PENGERTIAN, KONSEP DAN TEORI BCCT

Minggu, 19 Mei 2013

Pengertian Sentra Paud adalah suatu pengertian yang menurut penelusuran penulis belum ada definisi yang
jelas tentang sentra Paud ini, kecuali merujuk kepada beberapa konsep dasar dan teori pengembangan metode sentra di Paud yang di kenal dengan BCCT (Beyond Centers and Circle Time) atau lebih jauh tentang sentra dan saat lingkaran.


Beyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran. Beyond Centers and Circles Time (BCCT) dapat dikatakan sebagai konsep belajar dimana pendidik (guru) menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong anak didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis permainan. Yakni main sensorimotor (fungsional), main peran, dan main pembangunan.

Sedangkan saat lingkaran merupakan saat guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan (arahan) kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.

MetodenBeyond Centers and Circles Time (BCCT) adalah metode penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat pijakan. empat pijakan tersebut akan penulis jelaskan pada pembahasan berikutnya. Di Indonesia metode ini lebih dikenal dengan Sentra dan lingkaran (Seling). metode pengajaran yang menempatkan siswa pada posisi yang proposional. Pendekatan sentra dan lingkaran berfokus pada anak.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang di lengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main. yaitu: main sensorimotor, main peran dan main pembangunan. Saat lingkaran adalah saat dimana pendidik (guru/kader/pamong) duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main. Pembelajaran yang berpusat pada anak dan peran guru hanya sebagai fasilitator, motivator dan evaluator merupakan ciri dari metode BCCT ini, Sehingga otak anak dirangsang untuk terus berfikir secara aktif dalam menggali pengalamannya sendiri bukan sekedar mencontoh dan menghafal saja.

Tujuan Metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT)

Adapun tujuan dari metode Beyond Centers And Circles Time (BCCT) antara lain sebagai berikut:

Dalam rangka melejitkan potensi kecerdasan anak. Howard Gardner menyatakan bahwa pada hakikatnya setiap anak ialah cerdas. Pandangan ini menentang bahwa kecerdasan hanya dilihat dari fakror IQ. Gardner melihat kecerdasan dari berbagai dimensi. Setiap kecerdasan yang dimiliki akan dapat mengantarkan anak mencapai kesuksesan. Pendidik/guru perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang dimiliki anak dalam pembelajaran dan kegiatan belajar. diantaranya :
  • Kecerdasan bahasa (Linguistik) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi mengelola kata dan bahasa.Yakni kemampuan menggunakan kata'kata secara efektif
  • Kecerdasan Logika ' matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang angka (Numerik) dan alasan logis.
  • Kecerdasan music berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang music dan suara
  • Kecerdasan gerak tubuh (kinestesis) berkaitan dengan ketrampilan dan persepsi dalam bidang mengolah dan mengendalikan gerak anggota tubuh.
  • Kecerdasan gambar dan ruang (Visual'spasial) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk, dan ruang.
  • Kecerdasan diri (intrapersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.
  • Kecerdasan berbaur (interpersonal) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang membina hubungan dengan orang lain.
  • Kecerdasan alami (naturalis) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.
  • Kecerdasan rohani (spiritual) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang mengolah rohani.
  • Kita harus mengingat bahwa setiap orang memiliki sembilan kecerdasan ini dan setiap hari menggunakannya dengan kombinasi yang berlainan dan setiap orang juga mempunyai delapan kecerdasan ini dengan cara mereka masing-masing.

Penanaman Nilai-nilai Dasar

Anak-anak merupakan individu yang baru mengenal dunia dan belum mengetahui tata karma , sopan santun, aturan, norma, dan sebagainya. Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal. Usia dini merupakan saat yang sangat berharga untuk menanamkan nilai'nilai dasar dalam kehidupan yang meliputi:
  1. Nilai'nilai nasionalisme.
  2. Nilai'nilai agama.
  3. Nilai'nilai etika.
  4. Nilai'nilai moral.
  5. Nilai'nilai sosial.
Setiap orang mempunyai berbagai pengalaman yang memungkinkan dia berkembang dan belajar. Dari pengalaman itu orang akan mendapatkan patokan'patokan umum untuk bertingkah laku. Misalnya bagaimana cara berhadapan dengan orang yang lebih tua, bagaimana menghormati orang lain, bagaimana membuat keputusan yang efektif, dan sebagainya. Patokan'patokan yang berupa nilai itu, kemudian cenderung memberikan arah atau haluan dalam kehidupan. Nilai'nilai itu menunjukkan apa yang cenderung kita lakukan dalam waktu dan tempat tertentu atas dasar keyakinan dan penghargaan tertentu. Dengan pemeliharaan dan pengasuhan yang baik dan sedini mungkin, maka potensi yang telah ada itu dapat dikembangkan ke arah perwujudan anak yang cerdas dan dengan menanamkan nilai-nilai dasar sejak dini pada anak diharapkan akan menjadi bekal dalam menjalani kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

Pengembangan Kemampuan Dasar

Anak yang sedang berkembang adalah sebuah kesatuan psikososial dan biologi yang memerlukan gizi optimal bagi kerja optimal. Gizi jelas didapat dari banyak sumber termasuk penglihatan, pendengaran, sentuhan, gerakan, pendampingan, kasih sayang dan makanan. Pemenuhan kebutuhan tersebut akan menghasilkan anak usia dini yang sehat secara fisik, jasmani, tidak sakit, tidak cacat dan tidak lemah, semua organ tubuh dalam keadaan dan berfungsi normal, memiliki emosi dan mampu berinteraksi dengan lingkungannya sesuai dengan tahapan perkembangannya Untuk menghasilkan anak usia dini yang sehat dan cerdas dibutuhkan gizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan anak. Dengan pola makanan yang sesuai dengan usia anak di harapkan gizi dan tumbuh kembang anak dapat berjalan dengan normal, dan periode emas tidak akan terlewatkan.

Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar untuk anak usia dini diharapkan dapat tercipta pembelajaran yang tidak membebani dan menyenangkan, sehingga anak aka semakin mudah menyerap apa yang mereka pelajari yakni sesuai dengan prinsip pendidikan anak usia dini yaitu belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Dengan demikian akan terbentuk aspek kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Dan sesuai dengan ruang lingkup kurikulum untuk anak prasekolah yang tercantum dalam kurikulum 2004 yang meliputi enam aspek perkembangan yang dicapai yaitu :
  1. Moral dan nilai'nilai agama.
  2. Sosial, emosional dan kemandirian.
  3. Kemampuan berbahasa.
  4. Kognitif.
  5. Fisik atau motorik.
  6. Kreatifitas atau seni.

Bentuk-Bentuk Sentra Dalam Beyond Centers And Circles Time (BCCT)

Dalam metode Beyond Centers and Circles Time materi yang dikembangkan berupa sentra. Sentra dibuat berdasarkan kebutuhan anak dengan mengobservasi setiap perkembangan anak. Jadi kebutuhan sentra mungkin tidak sama di setiap lembaga pendidikan tergantung kesiapan perangkat dan tenaga pengajar yang ada. Sebagai contoh dibawah ini ada beberapa sentra yang banyak dikembangkan yaitu :

a. Sentra Bahan Alam.
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman sensori motor dalam rangka menguatkan tiga jari untuk persiapan menulis, sekaligus pengenalan sains untuk anak. Efek yang diharapkan adalah Anak dapat terstimulasi aspek motorik halus secara optimal, dan mengenal sains sejak dini.

b. Sentra Main Peran Mikro atau Makro
Tempat bermain sambil belajar, dimana anak dapat mengembangkan daya imajinasi dan mengekspresikan perasaan saat ini, kemarin, dan yang akan datang. Penekanan sentra ini terletak pada alur cerita sehingga anak terbiasa untuk berfikir secara istimatis. Efek yang diharapkan adalah anak dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman dan lingkungan sekitar dan mengembangkan kemampuan berbahasa secara optimal.

c. Sentra Balok
Tempat bermain sambil belajar untuk mempresentasikan ide ke dalam bentuk nyata (bangunan). Di sentra ini anak dapat memainkan balok dengan perbandingan 1 anak ± 100 balok plus assesoris. Penekanan sentra ini pada start and finish, di mana anak mengambil balok sesuai kebutuhan dan mengembalikan dengan mengklasifikasi berdasarkan bentuk balok. Efek yang diharapkan adalah anak dapat berfikir tipologi, mengenal ruang dan bentuk sehingga dapat mengembangkan kecerdasan visual spasial secara optimal.

d. Sentra Persiapan
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan pengalaman keaksaraan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan permainan yang dapat mendukung pengalaman baca, tulis, hitung dengan cara yang menyenangkan dan anak dapat memilih kegiatan yang diminati. Efek yang diharapkan adalah Anak dapat berpikir teratur, senang membaca, menulis dan menghitung.

e. Sentra Iman & Taqwa (Religion Center).
Tempat bermain sambil belajar untuk mengembangkan kecerdasan jamak dimana kegiatan main lebih menitik beratkan pada kegiatan keagamaan. Di sentra ini anak difasilitasi dengan kegiatan bermain yang memfokuskan pada pembiasaan beribadah dan mengenal Simbol dan huruf keagamaan misalnya untuk centra Agama Islam mengenal huruf hijaiyyah dengan cara bermain sambil belajar. Efek yang diharapkan adalah tertanamnya akhlakul karimah. Ikhlas, sabar, dan senang menjalankan perintah agama.

f. Sentra Seni dan Kreatifitas
Sentra ini menitik beratkan pada kemampuan anak dalam berkreasi. Kegiatan di sentra ini dilaksanakan dalam bentuk proyek, dimana anak diajak untuk menciptakan kreasi tertentu yang akan menghasilkan sebuah karya. Efek yang diharapkan adalah anak dapat berfikir secara kreatif.

Penerapan metode BCCT ini bersifat fleksibel. Bisa dilakukan secara bertahap, sesuai situasi dan kondisi setempat. Lingkungan bermain yang bermutu untuk anak usia dini setidaknya mampu mendukung tiga jenis main yang dikenal dalam penelitian anak usia dini. Tiga jenis main tersebut adalah :
  1. Main sensorimotor (Main Fungsional)
  2. Main Pembangunan
  3. Main Peran.

Baca Juga Metode dan Cara Penerapan BCCT....disini !!



13.11.00

2 komentar:

Wahyuni Christiany mengatakan...

Thx buat sharingnya mengenai metode BCCT, saya ijin men-sharingkan kembali kepada mahasiswa PG-PAUD saya yah...

Unknown mengatakan...

Wahyuni Christiany, terimakasih sudah berkunjung..Silakan sare aja, untuk mahasiswanya.. infokan juga blog ini ya semoga bermanfaat..salam.