CARA MEMBUAT ORIGAMI LIPATAN KERTAS BENTUK PENSIL WARNA
Lipat Kertas Lalu Buka |
Potong Kertas |
Nah tinggal melipat bagian bawah ke atas saja, gampang bukan, nanti bisa juga dibikin dari berbagai warna warni, biar bajunya banyak warnanya yang cantik seperti di bawah ini :
Demikian cara membuat origami lipatan kertas baju cowok anak-laki-laki, semoga bermanfaat. terimakasih.
CARA MEMBUAT ORIGAMI MELIPAT KERTAS BAJU ANAK LAKI-LAKI
PAUD-Anakbermainbelajar----Bunda kita mengenal tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terpadu, PAUD Terpadu yang merupakan pengembangan PAUD yang mengintegrasikan beberapa layanan kegiatan PAUD dalam satu lembaga PAUD. Dalam PAUD Terpadu, model pembelajaran PAUD yang dilakukan mengembangkan program kegiatan belajar/kurikulum berdasarkan tingkat perkembangan anak, pendekatan berpusat pada anak dengan strategi pembelajaran tematik dalam kegiatan sentra dan saat lingkaran.
PAUD Terpadu Firdaus |
Berikut ini penjelasan aspek dan pengembangan pembelajaran PAUD Terpadu :
1. Pendekatan dalam Pengembangan Kurikulum
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada anak (child centered approach) adalah suatu kegiatan belajar dimana terjadi interaksi dinamis antara guru dan anak atau antara anak dengan dengan anak lainnya. Secara khusus bertujuan supaya : (1) anak mampu mewujudkan dan mengakibatkan perubahan, (2) anak menjadi pemikir-pemikir kritis, (3) anak mampu menemukan dan menyelesaikan permasalahan secara konstruktif dan inovatif, (4) anak mampu membuat pilihan-pilihan dalam hidupnya, (5) anak menjadi kreatif, imajinatif dan kaya akan gagasan, (6) anak memiliki perhatian terhadap masyarakat, negara dan lingkungannya.
Folosofi dan pembelajaran berpusat pada anak adalah program tahap demi tahap, yang didasari pada adanya suatu keyakinan bahwa anak-anak akan tumbuh dengan baik jika mereka dilibatkan secara alamiah dalam proses belajar. Lingkungan yang dirancang secara cermat dengan menggunakan konsep tahap demi tahap mendorong anak-anak untuk bereksplorasi, mempelopori dan menciptakan sesuatu.
Adapun ciri dan pendekatan yang berpusat pada anak adalah :
1. berorientasi pada perkembangan anak
2. berorientasi pada bermain
3. berdasarkan proses
4. bersifat terbuka atau bebas.
2. Pengembangan Tematik
Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Sedangkan pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak.
Keterpaduan pada pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Pembelajaran tematik diajarkan pada anak karena pada umumnya mereka masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistic) perkembangan fisiknya tidak pernah dapat dipisahkan dengan perkembangan mental, social dan emosional.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan anak dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga anak dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung anak akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan mengubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, pendidik perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akam mempengaruhi bermaknanya belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konsertual proses pembelajaran lebih efektif.
Kekuatan pembelajaran tematik adalah : (1) Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak, (2) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak, (3) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna, (4) mengembangkan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapi, dan (5) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
3. Pengembangan Sentra
Pusat kegiatan belajar pada pembelajaran yang berpusat pada anak dibangun atas dasar bahwa setiap anak memiliki modalitas, gaya belajar dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin diketahuinya. Pembelajaran dengan pendekatan sentra dan saat lingkaran adalah pembelajaran anak usia dini dengan kegiatan bermain melalui sentra-sentra.
(Baca juga tentang Pengertian dan Konsep Sentra di sini !!)
Setiap sentra memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan bermain sensomotorik, simbolik dan pembangunan. Kegiatan ini bertujuan mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak yang meliputi perkembangan moral dan agama, kognitif, fisik, sosio emosional, bhaasa dan seni serta kemandirian. Setiap sentra juga mengembangkan seluruh aspek kecerdasan anak. Sentra-sentra yang dikembangkan dalam pendekatan sentra dan saat lingkaran di sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan lembaga, antara lain :
a. Sentra Balok, berisi kegiatan bermain dengan menggunakan balok-balok unit berserta asesorisnya. Melalui sentra balok anak-anak dapat belajar antara lain ; mengenal bentuk, ukuran, konsep ruang, klasifikasi, team work, mengembangkan imajinasi, dna menghargai pendapat orang lain.
b. Sentra bahan alam, berisi kegiatan-kegiatan bermain dengan menggunakan bahan alam seperti air, tanah, playdogh dan bahan-bahan alam lainnya.
c. Sentra main peran, berisi kegiatan-kegiatan bermain dalam bentuk bermain peran. Pada sentra ini, biasanya terdapat alat-alat permainan untuk kegiatan rumah tangga.
d. Sentra persiapan, berisi kegiatan-kegiatan bermain untuk merangsang munculnya kemampuan anak mengenal keaksaraan dan menulis, seperti meronce, menggunting, pengenalan membaca, dan menulis dan berhitung.
Adapun kegiatan di masing-masing sentra menggunakan tahap pembelajaran sebagai berikut:
a. Pijakan lingkungan main
b. Pijakan sebelum bermain
c. Pijakan saat bermain
d. Pijakan setelah bermain
(Baca juga tentang Pijakan sentra dalam BCCT di sini !!)
4. Evaluasi Perkembangan Anak
Penilaian (Evaluasi) perkembangan anak usia dini adalah proses pengumpulan data dan informasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak yang diproleh dari proses dan hasil kegiatan belajar selama priode tertentu. Penilaian dan pembelajaran saling terkait erat. Melalui penilaian pendidik mendapatkan informasi tentang pengetahuan, keterampilan, serta kemajuan perkembangan anak. Kegiatan penilaian dalam PAUD dilakukan melalui pengamatan, dokumentasi, analisa dan review kerja anak sepanjang waktu. Penilaian yang tepat dengan menggunakan cara yang tepat, sehingga pendidik dapat menemukan kebutuhan belajar setiap anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
Tujuan penilaian adalah :
a. Mengetahui status pertumbuhan dan perkembangan anak
b. Menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut
c. Menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak
d. Memberikan informasi pada orang tua/wali tentang kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Fungsi penilaian adalah untuk :
a. Memberikan umpan balik kepada pendidik untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
b. Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk melakukan kegiatan bimbingan terhadap anak didik agar fisik dan psikisnya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
c. Sebagai bahan pertimbangan pendidik untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya
d. Memberikan informasi kepada orang tua tentang pertumbuhan dan pekembangan yang telah dicapai oleh anak.
e. Sebagai informasi bagi orang tua untuk melaksanakan pendidika keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di PAUD.
f. Sebagai bahan masukan bagi berbagai pihak dalam rangka pembinaan selanjutnya terhadap anak didik
Prinsip penilaian adalah sebagai berikut :
1. Menyeluruh
Penilaian mencakup seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan dalam proses kegiatan pembelajaran anak.
2. Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memproleh gambaran menyeluruh dari hasil pembelajaran
3. Obyektif
Penilaian dilakukan berdasarkan fakta dengan memperhatikan perbedaan dan keunikan pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Otentik
Penilaian dilakukan pada situasi yang alamiah (secara wajar) sehingga anak tidak merasa sedang dinilai
5. Mendidik
Hasil penilaian digunakan untuk pembinaan dan memberikan dorongan kepada pendidik atau orang tua untuk memberikan proses pembelajaran (interaksi, lingkungan dan alat) kepada anak agar dapat mencapai tahap perkembangan secara lebih optimal.
6. Kebermaknaan
Hasil penilaian harus bermakna bagi anak, pendidik dan orang tua serta pihak lain yang memerlukan.
Aspek penilaia, antara lain :
1. Status kesehatan gizi anak
2. Aspek perkembangan mencakup moral dan nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif, seni, dan fisik/motorik.
Berbagai alat penilaian yang dapat digunakan untuk memproleh gambaran perkembangan kemampuan dan prilaku anak, antara lain :
1. Catatan Anekdot
Catatan anekdot, adalah sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu (contoh terlampir). Pencatatan yang menjelaskan kejadian yang terkait dengan perkembangan penting yang dimunculkan anak saat bermain.
Teknik melakukan pengamatan dengan menggunakan catatan anekdot sebagai berikut :
a. Deskripsikan secara singkat spesifik tentang perilaku anak yang dapat ditulis maupun direkam. Kemudian deskrepsi tersebut dapat ditransfer ke fil anak atau pun selanjutnya. Tanggal, waktu, dan lokasi observasi perlu dicatat.
b. Catatan tentang perilaku anak yang baru/berbeda dari biasanya, atau keterampilan anak yang spontan yang dapat dijadikan realiti check.
c. Pendidik perlu memiliki keterampilan mencatat dengan cepat, dan daya ingat yang baik. Pencatatan diusahakan dilakukan sesegera mungkin, tidak selang lama setelah observasi.
2. Portofolio
Portofolio, Yaitu penilaian yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak yang dapat menggambarkan sejauh mana keterampilan anak berkembang
3. Unjuk Kerja (performance)
Unjuk Kerja (performance), merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktik baca do'a, melakukan gerakan sholat dll.
4. Penugasan (Project)
Penugasan (Project), merupakan tugas yang dikerjakan anak yang memerlukan waktu yang relatif lama dala pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan menanam biji.
5. Hasil Karya (Product)
Hasil Karya (Product), merupakan hasil kerja dan karya anak setelah melakukan kegiatan. Hasil kerja dan karya anak ini dapat berupa hasil perkerjaan kereativ anak baik dalam keterampilan, pengetahuan dan seni yang mengandung nilai estetika pada anak.
Semua hasil pengamatan, catatan anekdot, ceklis dan portofolio hasil karya anak dikaji secara intensif dan berkala oleh pendidik untuk mengetahui perkembangan semua aspek perkembangan setiap anak. Hasil penilaian dikomunikasikan dengan orang tua secara berkala baik secara formal (buku laporan) yang disampaikan per kuartal atau semester maupun informal (diskusi) yang dilakukan setiap saat bila diperlukan. Buku laporan yang disampaikan kepada orang tua berupa ceklis dan narasi, berisi catatan indikator perkembangan setiap aspek, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.
Pengelolaan hasil penilaian sebagai berikut :
- Pendidik membuat kesimpulan dan laporan kemajuan anak berdasarkan informasi yang tersedia
- Pendidik menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan anak secara tertulis kepada orang secara berkala, minimila sekali dalam satu semester
- Laporan perkembangan anak disampaikan kepada orang tua dalam bentuk laporan tulisan dan tertulis secara bijak, disertai saran-saran yang dapat dilakukan orang tua di rumah.
- Prinsip/etika dalam membuat dokumentasi melalui penilaian sebagai berikut :
a. Ketepatan, yaitu dengan cara mencatat fakta secara tepat, lengkap dan dilakukan sesegera mungkin setelah pengamatan
b. Objektivitas, yaitu dengan mencatat fakta secara objektif, tidak bisa dan tidak ditambah dengan pendapat kita
c. Menghindari pelabelabelan, yaitu dengan menghindari kesimpulan dan diagnosis yang terlalu dini berdasarkan informasi yang terbatas
d. Memiliki tujuan yang baik, Tujuan dokumentasi adalah untuk mengamati perilaku anak, mengumpulkan informasi tentang anak, dan merencanakan program yang tepat untuk anak. Dokumentasi tidak ditujukan untuk alasan yang merugikan anak dan keluarganya.
e. Berbagi dengan keluarga. Berbagi dan berkomunikasi dengan keluarga tentang perilaku dan perkembangan anak harus dengan persetujuan pihak yang terkait, misalnya guru dan anak yang diamati (tergantung usia anak). Dalam hal ini, privacy anak juga perlu menjadi bahan pertimbangan. Pada kondisi tertentu, pendidik perlu meminta ijin pada anak untuk menceritakan tentang anak pada orang tuanya.
f. Kerahasiaan, Kerahasiaan anak perlu dijaga, dimana informasi tentang anak hanya boleh diketahui oleh pihak-pihak yang memiliki hak untuk mengetahui informasi tersebut. Kita juga perlu meminta izin dari orang tua anak saat mendokumentasikan anak.
Tindak lanjut dari penilaian terhadap perkembangan anak karena adanya kegiatan pembelajar PAUD adalah :
- Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk meningkatkan kompetensi diri
- Pendidik menggunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program, metode, jenis aktivitas/kegiatan, penggunaan dan penataan alat permainan edukatif, alat kebersihan dan kesehatan, serta untuk memperbaiki sarana dan prasarana termasuk untuk anak dengan kebutuhan khusus.
- Mengadakan pertemuan dengan orang tua/ keluarga untuk mendiskusikan dan melakukan tindak lanjut untuk kemajuan perkembangan anak.
- Pendidik merujuk keterlambatan perkembangan anak kepada ahlinya melalui orang tua
- Merencanakan program pelayanan untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus.
Demikian tentang cara pengembangan pembelajaran PAUD Terpadu ini, semoga artikel singkat ini bermanfaat sebagai bahan bagi bunda-yanda untuk mengembangkan kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD nya, terimakasih sudah berkunjung kembali di blog PAUD-Anakbermainbelajar ini, semoga sukses selalu.
(Baca juga Model Pembelajaran PAUD Terpadu di sini !!)
Sumber : dirangkum dari berbagai sumber !
Referensi:
Direktorat PAUD. (2010). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Terpadu. Jakarta : Kemdiknas
Direktorat PAUD. (2010). Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta : Kemdiknas
Direktorat PAUD. (2010). Pengembangan Alat Permainan Edukatif pada Lembaga Kelompok Bermain. Jakarta : Kemdiknas
Direktorat PAUD. (2009). Modul dan Bahan Pelatihan BCCT (Beyond Centers dan Circle Times). Jakarta : Depdiknas.
Akhmad Solihin 14.43.00 PAUD Anakbermainbelajar IndonesiaCARA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PAUD TERPADU
MEREMAS AWAL UNTUK ANAK BELAJAR MENULIS
1. Permainan aktif.
Secara umum permainan aktif adalah permainan yang dilakukan oleh si anak secara bebas, dan spontanitas. Permainan aktif biasanya dilakukan oleh anak-anak sesuai dengan keinginan mereka, tidak ada aturan tertentu yang membatasi keasikan anak dalam bermain. Ketika anak-anak melakukan permainan ini secara tidaklangsung ia akan melakukan sedikit pembelajaran dengan bereksperimen atau menyelidiki, mencoba, serta mengenal sesuatu hal-hal baru yang menurut mereka menarik untuk diketahui.Permainan aktif cenderung melibatkan anak secara langsung dengan mengaktifkan fisikomotorik anak dengan lebih intens.
Contoh Permainan Aktif :
Drama (dalam bentuk bermain peran Makro atau mikro)
Bermain Alat Musik
Mengoleksi Barang-barang Kesukaanya
Berolahraga
dll
2. Permainan Pasif
Permainan pasif adalah permainan yang dilakukan anak secara tidak langsung dengan kegiatan fisik yang berat untuk mendukung pengetahuan bagi anak. Permainan pasif cenderung hanya melibatkan anak dalam kegiatan mikro yang menggunakan fisik secara enteng saja. Namanya juga permainan Pasif, maka anak tidak aktif dalam gerak fisiknya.
Contoh Permainan Pasif :
Membaca
mendengarkan dongeng cerita
Mendengarkan musik dan lagu
Menonton Televisi Edukasi
dll.
Peranan pendidik PAUD dilembaga dan orang tua di Rumah, menjadi sangat penting manakala anak telah melakukan permainan baik permainan aktif maupun permainan pasif, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat proses anak untuk mencapai tumbuh kembangnya baik secara pisik, phisikis maupun kecerdasannya. Demikian bunda, ayah, tentang permainan aktif dan pasif pada anak, semoga bermanfaat. terimakasih.
PERMAINAN AKTIF DAN PASIF PADA ANAK USIA DINI
Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Robin F.1991). Pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Dalam Pembelajaran di PAUD, tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan anak didik atau sesama guru atau anak didik sendiri. Setelah tema telah disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan matapelajaran yang lain.
Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan anak didik. keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi anak didik adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu pengetahuan yang berbeda. Contoh: anak didik dan guru memnentukan tema misalnya binatang, maka guru mengajarkan tema binatang itu ke dalam sub-sub tema misalnya binatang ait, Binatang darat, binatang terbang, binatang melata, binatang mamalia dll.
KELEBIHAN DAN KETERBATASAN MODEL JARING LABA-LABA
Beberapa kelebihan dari model jaring laba-laba ini adalah sebagai berikut:
- Model ini juga memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau berbagai gagasan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema.
- Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan para guru, termasuk guru TK pemula.
- Model ini mempermudah perencanaan kerja tim karena semua anggota tim (guru) sebagai pengembang dapat bekerja sama untuk mengembangkan semua bidang/aspek pengembangan melalui satu tema saja sehingga tidak terjadi ketumpang tindihan dalam materi pembelajaran.
- Pendekatan tematik memberikan kejelasan ‘payung’ yang akan memotivasi anak maupun guru.
- Ada kekuatan motivasi yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati oleh anak-anak.
Sedangkan keterbatasan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut :
- Cukup sulit dalam memilih dan menentukan tema
- Guru cenderung merumuskan tema yang dangkal, kurang dieksplorasi atau digali lebih dalam.
- Guru tetap harus dapat memenuhi misi kurikulum baku..
- Sering kali guru lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dari pada pengembangan konsep.
Pembelajaran melalui pendekatan tematis seperti ini memang sangat sesuai untuk anak TK karena anak usia TK masih berpikir secara holistik, belum terperinci per bagian.
Jadi kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema secara umum adalah sebagai berikut :
- Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
- Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
- Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
- Mengembangkan keterampilan berfikir dengan mencoba memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi
- Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, bertoleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
RANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU DI TK DENGAN MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)
Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun terlebih dahulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok
usia TK. Kompetensi inilah yang nanti akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema dan kegiatan yang sesuai.
A. MENGIDENTIFIKASI TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA
Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran di TK, yaitu untuk :
- Memudahkan anak memutuskan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
- Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama
- Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan
- Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak
- Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
- Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untukmengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain
- Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.
Agar tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut :
- Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh
- Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar.
- Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak
- Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibu, hari anak.
Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan :
1. Minat anak
2. Minat guru
3. Kebutuhan anak
4. Hari besar nasional atau hari istimewa
5. Kurikulum sekolah
B. MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR PADA SETIAP KOMPETENSI BIDANG PENGEMBANGAN MELALUI TEMA DAN SUBTEMA
Setelah menentukan jaring tema maka langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi indikator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang
telah di buat. Namun, apabila ada indikator yang cukup sulit disesuaikan dengan jaring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaliknya yang lebih diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan keterlaksanaan jaring tema.
C. MENENTUKAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDAN PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH
Pada langkah ini, dari setiap indikator yang telah ditentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan tema dan subtema.
D. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN MINGGUAN
Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM).
Model SKM yang biasanya di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk bagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matrik. Sedang dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
Untuk SKM bentuk webbed dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisa berupa jaring seperti pada langkah ke-3, dengan asumsi jaring tersebut akan dilaksanakan dalam 1 minggu.
SKM model pembelajaran kelompok ini dapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM bentuk ini, setiap bidang pengembangan, yaitu perilaku, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagi secara merata dalam jumlah hari belajar.
E. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN HARIAN
Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH).
SKH terdiri dari dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk webbed dan bentuk matrik. Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup tidak akan terlihat. Sebaliknya, SKH bentuk matriks memudahkan untuk melihat tahap-tahap kegiatan dari pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan sumber belajar diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya.
Demikian model jaring laba-laba (Webbed) dalam Pembelajaran terpadu TK dan PAUD, semoga bermanfaat, terimakasih.
Sumber: dirangkum dari berbagai sumber !!
MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED) DALAM PEMBELAJARAN TERPADU TK-PAUD
KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD
A. Kompetensi Kepribadian
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan
Menunjukkan tanggung jawab dan komitmen dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai penilik
Menunjukkan kreativitas dalam bekerja dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas penilik
Menunjukkan rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggungjawabnya
Menunjukkan motivasi dan etos kerja yang menggambarkan perubahan pola pikir (mindset) dalam peningkatan mutu pendidikan
B. Kompetensi Sosial
Memahami karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat
Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penilik
Mampu berperan serta dalam kegiatan organisasi profesi penilik dan organisasi profesi lainnya
Memiliki kepekaan terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat setempat
Menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara pemecahannya
C. Kompetensi Supervisi Manajerial
Menguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam penyelenggaraan satuan/program PAUD
Menguasai konsep, prinsip, metode dan teknik supervisi pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan/program PAUD
Menguasai teknik penyusunan rancangan dan pelaksanaan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD
Menguasai metode dan instrumen kerja untuk melaksanakan tugas pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD
Membina pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan/pogram PAUD berdasarkan prinsip-prinsip manajemen supervisi
Memahami pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan dan memanfaatkan hasilnya untuk membantu sekolah dalam mempersiapkan evaluasi diri sekolah, akreditasi sekolah dan peningkatan mutu sekolah
Menganalisis data hasil supervisi manajerial secara komprehensif
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial secara komprehensif dan bermakna
Mengomunikasikan hasil supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu manajemen sekolah
D. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
Menerapkan pendekatan, metode, jenis dan prosedur penelitian untuk mengembangkan program PAUD
Menentukan masalah yang penting untuk diteliti terkait dengan tugas kepengawasan dan pengembangan karir sebagai penilik
Menyusun karya tulis ilmiah berbasis penelitian dan non-penelitian bidang PAUD
Menerapkan langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
Menerapkan teknik penyusunan buku ajar, pedoman, dan petunjuk teknis untuk pelaksanaan pengendalian mutu satuan/program PAUD
Memanfaatkan hasil penelitian untuk pengembangan satuan/program PAUD
Membimbing kepala sekolah dan guru melakukan penelitian tindakan sekolah dan tindakan kelas serta publikasinya
E. Kompetensi Supervisi Akademik
Menganalisis konsep, prinsip dasar, dan teori perkembangan anak usia dini
Menganalisis konsep, prinsip dasar, metode dan teknik pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Membimbing pendidik PAUD dalam menyusun rencana kegiatan dalam pembelajaran
Membimbing pendidik PAUD dalam melaksanakan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Membimbing pendidik PAUD dalam memilih, menggunakan dan mengembangkan alat permainan edukatif, media pembelajaran dan teknologi informasi untuk melaksanakan kegiatan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Menganalisis hasil supervisi akademik secara komprehensif
Menyusun laporan hasil supervisi akademik secara komprehensif
Mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran
F. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip penilaian pendidikan dan aplikasinya dalam satuan/program PAUD
Mengembangkan instrumen penilaian kegiatan anak usia dini
Memantau pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasilnya untuk meningkatkan mutu satuan/program PAUD
Membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam memanfaatkan hasil penilaian kinerja untuk peningkatan mutu pembelajaran
Mengevaluasi kinerja satuan pendidikan PAUD untuk melakukan pembinaan lebih lanjut
KOMPETENSI KEPALA PAUD
A. Kompetensi Kepribadian
Menunjukkan akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD
Menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin
Menunjukkan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala PAUD
Menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD
Menunjukkan bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan
B. Kompetensi Manajerial
Menyusun perencanaan satuan/program PAUD untuk berbagai tingkatan perencanaan
Mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan kebutuhan
Memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan sumber daya nya secara optimal
Mengelola perubahan dan pengembangan lembaga menuju organisasi pembelajaran yang efektif
Menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini
Mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal
C. Kompetensi Sosial
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal
Mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
Mengelola keuangan satuan/program PAUD sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
Mengelola ketatausahaan satuan/program PAUD dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah
Mengelola unit layanan khusus satuan/program PAUD dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah
Mengelola sistem informasi satuan/program PAUD dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD
Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya
Menyelesaikan konflik internal secara bijaksana
C. Kompetensi Kewirausahaan
Melakukan inovasi yang berguna bagi pengembangan satuan/program PAUD
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi satuan/program PAUD
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa satuan/program PAUD sebagai sumber belajar bagi anak usia dini
Kreatif mengembangkan usaha lembaga PAUD
Terampil memanfaatkan jejaring kemitraan
Memberdayakan potensi warga di sekitar satuan/program PAUD
D. Kompetensi Supervisi
Merencanakan program supervisi akademik
Merencanakan program supervisi manajerial
Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru PAUD
Melaksanakan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah
Menyusun laporan hasil supervisi akademik
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial
Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik guru untuk peningkatan profesionalisme
Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi manajerial tenaga administrasi sekolah untuk peningkatan kinerja
E. Kompetensi Sosial
Bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) satuan/program PAUD
Menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial
Peduli terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD
Melestarikan dan memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD
Berkomunikasi secara santun dan efektif
Menunjukkan empati kepada sesama warga satuan/program PAUD
KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI PAUD
A. Kompetensi Kepribadian
Bersikap terbuka
Tekun dan ulet
Jujur dan bertanggung jawab
Bertindak konsisten dengannilai dan keyakinannya
Bertindak secara tepat
Memiliki etos kerja
Melakukan evaluasi diri
B. Kompetensi Profesional
Mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan
Mendokumentasi data kelembagaan dengan menggunakan berbagai media
Memberi pelayanan administratif kepada pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik
Mengelola sarana dan prasarana satuan/program PAUD secara optimal
Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik dan pengelompokkan peserta didik
Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
Mengelola ketatausahaan untuk mendukung pencapaian tujuan
Melindungi anak dari kekerasan
C. Kompetensi Sosial
Menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan
Memberi layanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
Bersikap transparan, terbuka, dan ramah dalam memberikan pelayanan
Memiliki kepekaan sosial
Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan satuan/program PAUD
Mengambil peluang untuk mengelola satuan/program PAUD secara berkesinambungan
D. Kompetensi Manajerial
Merencanakan program ketatausahaan secara mingguan, bulanan, dan tahunan
Melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan Membuat laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan
Mengelola dan mengembangkan satuan/program PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
Mengkoordinasi pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam menjalankan tugas
Mengelola sarana dan prasarana sebagai aset lembaga.
Sumber : Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3).
KOMPETENSI PENGAWAS KEPALA DAN TENAGA ADMINISTRASI PAUD 2014
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2014
Pasal 7
Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
ANIES BASWEDAN
Keterangan: Peraturan perundangundangan yang dimaksud adalah:
1. Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Standar Nasional PAUD)
2. Permendikbud No.146 Tahun 2014 (Kurikulum 2013 PAUD)
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3) . dapat dilihat di sini !!
KURIKULUM 2013 KURIKULUM BARU PAUD 160-137-146--2014
JENIS-JENIS PERENCANAAN DI TK TAMAN KANAK-KANAK
PAUD adalah pendidikan anak usia 0 - 6 tahun. Meski masih ba nyak masyarakat yang tidak memasukan anaknya di PAUD pada usia 2 tahun pertama, diharapkan setidaknya anak-anak harus didorong untuk masuk TK. "Ke depan, kita berusaha supaya TK menjadi satu pendidikan yang formal. Bahkan sekarang sudah menjadi PAUD formal.
Semua aspek yang berkaitan dan bersentuhan langsung dengan PAUD, menjadi sasaran prioritas dalam hal peningkatan mutu PAUD. Salah satu yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualifikasi para pendidikan PAUD. Target yang diharapakan di tahun 2020 semua guru TK harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1.
Sumber : Dirjen PAUDNI 2013
PAUD ADALAH PRIMADONA DAN PROGRAM PRIORITAS
Main Sensorimotor adalah kegiatan dimana anak-anak bermain dengan menggunakan seluruh panca indra mereka. Pada tahap ini anak-anak mendapat kesempatan untuk berhubungan dengan alat, orang maupun lingkungan yang ada disekitarnya.
Kegiatan main sensorimotor nampak jelas pada anak yang baru lahir sampai usai 2 tahun, dimana anak mendapat pengalaman belajar melalui alat indera mereka. Misalnya memasukan buku ke dalam mulut, menendang menarik sesuatu.
PENGERTIAN DAN MANFAAT MAIN SENSORIMOTOR
Parenting Metting PAUD RBS |
Lihat juga : Cara dan Langkah-langkah pelaksanaan Parenting di sini !!
PENGERTIAN PARENTING ATAU PENDIDIKAN KEORANGTUAAN
1. Bernyanyi dan bermain musik
Bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya.
Cambell (2001) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang melalui musik, kasih sayang serta doa di dalam diri seseorang dapat dibangkitkan.
2. Bermain peran
Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang, ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak.
Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional. Anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Harley (2000) mendefinisikan bermain peran yaitu: “bermain peran adalah bentuk bermain bebas dari anak-anak yang masih muda. Adalah salah satu cara bagi mereka untuk menelusuri dunianya, dengan meniru tindakan dan karakter dari orang-orang yang berada disekitarnya.
3. Bercerita
Melalui bercerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya perkembangan emosi dan sosialnya. Bercerita dapat juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan nilai pada anak.
Hand Puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan. Dengan adanya manfaat yang cukup besar dalam mengekpresikan emosi, sebagian besar terapis telah menggunakan permainan Hand Puppet ini untuk terapi. Dengan permainan ini, anak-anak yang mengalami permasalahan emosional pun dapat terbantu.
5. Latihan relaksasi dan meditasi dengan musik
Berdasarkan hasil penelitian, Rachmawati (1998) mengatakan bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awarness. Aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu proses katarsis, dimana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak.
6. Bermain gerak dan lagu
Bermain gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sembil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Penanaman nilai-nilai dalam lagu-lagu anak yang mengandung nilai-nilai moral yang baik sangat mendukung terhadap perkembangan emosi dan sosial anak.
7. Permainan Feeling band
Menurut Newcomb (1994) permainan Feeling band atau band perasaan adalah per-mainan membunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik yang digunakan sebaiknyajenis perkusi sehingga anak lebih mudah menggunakan.
8. Demonstrasi
Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperhatikan secara langsung dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur showing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999).
9. Permainan personifikasi
Permainan personifikasi adalah permainan yang dilakukan dengan cara meniru gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dengan permainan ini anak mengalami pengalaman belajar yang sangat baik, sebagai sebuah pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia yang dihadapinya, sehingga anak dapat menentukan sikap yang baik untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Demikian beberapa metode yang dapat membantu dalam perkembangan emosi anak, semoga bermanfaat untuk bunda sekalian dalam aktivitas mengajarnya di lembaga PAUD masing-masing. Terima kasih Sudah berkunjung ke blog ini, silakan membaca artikel-artikel kami yang lain di sini !!