TEORI-TEORI BERMAIN DAN PERMAINAN ANAK

Rabu, 04 Desember 2013

Bermain diluar kelas, BCCT, Sentra, Anak bermain peran membangun

Teori-teori bermain yang sekarang kita pakai, sebenarnya sudah muncul ada sejak abad ke-19. Teori-teori ini dimunculkan dan dikemukakan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Berikut beberapa teori tentang mengapa manusia bermain, dan penerapan kegiatan bermain untuk anak yang mengacu pada teori-teori tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut : 

Teori Fungsi dari Karl Groos dan Maria Montessori. Menurut teori ini bermain dimaksudkan utuk megembangkan fungsi yang tersembunyi dalam diri seseorang yang tersembunyi dalam diri seseorang individu. Contohnya, seekor anak kucing yang bermain dengan ekor induknya, sebenarnya kegiatan itu berfungsi untuk latihan menagkap tikus dalam rangka mempertahankan hidup.

Teori Rekreasi (Schaller dan Lazarus). Menurut teori ini, dibedakan antara bermain disatu pihak dengan bekerja dilain pihak yang membutuhkan suatu keseriusan (seriousness). Apabila seseorang telah lelah bekerja maka ia memerlukan bermain utuk menghilangkan kepenatan akibat bekerja.


Teori dari pandangan John Huizinga (1938) seorang pakar sejarah dalam salah satu karyanya sampai pada satu kesimpulan  bahwa kebutuhan bermain adalah yang membedakan manusia dari hewan, Bahkan melalui permainanya itu terpantul pula kebudayaanya.

Teori dari pandangan Patty Smith Hiil (1932) memperkenalkan sebuah masa "Bekerja bermain" dimana anak-anak dengan bebasnya mengekplorasi benda-benda serta alat-alat bermain yang ada dilingkunganya, mengambil prakarsa serta melaksanakan ide-ide mereka sendiri.

Teori Kelebihan Energi (Herbert Spencer). Bermain dipandang sebagai penutup atau klep keselamatan pada mesein uap. Energi atau tenaga yang berlebihan pada seseorang perlu dibuang atau dilepaskan melalui bermain.

Teori dari pandangan Susan Isaacs (1933) percaya bahwa bermain mempertinggi semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia membela hak-hak anak untuk bermain dan mengajak para orang tua untuk mendukungkegiatan bermain anak sebagai sumber belajar alami yang penting bagi anak.

Teori dari pandangan Dewey (1938) percaya bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui bermain. Melalui pengalaman-pengalaman awal bermain yang bermakna menggunakan benda-benda konkret, anak mengembangkan kemampuan dan pengertian dalam memecahkan masalah, sedangkan perkembangan sosialnya meningkat melalui interaksi dan teman sebaya dalam bermain.

Teori di atas merupakan pandangan dan pemikiran para ahli yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai kelemahan dan kelebihan, jika dilihat kesemua teori tersebut pada dasarnya dapat saling melengkapi untuk kajian dari konsep bermain dan Permainan anak ini. Jadi setiap teori sangat bermanfaat dan membantu kita untuk memahami  dan memperdalam pengertian tentang bermain dan permainan anak.

Demikian ringkasan tentang Teori-teori bermain dan permainan anak, semoga bermanfaat.

Sumber: Dirangkum dari berbagai sumber.



21.12.00

0 komentar: