Home » Archives for Januari 2019
PAUD-ANAKBERMAINBELAJAR-----Banyak komentar dan keritikan tentang tulisan yang ada di blog Anak Paud Bermain Belajar yang telah diberikan oleh pembaca setia, salah satu kritikan itu adalah masalah penulisan judul yang dianggap tidak lajim, menyimpang dari kaedah yang benar dan baku, judul dalam blog ini banyak yang agak kurang nyambung dengan isi, hal ini terutama pada tulisan-tulisan berlabel corentan ringan yang penulis tuliskan.
Blog-PAUD Anak Bermain Belajar |
Kami Admin dan penulis blog ini, memohon maaf yang sebesar-besarnya jika hal tersebut sangat mengganggu kenyamanan dalam mengakses materi dan bahan diblog Anak Paud Bermain Belajar ini. Perlu kiranya kami sampaikan, memang kadang admin dan penulis menyadari dalam penulisan judul penulis tidak memprioritaskan kaidah penulisan yang benar sesuai KBBI yang baku, kadang sebagian tulisan ada judulnya yang agak berbeda dan menyimpang dari substansi tulisan, bahkan juga ada yang sedikit unik dan lucu...hihi.
Ini terjadi karena kami berusaha berorientasi dan mengejar Key word dari pencarian kata kunci di google supaya blog Anak_Paud Bermain Belajar ini mudah ditemukan dipencarian google (Search Google). Sehingga memudahkan para pengunjung setia menemukannya setiap saat di deretan teratas google .
Karena itu sekali lagi kami segenap admin dan penulis blog Paud-Anakbermainbelajar mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kekurangan pada tulisan-tulisan di atas.
Semoga dapat dipahami dan dapat, terimakasih atas saran dan kritikan membangun yang telah diberikan baik melalui kolom komentar maupun email kami. Wassalam.
Salam Sukses
Admin/Penulis
Blog PAUD-Anak Bermain Belajar.
ALASAN JUDUL NGAWUR DI BLOG ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR
ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR | Blog Tentang Bahan Materi Tips Cara Belajar Pendidikan anak usia dini PAUD untuk orang tua, pendidik guru Paud TK Taman Kanak-kanak.
di
05.38.00
PAUD-Anakbermainbelajar----Seperti kita ketahui bersama, pendidikan bagi anak usia dini (paud) sangatlah penting, menyangkut kepentingan anak dan membantu anak dalam menjalani proses perkembangannya. Seto Mulyadi, psikolog dan pemerhati pendidikan anak menggagaskan pemikiran cemerlang tentang pendidikan dan perkembangan anak, "keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua dan guru dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satu sama lain namun saling melengkapi dan berharga," (Membuka Masa Depan Anak-anak Kita, 2000).
Hal ini tidaklah jauh berbeda dengan apa yang diharapkan seluruh masyarakat bangsa kita dari sepak terjang dunia pendidikan di tanah air, di mana pendidikan semestinya lebih memperhatikan, mepertimbangkan serta mempertenggangkan perkembangan anak.
Pada konteks pendidikan model seperti konsep ini, hati memegang peranan kunci dalam mempersiapkan hari depan anak-anak bangsa menjadi generasi yang siap membangun Indonesia menuju negeri yang damai dan sejahtera, adil dan makmur. Berhadapa dengan tugas penting ini, LPA, para fasilitator perlindungan anak akan menjadi mitra, corong, suara yang terus menerus memberikan penyadaran bagi masyarakat luas, masyarakat pendidikan, penyelenggara pendidikan, pemerintah, orang tua untuk bersama-sama menemukan jalan dan cara yang tepat, mempersiapkan anak menyambut hari depan.
Sesungguhnya LPA dan sejumlah fasilitator pada komitnya bukan saja hadir menangani persoalan seputar hak anak dalam konteks masyarakat umum tetapi yang paling pertama adalah juga dalam konteks masyarakat umum tetapi yang paling penting pertama adalah juga dalam konteks situasi dunai anak di tengah proses pendidikan dalam hal ini lingkungan sekolah dan keluarga yang menjadi "rumah" pertama yang ramah bagi anak dan perkembangannya.
Meskipun berbagai pemahaman tantan anak dan dunianya menjadi topok pembicaraan yang terus menerus diperdengarkan kembali memlalui berbagai kegiatan berwawasan pemahaman tentang anak dan dunianya demi mengurangi tindakan kekerasan terhadap anak, tetapi tetap saja kekerasan ini ada bahkan dilakukan oleh guru atau orang tua, orang dewasa yang konon ceritanya paling tahu dan paham bagaimana menghadapi anak dan dunia serta kehidupannya.
Anak ktidak lagi didorong daya eksplorasinya, daya cipta, dengan aktivitas yang menumbuhkan kepekaan sosial serta menjembatani kemajemukan dan keragaman masyarakat. Yang ada hanya sejumlah tuntutan untuk "harus ini dan harus itu," ikut kemauan guru atau orang tua. Hal ini jelas terbaca dalam berbagai berita seputar kasus pemukulan atau kekesaran pada anak oleh guru atau orang tua gara-gara tidak mengikuti perintahnya.
Kenyataan ini melahirkan satu pertanyaan mendasar untu kita renungkan, jujur dan tuluskah kita menghargai anak sebagai pribadi yang dapat mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya?
Barangkali itu masih jauh berada di belakang pikiran, perasaan kita sehingga perlakuan kita terhadap anak tetap saja semena-mena dan perhatian kita terhadap dunianya masih saja menjadi nomor kesekian, dan lebih buruk lagi kita seing memperlakukan anak sebagai orang dewasa ini yang harus mengikuti kemampuan kita tanpa mempertimbangkan dunia mereka yang masish serba polos, bebas.
Berbicara tentang anak dan dunianya, hati dan pikiran kita tertuju kepada masa depan dimana terciptanya suasana yang paling menyenangkan. Namun kenyataan yang terjadi, sehingga besar anak-anak di tanah air tenyata tidak mengalami indah dan menyenangkan masa kanak-kanak itu. Berbagai perlakuan buruk atau isu tak sedap seputar dunia anak selalu menjadi bahkan mungkin selama Indonesia merdeka. Ada tindakan pemerkosaan, eksploitasi, pembunuhan, penyiksaan, perdagangan anak, pekerja anak, sampai pada masalah gizi buruk karena kemiskinan yang mengakar dalam, hal ini membuat anak menderita dan tidak lagi dapat menikmati dunianya. Pada titik ini jika merenungkan tentang anak dan dunianya artinya kita harus mengakui betapa besar peran anak dalam kehidupan ini.
Memandang anak dan dunianya sama artinya membuka ruang dalam kehidupan ini untuk ditempati sebuah keadilan, keterbukaan hati dan kesiapan untuk selalu tulus mendidik mendampingi anak.
Anak dipersiapkan untuk membuka hati, membuka diri terhadap berbagai perubahan, situasi, keadaan yang serba buruk sekalipun sambil berani untuk berkonfrontasi dengan keadaan dengan memanfaatkan berbagai sumber daya termasuk kekuatan dirinya.
Karena itu hati menjadi tangga dasar yang senantiasa terbuka dan tanggap terhadap keinginan anak sesuai perkembangan usia maupun kemampuan intelegensi dan emosionalnya. Usaha ini dapat menjawab apa yang menjadi kebutuhan dasar anak dalam perkembangannya yakni ingin tahun dan mencoba, meniru, menemukan yang membuat dirinya berkembang seimbang dalam kaitan dengan kecerdasan ganda (multiple intelegece) yang dimiliki setiap anak.
Dengan demikian membiarkan anak untuk bekembang penuh kebebasan menjadi tanggung jawab bersama, menjadi sebuah tuntutan kultural dan bangsa ini harus ditegakan karena kebudayaan yang berkembang selaras zaman pun tidak bakal maju bila kita tidak berani memandang memandang anak dan dunianya sebagai kekuatan besar untuk kemajuan bangsa. Semoga artikel ini bermanfaat. mohon dishare untuk orang tua, guru pendidik dan pelaku pendidikan PAUD jika dirasa ini sangat penting untuk anak-anak kita bersama. terimakasih.
* * *
PENDIDIKAN YANG INTENSIF DEMI PERKEMBANGAN ANAK PAUD
ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR | Blog Tentang Bahan Materi Tips Cara Belajar Pendidikan anak usia dini PAUD untuk orang tua, pendidik guru Paud TK Taman Kanak-kanak.
di
15.33.00
PAUD-Anakbermainbelajar----Banyak anak Usia dini yang senang bermain lego, karena selain permainan ini menarik dan menantang juga bentuk-bentuk yang dapat dibuat dari mainan lego dapat di imajinasikan anak sesuai dengan keinginan mereka. Sebenarnya selain Lego, masih banyak jenis mainan lain yang tidak kalah menariknya, paling tidak, kita akan menemukan ada 5 (lima) jenis permainan menarik Anak PAUD yaitu Puzzle, menempel stiker, menggambar dan mewarnai, bentuk lorong, dan bermain pasir. Seperti di uraikan berikut ini:
1. Bermain Puzzle
Dalam permainan puzzle, seorang anak ditantang untuk berpikir konvergen. Permainan ini melatih anak agar bisa menentukan sesuatu yang diletakan pasa posisinya. Sebab, bila sala menempelkan suatu bagia puzzle maka hasilnya menjadi tidak harmonis, dan bukan bentuk gambar yang diinginkan.
Dalam permainan ini seorang anak, selain melihat sesuai gambar dia juga harus mengamati kesesuaian bentuk. Selain mengajarkan cara berpikir konvergen, mainan jenis ini juga bermanfaat untuk melatih koordinasi visual motorik halusnya dan daya ingatnya.
Untuk anak usia batita (di bawah tiga tahun), kita bisa memilih bentuk-bentuk puzzle yang masih sederhana. Selain sebisa mungkin bagian puzzle tidak terlalu banyak dan rumit dalam hal penempatannya harmonisnya.
Di sarankan, paling banyak 4-9 keping. Contohnya memasukan bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, segi empat, lingkaran dan sebagainya ke lubang dengan bentuk yang sesuai.
Kalau memang anak kelihatan mampu menyusun puzzlenya dengan lancar, tingkatkan taraf kesulitan dengan memilih puzzle yang jumlah kepingannya lebih banyak.
2. Bermain Menempel Stiker
Ada lagi permainan yang juga sangat digemari anak, yaitu menempel stiker. Permainan ini bisa dimulai dari menempel stiker ke gambar yang sesuai maupun menempel stiker dalam rangka toilet training.
Permainan ini jenis ini mampu melatih koordinasi visual motorik, sekaligus memehami konteks cerita. Sementara dalam rangka toilet training, sikecil belajar mengerti peraturan dan juga belajar mengendalikan diri. Sebab, stiker itu tidak boleh ditempel disembarang tempat. Kapan dia boleh menempel stiker dan kapan tidak boleh.
3. Mewarnai atau Menggambar
Mirip-mirip dengan bermain tempel stiker, seorang anak paling sanang kalau diajak bermain mewarnai atau menggambar satu objek tertentu. Perkembangan anak untuk memegangj alat tulis dan cara menggambarnya sangat kentara pada usia batita.
Biasanya, meskipun belum bisa menulis atau menggambar sebuah bentuk, seorang anak tetap saja senang mencoret-coret dengan pensil, pena, atau spidolnya. Pertama-tama dia menggambar tanpa makna. Lama kelamaan dia bisa menggambar yang lebih terlihat apa maksudnya. Apakah bentuk lingkaran yang tidak begitu bulat tapi "mletat mletot".
Di sini anak usia dini belajar cara memegang alat tulis. Mulai dari menggenggam erat dan kaku. Sampai akhirnya bisa memegang dengan cara yang benar. Kegiatan ini bermanfaat melancarkan keterampilan visual motorik halusnya. Emosinya juga akan terasah, misalnya saat marah bisa diekspresikan dengan gambar.
4. Bermain Lorong-lorongan
Setelah mengajak anak melatih motorik halus. Kita bisa mengasah kemampuan motorik kasar. Caranya dengan mengajar bermain lorong-lorogan.
Lorong-lorongan tidak mesti selalu harus berupa rumah-rumahan seperti yang biasanya ada di mal atau di playgroup. Tapi bisa hanya berupa lorong sederhana yang disusun di kursi dan meja. Atau bila perlu kita membuatnya dengan kaki kita dan anak melintas di bawahnya. Lewat mainan ini, anak bisa belajar koordinasi motorik kasar. Dia akan bergerak menyusuri lorong, berlari, melompat, Bahkan, dia akan mencoba belajar menghentikan gerakan (Stop) dengan seimbang supaya tidak jatuh.
Untuk permainan tradisional biasanya dilakukan juga dengan permainan ular naga panjangnya, dimana anak-anak melalui lorong yang dibuat dari dua orang dengan menyanyi bersama-sama.
5. Bermain Pasir
Seanjutnya, permainan yang juga sangat disukai anak PAUD adalah bermain pasir. Mungkin bila kita sedang berkunjung kepantai baik saat wisata atau untuk kegiatan puncak tema, jangan lupa mengajak anak-anak untuk bermain pasir, membuat bentuk-bentuk yang disukai anak sesuai dengan imajinasinya. Tetapi mengajak anak bermain pasir, juga bukan berarti harus mengajak anak pergi kepantai. Hal ini bisa dilakukan apabila kebetulan sedang merenovasi rumah dan kantor, dirumah ada sekumpulan pasir.
Hal ini bisa juga dengan sengaja menyediakan sebidang lahan halaman diisi dengan pasir. Hampir dipastikan anak akan senang bermain di tempat itu. Dia akan berusaha membentuk apa saja yang dia inginkan. Selain melatih motorik halus, permainan ini bisa melatih kemampuan estetika anak dan meningkatkan kemampuan rasa seni anak.
Secara mendasar kita perlu memilah dan memilih mainan yang sesuai dengan tahap perkembangan dan Usia Anak.
Berikut ini ulasan singkat beberapa jenis mainan yang sesuai usia dan perkembangan anak:
Usia Prasekolah (3 tahun - 5 tahun)
bayangkan dan yakinkan kalau mainan yang ayah-bunda dan pendidik beli akan meningkatkan imajinasi dan kreativitas si kecil. Mainan berupa peralatan rumah tangga, palu-paluan, mainan susu, crayon, cat tangan, dan mainan yang bentuknya menyerupai tokoh kesukaan meningkatkan kemampuan belajar tentang hidup.
Boneka yang bisa bicara akan meningkatkan keinginan si kecil untuk berbicara, mengulang, dan meniru.
Mainan yang bisa dikendarai dan dimuati, seperti sepeda dan mainan sportif lainnya, akan merangsang gerakan dan kemampuan motorik halus si kecil, terutama menguatkan kemampuan tangan dan kakinya.
Usia Sekolah (5 tahun - 9 tahun)
Anak-anak yang sudah mulai masuk taman kanak-kanak / TK, mulai belajar bersosialisasi, mencari teman dan mulai mempunyai pengalaman-pengalaman sosial dengan berbagai konflik dalam hubungan sosial dan pertemanan dengan teman sebayanya.
Mainan seperti puzzle dan papan mainan yang lebih banyak membutuhkan banyak orang dalam bermain, akan membantunya dalam proses partisipasi. Mereka juga mulai belajar menang dan kalah, dan meningkatkan tingkah laku sosialnya.
Perkembangan karakter sangat penting dalam usia ini dan mainan berupa tokoh atau karakter di televisi akan membuatnya terkesan. Pastikan karakter yang anda berikan adalah karakter yang positif.
Usia Sekolah (9 tahun - 12 tahun)
Mainan yang dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan kekuatan kemandirian merupakan tahap perkembangan individual dan personalnya. Mainan yang mendukung daya ingat dan mainan yang membutuhkan kemampuan analisis serta pemikiran merupakan mainan yang baik untuk perkembangan anak usia dini.
Carikan juga mainan yang meningkatkan kepercayaan diri dan permainan berkelompok untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosialnya.
Mainan untuk Seluruh Keluarga
Untuk meningkatkan kekompakan dan komunikasi seluruh keluarga, bisa dipilih mainan yang bisa dimainkan secara bersama-sama dengan anggota keluarga yang terdiri dari beberapa orang ini.
Pilih mainan yang menggunakan papan mainan, seperti monopoli, halma atau puzzle yang cukup besar untuk dimainkan oleh semua umur.
Dari semua permainan yang cocok untuk anak usia dini, hal terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa mainan tersebut harus memenuhi syarat-syarat seperti keamanan, tidak beracun dan tidak berbahaya jika disentuh oleh anak.
Demikian, tentang 5 jenis mainan yang menarik yang sesuai dan cocok untuk anak usia Dini khususnya anak di PAUD, semoga bermanfaat, terimakasih.
5 JENIS MAINAN MENARIK SESUAI DENGAN USIA ANAK USIA DINI DI PAUD
ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR | Blog Tentang Bahan Materi Tips Cara Belajar Pendidikan anak usia dini PAUD untuk orang tua, pendidik guru Paud TK Taman Kanak-kanak.
di
17.00.00