INILAH PENYELESAIAN KONFLIK PASAL PAUD DALAM UNDANG-UNDANG SISDIKNAS
PAUD-Anakbermainbelajar-----Evaluasi sebagai salah satu komponen utama pembelajaran, termasuk pembelajaran di PAUD. Evaluasi merupakan proses pengumpulan penganalisisan, dan penafsiran data yang sistematis dalam rangka pemberian keputusan terhadah sesuatu (Wortham, 2001). Berarti, dengan evaluasi guru perlu mengumpulkan data, menganalisis, dan menafsirkan makna data yang ada sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan yang diberikan merupakan nilai, yang dapat berbentuk angka atau huruf. Bentuk huruf yang paling sering digunakan adalah deskripsi, atau penjelasan.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan yang telah dilaksanakn, faktor-faktor penghambat maupun pendukung pencapaian tujuan kegiatan, serta mengetahui tingkat keberhasilan. Tujuan tersebut perlu untuk memperbaiki kegiatan belajar sekaligus memperbaiki keberhasilan belajar.
Hasil evaluasi disajikan sebagai bentuk laporan evaluasi. Laporan tersebut disampaikan kepada orang tua dan kepala sekolah sebagai bentuk pertanggunjawaban (akuntabilitas) guru terhadap kegiatan yang dilakukannya (Wortham, 2001). Bagi orang tua hal tersebut untuk kesinambungan program bagi kepala sekolah untuk perbaikan program belajar.
Ada beberapa strategi dan metode dalam pelaksanaan evaluasi. Secara umum ada dua kelompok, yaitu tes dan non tes. Kelompok non tes terdiri dari angket, wawancara, dan observasi. Bila dilihat dari pelaksanaannya, evaluasi dikenal dengan evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses dilakukan bila guru ingin mengetahui bagaimana anak mengikuti atau melakukan kegiatan selama pembelajaran beralangsun. Bila guru ingin melihat hasil kegiatan guru dapat menggunakan evaluasi hasil. Untuk menentukan strategi dan metode mana yang tepat guru perlu mengetahui tujuan evaluasi. Untuk mencatat dan mengevaluasi perkembangan anak usia dini, langkah pertama dan utama yang dapat dilakukan adalah melakukan observasi langsung kepada anak. Dengan melakukan observasi ini maka kita akan dapat melihat dan mengetahui tahap perkembangan anak dan hasilnya dimasukan dalam suatu pencatatan. Untuk menetukan strategi evaluasi yang cocok seseorang harus mengetahui mengapa evaluasi dilaksanakan (Brinkerhoff, 1983: 16). Strategi dan metode observasi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk pencatatan. Secara rinci pencatatan observasi yang dapat digunakan guru dikemukakan berikut ini.
Teknik Pengamatan
Salah satu upaya untuk memahami tumbuh kembang anak usia dini diantaranya melalui pengamatan. Oleh karena itu kemampuan pengamatan bagi seorang pendidik anak usia dini merupakan suatu kompetensi yang harus dimiliki.
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan pencatatan. Pengamat bukan hanya sekedar mengamati anak untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan anak, tetapi pengamat juga perlu sensitif terhadap apa-apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dicium, atau diraba. Selama melakukan pengamatan dan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa metode pengamatan dan pencatatan anak usia dini.
Adapun metode dan teknik pengamatan pada anak usia dini yang kita ulas dalam pembahasan ini meliputi teknik anekdotal (Anecdotal Record), catatan berjalan (Running Record), catatan specimen (Specimen Record), Time Sampling dan Even Sampling.
1. Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Catatan anekdot adalah tulisan naratif singkat yang menjelaskan suatu peristiwa tentang perilaku anak yang penting bagi perkembangan anak dan pengamat. Catatan anekdot menjelaskan sesuatu yang tejadi secara faktual, dengan cara yang obyektif, menceritakan bagaimana, kapan dan dimana terjadi peristiwa itu, apa yang dikatakan dan dikerjakan anak. Kadang-kadang guru memasukan alasan-alasan tes terhadap perilaku anak, tetapi "mengapa" lebi baik ditulis di bagian khusus sebagai komentar guru.Catatan ini paling sering ditulis setelah peristiwa terjadi.
Meskipun catatan anekdot merupakan catatan singkat tentang suatu kejadian dalam suatu saat tertentu, namun catatan tersebut bersifat kumulatif. Jika rangkaian peristiwa itu berjalan berulang-ulang dapat digunakan sebagai masukan yang rinci tentang anak yang diamati. Keuntungan lain menggunanak catatan anekdot adalah:
a. Pengamata bersifat terbuk. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya pada satu macam perilaku khusus.
b. Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
c. Pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
Sebagai metode pengamatan, tentu selalin keuntungan juga ada kerugiannya. Pengamat perlu memutuskan apa yang diamati, apa yang ingin diketahui, dan metode apa yang paling berguna. Beberapa kerugian catatan anekdot adalah :
a. Catatan anekdot tidak memberikan gambaran yang lengkap karena hanya mencatat peristiwa-peristiwa yang menarik pengamat.
b. Tergantung pada daya ingat pengamat. Peristiwa yang terjadi kadang tidak tertulis secara rinci, karena pencatatan dilakukan setelah pembelajaran selesai.
c. Kejadian bisa saja keluar dari konteks dan kemudian diinterpretasikan tidak dengan benar atau digunakan dengan cara yang biasa.
d. Sulit untuk memberikan analisa naratif, karena itu metode ini kurang berguna untuk penulisan ilmiah.
Catatan semacam ini dapat lebih berguna jika dicatat di kertas secara vertikal dengan catatan anekdot di sebelah kiri dan ada lahan untuk menuliskan komentar di sebelah kanan, atau kertas dibagi secara mendatar, dengan catatan anekdot di atas dan komentar di bawahnya.
Baca juga cara evaluasi dengan catatan anekdot di sini !!
Contoh Format catatan anekdot
2. Catatan Berjalan (Running Record)
Metode pengamatan dengan teknik pencatatan lain yang cukup terkenal adalah Running Records. Catatan ini memuat kejadian secara rinci dengan berurutan. Pengamat mencatat semua kejadian terus menerus yang dilakukan anak itu. Running Records berbeda dengan catatan anekdot karena Running Record mencatat semua perilaku anak bukan hanya sekedar peristiwa-peristiwa tertentu saja, dan pencatatan dilakukan langsung, tidak menunda kemudian setelah pembelajaran selesai.
Sebagai catatan yang faktual, pengamat harus berhati-hati untuk tidak menggunakan kata-kata diskriminatif atau memvonis anak. Catatan yang ditulis mencerminkan apa yang diamati tanpa memberikan asumsi. Keuntungan dari running record adalah :
a. Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, tidak terbatas pada peristiwa-peristiwa tertentu.
b. Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat untuk mengamati apa saja tanpa spesifikasi pada perilaku khusus
c. Tidak membutuhkankan pengamat yang memiliki keterampilan khusus, karena itu sangat berguna bagi guru kelas.
Selain kelebihan seperti yang diungkapkan di atas, Running Record juga memiliki kerugian, yaitu:
a. Catatan ini memerlukan waktu yang cukup lama. Pengamat tidak memuiliki waktulain selain hanya mengamati dan mencatat perilaku anak saja.
b. Cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang panjang tanpa kehilangan rincian yang mungkin juga penting.
c. Sangat efektif jika mengamati seorang anak, tetapi jika harus melakukan pengamatan terhadap kelompok anak, apalagi jika kelompok besar, maka akan mengalami banyak kesulitan
d. Pengamat harus menjaga diri anak, yang kadang-kadang sulit jika pengamat adalah guru yang sedang mengajar.
Runing record lebih berguna jika dicatat dalam format khusus yang dikomentari oleh pengamat kemudian. Sangat sulit bagi pengamat untuk mencatat setiap katan yang diucapkan anak dan setiap adegan yang dilakukan anak saat bermain bersama.
---Contoh format running record :----
Karena running recor mengamati terlalu banyak perilaku perkembangan yang penting dari seorang anak, maka running record dipilih sebagai metode utama yang digunakan bersama dengan Child Skills Checklist untuk menilai perkembangan anak. Kadang Checklist dikombinasi dengan running record.
3. Catatan Specimen (Specimen Records)
Specimen Records hampir mirip dengan running record tetapi lebih rinci. Catatan ini seriang digunakan oleh peneliti yang menginginkan deskripsi lengkap dari suatu perilaku anak, sementara running record lebih sering dipakai oleh guru dengan cara yang tidak formal. Pengamat yang membuat specimen records bukan orang yang terlibat dalam kegiatan kelas dan harus menjaga jarak dari anak.
Seperti runnig records, specimen records menulis secara naratif perilaku atau peristiwa saat terjadi, tetapi deskripsi itu biasanya berdasarkan kriteria yag telah ditentukan sebelumnya seperti waktu, anak, dan settingnya. Jumlah kerinciannya yang akan dicatat tergantung pada tujuan pengamatan.
Pengamatan yang diikuti dengan catatan anekdot, running records ataupun specimen records, bukanlah kegiatan yang mudah. pengamat terbiasa mengamati apa yang terjadi di sekelilingnnya dalam waktu yang bersamaan membuat interpretasi tentang apa yang dilihatnya. Di dalam pencatatan yang obyaktif, kita harus memisahkan dua hal tersebut. Apa yang dicatat harus berupa fakta yang ada, tanpa melakukan penilaian (labelling), asumsi, atau kesimpulan.
Berikut ini merupakan contoh kata-kata dan kalimat labelling yang sering dijumpai dalam catatan pengamatan:
- Dia anak yang baik hati
- Dimas marah kepada Dini
- Dia berteriak dengan marah
- Dia menunjukan kekuatannya
- Dia kehilangan kesabaran
- Dia menjadi marah
- Seharusnya dia tidak berbicara seperti itu.
Kesalahan pengamat yang lain adalah menghilangkan beberapa fakta, mencatat hal-hal yang tidak terjadi dan mencatat hal-hal yang tidak pada urutan yang benar.
Berikut ini beberapa pedoman dalam melakukan pencatatan
a. Catat fakta-fakta saja
b. Catat segala sesuatu secara rinci tanpa menghilangkan apapun
c. Jangan menginterpretasikan selama melakukan pengamatan
d. Jangan mencatat apapun yang tidak kita lihat
e. Gunakan kata-kata deskriptif bukan labeling atau interpretasi
f. Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.
4. Time Sampling
Metode Time Sampling memerlukan pengamatan yang menunjukan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi sering (paling sedikit sekali dalam setiap 15 menit). Misalnya: perilaku semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diamati dan dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah tidak dapat diamati menggunakan metode ini, karena perilaku seperti itu tidak jelas bagi pengamat dan tidak dapat dihitung dengan mudah.
Time Sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau tidaknya perilaku tersebut dalam interval waktu yang sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus mempersiapkan diri untuk memanfaatkan waktu yang terlah terjadwal, dan menentukan jenis perilaku yang akan diamati, interval waktu yang digunakan, dan bagaimana ia mencatat waktu ada atau tidaknya adanya perilaku tersebut. Sebagai contoh : dalam rangka menolong anak agresif "Gibran", guru ingin tahu berapa kali Gibran berperilaku negatif. Pertama, perilaku agresif Gibran harus ditentukan secara jelas meliputi apa saja. Misalnya memukul, mendorong, menendang, memegang temana yang melawannya, merebut mainan teman.
Perilaku tersebut dapat dituliskan dengan kode misalnya memukul (p), mendorong (d), merebut (r), dsb. Berikut yang perlu dipersiapka adalah interval waktu. Jika pengamatan akan dilakukan selama setengah jam, boleh saja menentukan setiap 5 menit perilaku agresif anak diamati. Selanjutnya harus memikirkan cara pencatatan. Boleh saja menuliskan 1 jika perilaku tersebut terjadi, dan 0 jika tidak terjadi. Bisa juga meletakan tanda V (contreng) pada kolom setiap munculnya perilaku agresif tersebut.
---contoh format Time Sampling----
Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika digunakan untuk mengamati anak dengan alasan-alasan berikut :
a. Membutuhkan waktu dan usaha yang tidak terlalu banyak dibandingkan catatan narasi
b. Lebih obyektif dan terkontrol karena perilaku yang diamati spesifik dan dibatasi
c. Memungkinkan pengamat mengumpulkan data dari sejumlah anak ataupun sejumlah perilaku dalam satu kali waktu pengamatan
d. Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan frekuensi dari perilaku tertentu
e. Memberikan hasil kuantitatif yang berguna untuk analisis statistik
Ada beberapa kelemahan dan kerugian dari metode ini, yaitu :
a. Metode bukan metode terbuka, sehingga memungkinkan kehilangan banyak perilaku yang penting
b. Tidak menjelaskan perilaku, sebab dan hasil, karena lebih fokus pada waktu (kapan dan berapa lama suatu perilaku terjadi)
c. Tidak menyimpan data tentang masukan-masukan perilaku, karena prinsip metode ini hanya pada interval waktu, bukan perilaku.
d. Perilaku diluar konteks karena itu mungkin bisa bias.
e. Terbatas untuk perilaku yang diamati yang sering terjadi
f. Biasanya befokus pada satu jenis perilaku (dalam kasus ini perilaku negatif dan bisa mengakibatkan pandangan yang bias.
5. Even Sampling
Even sampling adalah suatu metode yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang sudah dipilih lebih dulu. Even sampling digunakan untuk mempelajari kondisi dimana perilaku tertentu terjadi atau sering terjadi. Penting untuk mempelajari pencetus suatu perilaku tertentu dari anak - memukul, misalnya mungkin bagi anak usia 2 tahun memukul sebagai tanda dia ingin mengajak temannya bermain. Jika time sampling digunakan untuk mengamati perilaku anak dalam interval waktu tertentu, sebaiknya even sampling untuk mengamati perilaku yang sering terjadi.
Pengamat terlebih dahulu perlu menentukan perilaku yang ingin diamati, kemudian mempersiapkan setting yang memungkinkan perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku tersebut. Pengamat perlu menunggu sampai muncul perlaku tersebut dan mencatatnya.
Pencatatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari tujuan pengamatan. Jika pengamat sedang memperlajari penyebab atau hasil dari perilaku tertentu, maka menggunakan "ABC" analisis (Bell dan Low). ABC analisi merupakan deskripsi naratif dan peristiwa keseluruhan, yang dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
A = Perilaku pencetus,
B = perilaku
C = konsekuensi.
Setiap saat peristiwa terjadi, saat itu juga dicatat.
---Contoh format Even Sampling---
Adapun keuntungan menggunakan even samping adalah :
a. Mencatat peristiwa dengan utuh, sehingga analisa lebih mudah.
b. Lebih obyektif dibandingkan metode yang lain, karena perilaku telah ditentukan sebelumnya
c. Sangat menolong untuk menguji perilaku yang tidak sering terjadi.
Beberapa kerugian dari metode Even sampling ini juga ada, tergantung pada tujuan pengamatan, yaitu :
a. peristiwa keluar dari konteks dan bisa kehilangan beberapa peristiwa yang penting untuk diinterpretasikan
b. Merupakan metode tertutup yang hanya mengamati perilaku tertentu dan mengabaikan perilaku yang lain
c. Kehilangan kekayaan informasi detail dibandingkan catatan anekdot, specimen record atau running records.
Sebagai pengamat, amatilah anak dengan cara yang tidak terlalu menyolok dengan posisi yang tidak terlalu dekat dengan anak. Kita boleh mengambil mengambil sambil duduk, berdiri atau berjalan disekitar area pengamatan. Apapun yang kita pergunakan untuk dekat dengan anak untuk tujuan pengamatan jangan sampai menarik perhatian anak. Hindari kontak mata denga nak yang kita amati, bila anak yang diamati melihat kepada kita sewaktu pengamatan berlangsung, berusahalah untuk menghindari tatapannya dengan mengalihkan penglihatan ke anak lain.
Sebaiknya kita melakukan pengamatan, terkadang anak juga mengetahui bahwa ia sedang diamati. Kalau anak tahu bahwa kita sedang mengamatinya, anak akan merasa tidak enak dan bisa pergi atau keluar dari area bermain. Kalau hal ini terjadi maka pengamatan harus dihentikan. Pengamatan dapat dilanjutkan besok hari atau minta staf lain untuk mengamati anak khusus itu.
Kapan waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan? Waktu yang tepat untuk melakukan pengamatan adalah kapanpun ada waktu dan kesempatan. Kita harus tahu pentingnya data apa yang akan kita peroleh dalam pengamatan, oleh karena itu kita harus meluangkan waktu yang baik untuk melakukan pengamatan. Waktu pengamatan yang terbaik itu adalah bergantung pada apa yang kita mau ketahui atau pelajari dari seorang anak.
Referensi :
Barbara Seuling, 2005, How To Write a Children's Book and Get It Published Third Edition.
Breekamp, Sue (Editor), DAP in Early Childhood Programs Serving Children from Birth Through Age 8, Washington DC : NAEYC
Sue C. WWortham, 2001, Assessment in Early Childhood Education Third Edition, Columbus, Ohio, New Jerey: Upper Saddle River
Sumber : Modul Buku 6 Seri Bahan Ajar Diklat Berjenjang Tingkat Dasar (Pembelajaran Anak Usia Dini yang Menyenangkan Melalui Bermain) Dirjen PAUD, Nonformal dan Informal Tahun 2013.
Akhmad Solihin 15.20.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaKELEBIHAN DAN KEKURANGAN MASING-MASING TEKNIK EVALUASI OBSERVASI
Tujuan penilaian adalah :
1. Mengetahui status pertumbuhan dan tahap perkembangan anak
2. Menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut
3. Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak
4. Memberikan informasi pada orang tua/wali tentang kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak
Fungsi penilaian adalah untuk :
- Memberikan umpan balik kepada pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
- Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik agar fisik dan psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
- Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
- Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak
- Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidikan keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD
- Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dallam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik.
Prinsip penilaian adalah sebagai berikut :
- Menyeluruh, penilaian mencakup seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan dalam proses kegiatan pembelajaran anak
- Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari hasil pembelajaran
- Obyektif, penilaian dilakukan berdasarkan fakta dengan memperhatikan perbedaan dan keunikan pertumbuhan dan perkembangan anak.
- Otentik, penilaian dilakukan pada situasi yang alamiah (secara wajar) sehingga anak tidak merasa sedang dinilai
- Mendidik, hasil penilaian digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada pendidik atau orang tua untuk memberikan proses pembelajaran (interaksi, ingkungan dan alat) kepada anak agar dapat mencapai tahap perkembangan secara lebih optimal.
- Kebermaknaan, hasil penilaian harus bermakna bagi anak, pendidik dan orang tua serta pihak lain yang memerlukan.
Aspek penilaian, antara lain :
- Status kesehatan dan gizi anak
- Aspek perkembangan mencakup moral dan nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik
Berbagai alat penilaian yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain:
1. Catatan anekdot, adalah sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu (contoh terlampir). Pencatatan yang menjelaskan kejadian yang terkait dengan perkembangan penting yang dimunculkan anak saat bermain. Contoh anekdot !!
Teknik melakukan pengamatan dengan menggunakan catatan anekdot:
a. Deskripsikan secara singkat dan spesifik tentang perilaku anak yang dapat ditulis maupun direkam. Kemudian deskripsi tersebut dapat ditransfer ke file anak atau pun referensi selanjutnya. Tanggal, waktu, dan lokasi observasi perlu di catat.
b. Catatan tentang perilaku anak yang baru/berbeda dari biasanya, atau keterampilan anak yang spontan yang dapat dijadikan realiti check.
c. Pendidik perlu memiliki keterampilan mencatat dengan cepat, dan daya ingat yang baik. Pencatatan diusahakan dilakukan sesegera mungkin, tidak berselang lama setelah observasi.
2. Portofolio, yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauh keterampilan anak berkembang.
3. Unjuk kerja (performance), merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik baca do'a melakukan sholat dll.
4. Penugasan (project) merupakan tugas yang harus dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan menanam biji.
5. Hasil karya (Product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan.
Semua hasil pengamatan, catatan anekdot, ceklis dan portofolio hasil karya anak dikaji secara intensif dan berkala oleh pendidik untuk mengetahui perkembangan semua aspek perkembangan setiap anak. Hasil penilaian dikomunikasikan dengan orang tua secara berkala baik secara formal (buku laporan) per kuartal atau smester maupun informal (diskusi) yang dilakukan setiap saat bila diperlukan. Buku laporan yang disampaikan kepada orang tua berupa ceklis dan narasi, berisi catatan indikator perkembangan setiap, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.
Pengelolaan hasil Penilaian sebagai berikut :
- Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang tersedia.
- Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak secara tertulis kepada orang tua secara berkala, minimal sekalian dalam satu semester
- Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam bentuk laporan isan tertulis secara bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.
- Prinsip/etika dalam membuat dokumentasi melalui penilaian sebagai berikut :
- Ketepatan, yaitu dengan cara mencatat fakta secara tepat, lengkap dan dilakukan sesegera mungkin setelah pengamatan
- Objektivitas, yaitu dengan mencatat fakta secara objektif, tidak bias dan tidak ditambah dengan pendapat kita
- Menghidari pelabelan, yaitu menghindari kesimpulan dari diagnosis yang terlalu dini berdasarkan informasi yang terbatas
- Memiliki tujuan yang baik. Tujuan dokumentasi adalah untuk mengamati perilaku anak, mengumpulkan informasi tentang anak, dan merencanakan program yang tepat untuk anak. Dokumentasi tidak ditujukan untuk alasan yang merugikan anak dan keluarganya.
- Berbagi dengan keluarga. Berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga tentang perilaku dan perkembangan anak harus dengan persetujuan pihak yang terkait, misalnya guru dan anak yang diamati (tergantung usia anak). Dalam hal ini, privacy anak juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Pada Kondisi tertentu, guru pendidik perlu meminta izin pada anak untuk menceritakan tentang anak pada orang tuanya.
- Kerahasiaan, Kerahasiaan anak perlu dijaga, dimana informasi tentang anak hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang memiliki hak untuk mengetahui informasi tersebut. Kita juga perlu meminta izin dari orang tua anak saat mendokumentasikan anak.
Tindak lanjut dari penilaian terhadap perkembangan anak karena adanya kegiatan pembelajaran di PAUD adalah :
Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri.
- Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis aktivitas/kegiatan, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.
- Mengadakan pertemuan dengan orang tua/keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak
- Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui orang tua.
- Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus.
RINGKASAN EVALUASI PERKEMBANGAN ANAK
Cara Pengisian Peserta Didik Di Dapodik
Ada beberapa langkah dan tahapan dalam pengisian tab peserta didik seperti berikut ini :
Tahapan PERTAMA dalam pengisian tab peserta didik
Memilih dan mengecek serta melengkapi data peserta didik yg sudah berstatus terdaftar (semuanya baik yang sudah
keluar/mutasi/lulus)
Klik menu UBAH dan isi kolom2 yg sudah disediakan
Setiap mengisi jangan lupa klik tombol SAVE dan jangan ada kolom yang bergaris merah jika tidak ada misalkan email siswa,
kosongkan saja tidak usah diisi denga angka atau huruf apapun.
Lakukan satu persatu.. (harus sabar)
Ingat data periodik jangan dilewatkan.
Ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini!!!
Data Periodik harus diisi karena data ini untuk melihat perbedaaan antara tahun pelajaran yg lalu dengan tahun pelajaran
saat ini (2014/2015) jadi nanti akan terlihat grafik perbedaannya di database.
Tahapan KEDUA dalam pengisian tab PESERTA DIDIK
Jika rekan2 sudah menyelesaikan tahap pertama (di Tab Peserta Didik) operator boleh melakukan tahap ini, langkah2nya :
Pilih peserta didik yang sudah lulus (biasanya ada di page akhir tapi bisa saja tercampur dengan peserta didik yang belum lulus)
Jika sudah dipilih, klik registasi dan isi kolom isian registasi keterangan keluarnya yaitu "lulus" tgl keluarnya yaitu tanggal kelulusan tahun pelajaran kemarin (2014/2015). samakan dengan tanggal penulisan ijazah, lihat tanggal ijazah pada tanda tangan kepala sekolah.
Jika sudah klik save and close.. dan lakukan dengan peserta didik yg lulus lainnya (satu persatu)
Pilih peserta didik yg sdah mutasi/keluar (bukan lulus)
Langkah2nya sama dengan yang di atas
Pilih keterangan keluar karena apa sesuaikan dan tanggalnya pun sesuaikan. dan jangan lupa alasannya di isi. lanjutkan dng
klik SAVE and CLOSE
NB: Jika peserta didik yg diregistasi keluar secara otomatis peserta didik tersebut hilang dari tab peserta didik dan akan masuk ke tab peserta didik keluar... jika tidak otomatis anda klik saja tombol refresh yg ada di bawah
Tahapan KETIGA dalam pengisian Tab PESERTA DIDIK
Jika rekan2 sudah melakukan tahap kedua (di Tab Peserta Didik) lakukan hal2 berikut:
Cari dan pilih peserta didik yg statusnya masih merah (!) alias belum terdaftar baru terinput.
Jika sdah ditemukan lakukan registasi dengan keterangan siswa tersebut, apakah diterima pada tahun pelajaran yg kemarin,
siswa baru ataukah siswa pindahan
Lakukan tahapan pertama (melengkapi data termasuk periodik)
Jika peserta didik tsb. sdah keluar lakukan tahap Kedua
Jika peserta didik tsb masih sekolah di sekolah anda tidak perlu melakukan tahap kedua.
Data Periodik harus diisi karena data ini untuk melihat perbedaaan antara tahun pelajaran yg lalu dengan tahun pelajaran saat ini (2014/2015) jadi nanti akan terlihat grafik perbedaannya di database.
Tahapan KEDUA dalam pengisian tab PESERTA DIDIK
Jika rekan2 sudah menyelesaikan tahap pertama (di Tab Peserta Didik) operator boleh melakukan tahap ini, langkah2nya :
Pilih peserta didik yang sudah lulus (biasanya ada di page akhir tapi bisa saja tercampur dengan peserta didik yang belum lulus)
Jika sudah dipilih, klik registasi dan isi kolom isian registasi keterangan keluarnya yaitu "lulus" tgl keluarnya yaitu tanggal kelulusan tahun pelajaran kemarin (2012/2013). samakan dengan tanggal penulisan ijazah, lihat tanggal ijazah pada tanda tangan kepala sekolah.
Jika sudah klik save and close.. dan lakukan dengan peserta didik yg lulus lainnya (satu persatu)
Pilih peserta didik yg sdah mutasi/keluar (bukan lulus)
Langkah2nya sama dengan yang di atas
Pilih keterangan keluar karena apa sesuaikan dan tanggalnya pun sesuaikan. dan jangan lupa alasannya di isi. lanjutkan dengan.
klik SAVE and CLOSE
pengisian Tab PESERTA DIDIK dapodik 2014 - 2015
NB: Jika peserta didik yg diregistasi keluar secara otomatis peserta didik tersebut hilang dari tab peserta didik dan akan masuk ke tab peserta didik keluar... jika tidak otomatis anda klik saja tombol refresh yg ada di bawah
Tahapan KETIGA dalam pengisian Tab PESERTA DIDIK
Jika rekan2 sudah melakukan tahap kedua (di Tab Peserta Didik) lakukan hal2 berikut:
Cari dan pilih peserta didik yg statusnya masih merah (!) alias belum terdaftar baru terinput.
Jika sdah ditemukan lakukan registasi dengan keterangan siswa tersebut, apakah diterima pada tahun pelajaran yg kemarin, siswa baru ataukah siswa pindahan
Lakukan tahapan pertama (melengkapi data termasuk periodik)
Jika peserta didik tsb. sdah keluar lakukan tahap Kedua
Jika peserta didik tsb masih sekolah di sekolah anda tidak perlu melakukan tahap kedua.
Tahapan KEEMPAT INPUT PESERTA DIDIK BARU DIKELAS AWAL)
Jika kita sudah melakukan tahap ketiga (di tab peserta didik) dilanjutkan dengan tahapan ini:
Klik menu tambah siswa kelas 1 sd (jika sd)
lakukan pengisian data sesuai isian2 yg sdah disediakan
jika sudah selesai klik tombol save (bukan tombol save di menu data rinci)
klik peserta didik yg baru tsb dan lakukan tahapan ketiga, bedanya di keterangan jenis pendaftaran di isi dng siswa baru dan tanggal daftarnya dengan tahun pelajaran saat ini (2014/2015)jika sudah selesai lakukan tahapan pertama (melengkapi data periodik)
Catatan: dalam pengisian baik pada tahapan pertama sampai tahapan ke empat ini bisa dilakukan secara Offline/ tidak tersambung internet.
Jika telah melakukan tahapan keempat (di Tab Peserta Didik) langkah selanjutnya adalah "PENGISIAN SISWA BARU "
Adapun lankah-langkah untuk pengisian Siswa baru adalah sebagai berikut:
klik menu tambah (di tab peserta didik) dan akan muncul kolom baru "Tambah Peserta Didik"
klik menu tambah di kolom tsb dan silahkan masukan data peserta didik barunya. jika mau menambah lagi tinggal klik menu tambah kembali jika sudah dianggap selesai klik menu pindahkan ke tabel utama (proses pemindahan ini harus online krna akan disinkronkan
dengan data diserver pusat)
jika sudah selesai dan berhasil dipindahkan ke halaman utama, tutup kolom "tambah peserta didik baru" pilih peserta didik tsb (di halaman peserta didik) dan lakukan tahapan pertama (pengecekankelengakapan data dan pengisian data periodik). Selesailah untuk pengisian di Tab Peserta didik.
Demikian semoga bermanfaat, terimakasih. Wassalam.
CARA PENGISIAN DATA DAN APLIKASI DAPODIK PAUD TERBARU 2015
Tahukah bunda Kue donat itu apa? asalnya dari mana?
Kue donat itu berasal dari negara barat, Salah satu teori mengatakan donat dibawa ke Amerika Utara oleh imigran dari Belanda yang juga memopulerkan hidangan penutup lain, seperti: kue kering, pai krim (cream pie) dan pai buah (cobbler). Cerita yang populer tentang donat adalah Cerita yang mengatakan bahwa donat berbentuk cincin diciptakan kapten kapal asal Denmark bernama Hanson Gregory. Sang kapten sering harus menyetir kapal dengan kedua belah tangan karena kapal sering dilanda badai. Kue gorengan yang dimakan ketika sedang menyetir ditusukkan ke roda kemudi kapal, sehingga kue menjadi bolong. Kebetulan bagian tengah kue juga sering belum matang, sehingga donat sengaja dibuat berlubang di tengah agar permukaan donat yang terkena minyak bertambah dan donat cepat matang. (Sumber Wikipedia).
Sebenarnya kita juga punya kue yang enak-enak. Kurang apa dengan kuliner Indonesia?, kita kaya dengan beragam makanan tradisional kuliner yang tidak kalah enaknya dengan makanan dari luar negeri. Mungkinkah hanya karena kurang menarik?, karena cita rasanya tidak sama ya? ah padahal rasa itu di lidah bukan dari pandangan mata, dan kalo mau menghias mungkin bisa kita coba martabak terang bulan, atau makanan kue khas tradisional lainnya yang bersumber dari Nusantara tercinta.
Harusnya kan anak-anak, kita ajarkan mencintai Indonesia dengan mencintai produk negeri sendiri, dengan mulai mengkonsumsi dan menikmati kue makanan khas Indonesia sendiri, sehingga mereka punya jati diri yang berakar dari budaya bangsa Indonesia ini. Ayo bunda kembangkan budaya Indonesia ya... Merdekaa !!