish Tale):
"Menjadi manusia sama halnya dengan menjadi seorang pendongeng. Komputer dapat menghitung jumlah kata dalam sebuah cerita, mengoreksi kesalahan ketik, dan melakukan sejumlah perintah mekanik lainnya. Namun, komputer tidak bisa memahami isi cerita. Sebaliknya, anak-anak akan salah menghitung jumlah kata, membuat banya kesalahan eja, namun mereka akan dengan mudah menceritakan kembali intisari sebuah cerita, dan menuturkan kisah kembali dengan bahasa mereka sendiri".
Harold Goddard (The Meaning of Shakespeare):
"Takdir dunia ini dikecilkan nilainya oleh kalah dan menang dalam sebuah peperangan. Namun, melalui cerita hidup dan diyakini".
Muriel Rukeyser, American Poet:
"Alam semesta ini dibuat dari kumpulan kisah, bukan dari kumpulan atom".
Matsumoto, anggota dewan pendidikan Tokyo
Metropolitan Government, pada seminar Anak, Buku,
dan Dunia Dongeng di Japan Foundation, jakarta:
"Membacakan buku bergambar bukan saja meningkatkan perkembangan bahasa dan kreativitas anak, tetapi juga memberikan kesempatan pada orang tua dan anak untuk berbagi perasaan dan bisa mendekatkan adiri secara moral".
Lawrence Kutner, Ph.D., ahli jiwa psikiatri di Harvard, Amerika Serikat:
"Dongeng dapat mengajak anak memasuki pengalaman hidup tanpa risiko. Anak juga dapat memetik hikmah dengan mengidentifikasikan diri dengan tokoh cerita".
Merril Hermin dalam bukunya berjudul How to Plan a Program for Moral Education:
"Bercerita aaatau mendongeng memungkinkan orang bicara tanpa memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Sebab setiap pendengar memiliki kebebasan untuk setuju atau tidak setuju dan akan berusaha menempatkan posisinya dimana ia mau dalam bercerita itu. Selain itu, cerita atau dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi dan alat pembuka bagi cakrawala pemahaman seorang anak. Ia akan belajar pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng tersebut, setelah itu memilah mana yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang sampai dewasa".
Richard Gozney Duta Besar Inggris:
"Saat berusia 3-4 tahun, saya selalu didongengi orang tua dari buku cerita anak-anak. Setelah bisa membaca, saya selalu "diantar" tidur oleh buku. Kebiasaan ini sekarang saya teruskan kepada anak-anak saya".
Anonim :
"Anak yang tidak diajak bicara oleh pengasuh yang responsive tak akan belajar cara berbicara yang baik. Anak yang tidak memperoleh jawaban akan berhenti bertanya. Mereka takkan menjadi manusia yang punya rasa ingin tahu. Dan anak yang tidak didongengi dan dibacakan cerita akan memiliki lebih sedikit keinginan untuk belajar membaca".
"Membacakan buku bergambar bukan saja meningkatkan perkembangan bahasa dan kreativitas anak, tetapi juga memberikan kesempatan pada orang tua dan anak untuk berbagi perasaan dan bisa mendekatkan adiri secara moral".
Lawrence Kutner, Ph.D., ahli jiwa psikiatri di Harvard, Amerika Serikat:
"Dongeng dapat mengajak anak memasuki pengalaman hidup tanpa risiko. Anak juga dapat memetik hikmah dengan mengidentifikasikan diri dengan tokoh cerita".
Merril Hermin dalam bukunya berjudul How to Plan a Program for Moral Education:
"Bercerita aaatau mendongeng memungkinkan orang bicara tanpa memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Sebab setiap pendengar memiliki kebebasan untuk setuju atau tidak setuju dan akan berusaha menempatkan posisinya dimana ia mau dalam bercerita itu. Selain itu, cerita atau dongeng bisa menjadi wahana untuk mengasah imajinasi dan alat pembuka bagi cakrawala pemahaman seorang anak. Ia akan belajar pada pengalaman-pengalaman sang tokoh dalam dongeng tersebut, setelah itu memilah mana yang dapat dijadikan panutan olehnya sehingga membentuknya menjadi moralitas yang dipegang sampai dewasa".
Richard Gozney Duta Besar Inggris:
"Saat berusia 3-4 tahun, saya selalu didongengi orang tua dari buku cerita anak-anak. Setelah bisa membaca, saya selalu "diantar" tidur oleh buku. Kebiasaan ini sekarang saya teruskan kepada anak-anak saya".
Anonim :
"Anak yang tidak diajak bicara oleh pengasuh yang responsive tak akan belajar cara berbicara yang baik. Anak yang tidak memperoleh jawaban akan berhenti bertanya. Mereka takkan menjadi manusia yang punya rasa ingin tahu. Dan anak yang tidak didongengi dan dibacakan cerita akan memiliki lebih sedikit keinginan untuk belajar membaca".
Demikianlah manfaat dan pentingnya membacakan cerita atau dongeng kepada anak, mari kita kembangkan kebiasaan membacakan cerita untuk anak-anak kita ini, semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar