CERITA RAKYAT UNTUK ANAK "DZIKIR KUCING"

Rabu, 25 Desember 2013

Kisah yang luar biasa menakjubkan ini merupakan cerita rakyat yang paling digemari oleh anak-anak pada jamannya. Banyak anak-anak pada jaman itu rela bertukar sesuatu untuk mendengar cerita ini, misalnya mengayankan tikar untuk bertukar kisah dengan gratis. Bahkan tidak sedikit pula yang sampai ketiduran di rumah tukang cerita.

Cerita ini dimulai dari kisah di sebuah kerajaan antah berantah, disana hidup sepasang suami istri yang begitu mujur nasibnya. Sesungguhnya hiupan Datu Sehe dan istrinya cukup sejahtera, namun karena tidak dikaruniai anak, maka pasangan itu disebut orang "Tamanang" (Tidak menang).

Untuk mengisi kekosongan hidup mereka, istri Datu Sehe memelihara kucing. Kucing gemuk dan bersih lantaran diasuh dengan kasih sayang dan selalu diberi makanan enak-enak. Tidak jarang pula kucing itu ikut tidur bersama mereka, tidak ubahnya bagai seorang anak yang sangat dikasihi.

Kucing kesayangan Datu Sehe melahirkan tiga ekor anak yang lucu dan lincah, membuat rumah mereka semakin ramai dan mengasikan. Pasangan suami isteri yang tamanang ini pun tidak lagi merasa kesepian, sebab mereka sudah terhibur dengan tingkah kucing yang lucu-lucu itu, ditambah pula dengan gelak tawa anak tetangga yang datang bermain dengan kucing-kucing mereka.



Semakin lama rumah Datu Sehe semakin ramai, karena kucing mereka terus bertambah. Sehingga tidak terasa kucing mereka menjadi seratus ekor jumlahnya. Anehnya kehidupan Datu Sehe malah semakin makmur pula keadaannya.

Ada beberapa tetangga yang mulai iri dan dengki melihat kehidupan Datu Sehe yang semakin membaik itu. Beberapa fitnahan telah mulai mereka lakukan, tetapi Datu Sehe tidak menghiraukan semua fitnahan itu. Merasa tidak berhasil mengganggu Datu Sehe, masyarakat ada yang melapor menjelek-jelekan Datu Sehe pada raja, mereka meminta raja menyuruh datu membuang kucing-kucing piaraannya.

"Apakah Datu tidak menyadari, kalau kucing itu menggangu tetangga?" Tanya Raja.

"Maafkan patik yang hina ini Paduka Raja, seingat hamba kucing-kucing hamba tidak pernah bertandang ke rumah rumah tetangga, apalagi mencuri milik mereka" Jawab Datu Sehe.

"Memang kucing Datu tidak mencuri, tetapi suaranya yang mengusik tidur mereka."

"Maaf Paduka, namanya saja kucing, mana mungkin dapat dinasehati seperti manusia." Ujar Datu Sehe pula.

"Itulah Datu, sekarang beta perintahkan agar Datu berkenan membuang kucing-kucing itu, "Titah Raja penuh wibawa. "Maaf tuah hamba, bagaimana mungkin hamba terpisah dengan mereka yang sangat hamba cintai," sembah Datu dengan sedih.

Raja sangat tersinggung dan marah mendengar jawaban Datu Sehe " Datu lebih mencintai binatang dari pada diri beta? sekarang tinggalkan negeri ini! Perintah Raja dengan murka.

Datu Sehe beserta istrinya berangkat malam itu juga pergi membawa kucing-kucing mereka untuk mengasingkan diri ke tengah hutan. Sejak diperjalanan kucing itu telah memperlihatkan berbagai keajaiban yang sangat mengherankan sekaligus menyenangkan kedua suami istri tersebut. Betapa tidak, kucing tua yang pertama mereka pelihara berlari paling depan,diikuti oleh barisan panjang anak cucunya. Mereka berbaris dua-dua, seperti dikomando saja. Dan anehnya, setelah kira-kira separuh dari mereka berjalan mengikuti induknya, yang lain seperti mengisyaratkan pada tuannya agar mendahului mereka. Datu Sehe suami-istri merasakan seolah-olah seperti seorang raja dan permaisuri dalam arakan tentara kucing yang gagah perkasa. Sepanjang perjalanan kucing-kucing itu selalu bersenandung dengan irama yang memukau, meskipun kedua manusia yang malang itu tidak mengerti apa yang mereka dendangkan, namun keduanya merasa sangat terhibur, sehingga tidak terasa sampai ditempat tujuan.

Di bawah sebuah pohon besar yang rimbun daunnya, kucing-kucing itu berhenti berjalan, dan berhenti bernyanyi, mereka beristirahat sesukanya. Seperti mengisyaratkan bahwa tempat itu yang mereka tuju. Tempat itu memang cuku menyenangkan, selain sejuk menyegarkan, juga bersih dan luas, sehingga tidak perlu lagi mengeluarkan tenaga dan dana untuk membangun dan membersihkannya.

Malam harinya di tempat itu terjadi lagi keajaiban yang lain dengan kucing-kucing Datu Sehe, di sekitar dua pertiga malam Datu Sehe terbangun dari tidurnya, beliau seolah tidak percaya pada penglihatannya. Kucing itu berbaris seperti orang sedang sholat, dan Induknya bertindak selaku imam didepan. Tiba-tiba terdengar kucing-kucing itu bersenandung dengan suara lantang bergema membahana, membelah keheningan malam : ..........

--- Bersambung ---- di sini!!



14.07.00

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hello!,I really like your writing very so much! percentage we
be in contact extra about your post on AOL? I require a specialist in this house to solve my problem.
Maybe that's you! Having a look ahead to look you.