MENGENAL PERKEMBANGAN KEJIWAAN ANAK

Jumat, 28 Juni 2013


Pendekatan dan pengembangan peribadian anak usia dini melingkupi 2 (dua) aspek ialah :
Pertama: Pendekatan pola pikir, perasaan, reaksi terhadap suatu keadaan, kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi kondisi lingkungan/masyarakat.
Kedua: Aspek yang bersifat lebih mendalam ialah : Jati diri, kemandirian, kreatifitas dan inisiatif.

Untuk dapat menyelaraskan pola asuh dangan perkembangan jiwa anak, maka orang tua perlu memahami, mengenal ciri-ciri perkembangan jiwa anak yang tidak mengalami gangguan jasmani dan kejiwaan sebagai berikut :

1. Masa Bayi (0 - 1 tahun)

Masa ini adalah Masa gerak sensomotori, masa dimana anak berkembang geraknya (motorik) dan inderanya. Ciri-ciri normal pada masa ini adalah :
  • Pada masa bayi pancaindra mulai berkembang sehingga bayi mulai mengenal ibunya, tertarik oleh warna dan suara sekelilingnya.
  • Bayi mulai mampu mengutarakan kebutuhan minum dan makan melalui gerakan tangan dan suaranya.
  • Selanjutnya bayi dapat mengutarakan perasaannya denagan menangis maupum ketewa, dan berceloteh. 
  • Menangis bila ingin mendapat perhatian, baik karena keinginan makan/minum, merasa sakit, nyeri merasa risi (kotor).Bayi mulai mengenal bnetuk dan ciri-ciri ibunya atau orang-orang tertentu yang menyayangi dirinya.

2. Masa Balita (1 - 5 tahun)

Pada masa ini anak mulai mengembangkan dirinya mengenal dan menguasai sekelilingnya dangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
  • Anak mualai berkahayal; kursi digunakan sebagai mobil-mobilan, sapu sebagai kuda-kudaan.
  • Anak mulai meniru sikap perilaku arang lain, meniru tangis orang, meniru oarang menyanyi, menari, sering dikatakan anak sedang lucu-lucunya. Ia mulai dapat membedakan dan membandingkan ukuran, keindahan/kebagusan : Yang kecil, lebih kecil dan terkecil. Yang indah, lebih indah dan terindah
  • Anak mulai mengerti batasan-batasan yang diberikan oleh orang lain (boleh tidak, baik buruk dan sebagainya).
  • Anak kemudian masuk dalam masa bertanya : Apa ini ? Apa itu, Mengapa, Bagaimana. Meskipun sudah dijelaskan masih bertanya terus. Suka menagih janji yang tidak ditepati.
  • Anak mulai berpusat pada akunya (egosentrik). Menganggap semua barang menjadi miliknya, minta selalu diperhatikan dan dilayani. Mementingkan diri sendiri tidak mau mengalah, suka merebut. Masa ini disebut juga masa bandel, masa kemratu-ratu (seperti ratu), masa krisis, karena pendiriannya sukar dipenggang, berubah-ubah dan suka menentang.
  • Secara tidak sadar tidak mau mandi pada waktunya, dan bermain pada saat tidur siang. Dikenal sebagai masa persiapan masuk sekolah. 
  • Perkembangan selanjutnya, anak tidak sabar menunggu pelaksanaan janji, misalnya masalah pemberian hadiah, ajakan pergi piknik, ia akan selalu menanyakan kapan dan selalu menagih. 
  • Anak tidak terlalu menghiraukan pertentangan dan seolah- olah tidak ada dendam, habis berkelahi langsung berdamai.

3. Masa Makan memiliki perasaan tajam/intuisi (5 -7 tahun)

Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  • Bahasa sosial mulai berkembang, ia sudah mampu berbicara dengan ibunya, temannya, bahkan dengan bonekanya.
  • Bahasa dipergunakan sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain, ia mulai mampu bertanya jawab.
  • Mulai mampu bertanya : Apa itu bu ? Api mengapa bisa panas, dan seterusnya. Tetapi ia juga mampu menjawab pertanyaan, misalnya : bila ditanya namanya.
  • Khayalan masih terus berkembang.
  • Berbicara dengan bonekanya dan senang mendengarkan dongeng, cerita-cerita khayalan dan bohong-bohongan.
  • Mulai mengerti dan mengenal simbol huruf, angka dan tanda- tanda misalnya 2 = jumlahnya dua.
  • Mampu membedakan ukuran, warna yang berlawanan. Besar lawanya Kecil.
  • Mulai berfikir logis (wajar), akal dan pikiran sehat mulai berkembang; 2+2=4,   Pisang 3 buah dibagi kepada 3 temannya.

4. Masa berpikir konkrit (berdasarkan kenyataan) 7-12 tahun.
  
Ciri-cirinya sebagai berikut :
  • Mampu bekerja sendiri, melaksanakan dan menyelesaikan kebutuhannya sendiri misalnya memakai baju sendiri, makan sendiri dan seterusnya.
  • Mampu memecahkan masalah, misalnya berusaha memperbaikai mainannya yang rusak, memilih baju.
  • Mulai mampu membedakan sifat-sifat benda, misalnya gula itu manis, kopi pahit, garam asin.
  • Mampu mengolong-golongkan ini rumah, ini taman, laki-laki atau perempuan.
  • Mulai memiliki dan mengenal dasar norma peraturan yang berlaku, misalnya bila tidak belajar akan dimarahi ibu.
  • Mulai mampu berdiskusi : mangapa manusia perlu makan, mengapa perlu tidur siang, mengapa bangun harus tepat waktu.
  • Mulai mampu menciptakan suatu kreasi/sesuatu mainan, mi- salnya : membuat mainan sendiri, membuat mainan melipat- lipat kertas, membuat sesuatu dari tanah liat.
  • Mulai mampu berfikir wajar, menyusun kalimat yang betul, meminta makan pada waktuya.
  • Mengamatan dan menanyakn benda-benda sekelilingnya secara teliti. Berpikir secara logis mengapa benda bisa jatuh. Kadang-kadang mempertanyakan kebenaran cerita-cerita/do-ngeng-dongeng yang pernah didengarnya.

5. Masa remaja (12 - 18 tahun)

Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  • Dapat berpikir wajar dan nyata.
  • Sudah dapat menganalisa dan menyimpulkan. misalnya : Menguraikan sebab-sebab menusia mengalami sakit perut.
  • Menyimpulkan sebab dab akibat sakit perut.
  • Mulai memikir masa depan, misalnya : bercita-cita ingin menjadi direktur bank. Berusaha bekerja agar dapat membantu adik-adiknya.
  • Timbul perubahan kejiwaan dari masa remaja ke dewasa.
  • Senang pada situasi baru, suka rekreasi ditempat lain, senang menengok saudara dikota lain.
  • Cenderung mencari tantangan hidup.
  • Setia kepada kolompok usia sebayanya.
  • Emosinya peka terhadap rangsangan.
  • Merasa mendarita bila dimarahi, memberontak, penuh dinamika tetapi kadang-kadang tenang.
  • Kadang-kadang bersifat radikal, agresif, cemooh (dengan nada mengejek) dan sinis.
  • Tingkah lakunya sering nyerempet-nyerempet bahaya, sering menyimpang dari perasaan orang tua, guru atau pembinanya.
  • Sering memuji orang yang dianggap idola.
  • Masa ini disebut masa peralihan dari remaja menjadi dewasa.
  • Masa pancaroba menggelora, meledak-ledak dalam upayamencari bentuk jati dirinya.
  • Pada masa ini perlu orang yang berkerpibadian berwibawa, tegas dan penuh perhatian.
Demikian cara mengenal perkembangan kejiwaan anak usia dini, semoga dengan memahami hal ini kita dapat mengetahui dan memahami tentang kondisi kejiwaan anak-anak kita, sehingga kita dapat memberikan bimbingan yang sesuai dengan kondisi kejiwaan anak kita tersebut. 




17.27.00

0 komentar: