TEORI PERKEMBANGAN ANAK

Sabtu, 03 Juli 2010

Bagan proses Pertumbuhan dan perkembangan anak
Teori Perkembangan anak Menurut Teori :

TEORI KONSTRUKTIF
(Piaget dan Vygotsky)

Piaget dengan teori Kognitif nya menyatakan bahwa :
Anak memeproleh pengetahuan melalui interkasi dengan lingkungannya.
Konsep berpikir anak adalah : Asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrium

Asimilasi :
Mencocokan informasi ke dalam skema (kategori) yang sudah ada. Contohnya: Jika seorang anak sudah tahu tentang seekor kucing, kemudian ditunjukan contoh kucing yang lain, maka kucing yang berikutnya akan dicocokan dengan kucing yang sudah ada.

Akomodasi :
Menciptakan skema (kategori) baru karena tidak sesuai dengan skema yang sudah ada.
Contohnya: jika seorang anak sudah tahu tentang seekor kucing, kemudian ditunjukan contoh harimau yang belum pernah dilihatnya, maka anak akan berfikir bahwa binatang yang berikutnya bukan kucing. Ibunya akan berkata "Nak, itu bukan kucing, tetapi harimau, lihatlah bedanya badanya lebih besar, suaranya juga berbeda".

Melalui akomodasi dan asimilasi terus menerus maka anak akhirnyamencapai struktur mental yang dapat menggambarkan bermacam-macam benda atau informasi.

Ekuilibrium :
Keseimbangan yang diperoleh saat informasi atau pengalaman dicocokan dengan sebuah skema atau skema baru yang diciptakan.
DisEkuilibrium
terhadap anak juga terjadi disekuilibrium yaitu keadaan mentaal saat terjadi ketidak seimbangan antara asimilasi dan akomodasi.
Ekuilibrasi
Karena itu harus terjadi ekuilibrasi yaitu proses perpindahan dari disekuilibrium ke ekuilibrasi. ekuilibrasi membuat anak menggunakan akomodasi dan asimilasi sebagai alat untuk mencapai ekuilibrium.


Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget

1. Sensori-Motorik usia 0 - 2 tahun
Pada Usia ini pembentukan skemata melalui kegiatan motorik menarik dirinya ke dunia luar obyek permanen, disebut sensorimotor karena pembelajaran anak hanya melibatkan panca indra. Pada permulaan tahap ini, bayi memiliki lebih dari refleks yang digunakan untuk bekerja. anak berusia 2 tahun memiliki pola sensori-motorik yang kompleks dan mulai berkomunikasi dengan suatu simbol yang primitif.
Terdapat enam subtahap perkembangan sensori-motorik, yaitu :
  • Reflek sederhana;
  • kebiasaan-kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer;
  • reaksi sirkuler sekunder;
  • koordinasi reaksi sirkuler sekunder;
  • reaksi sirkuler tersier, pencarian, dan keingintahuan, dan
  • internalisasi skema.

2. Pra Operasional Usia 2 - 7 tahun
Tahap pra-operasional merupakan tahap awal pembentukan konsep secara stabil. Penalaran mental mulai muncul, egosentrisme mulai kuat dan kemudian lemah, serta keyakinan terhadap hal yang magis terbentuk. Piaget membagi tahapan praoperasional ini menjadi 2 bagian, yaitu subtahap Fungsi Simbolis (2 sampai 4 tahun) dan subtahap Pemikiran Intuitif (5 sampai 7 tahun).
Pada usia ini anak mampu merepresentasi mental (simbolik) Viguratif-hubungan searah, klasifikasi awal, dan perkembangan bahasa.
Dalam tahap ini terdapat pembagian 2 subtahap yaitu :
a. Subtahap Fungsi Simbolis Usia 2-4 Tahun
  • Pada subtahap ini anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada.
  • Anak-anak kecil menggunakan desain corat-coret untuk menggambarkan manusia, rumah, mobil, awan, dan lain-lain. Namun demikian, gambar-gambar yang dibuat biasanya penuh khayal dan daya cipta.
  • Pada subtahap ini berkembang pula egosentrisme, yaitu suatu ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif orang lain. 
  • Selain egosentrisme, pada subtahap ini berkembang animisme. Animisme merupakan pemikiran yang berkeyakinan bahwa objek yang tidak bergerak memiliki kualitas ”semacam kehidupan” dan dapat bertindak. Apabila anak terbentur pintu, maka dia katakan ”Pintunya nakal”.
b. Subtahap Pemikiran Intuitif Usia 4-7 Tahun
  • Pada subtahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertanyaan.
  • Pada tahap ini juga anak mengalami kesulitan untuk mengklasifikasikan objek berdasarkan banyak kesamaan.
  • Pada subtahap ini berkembang pemikiran tentang ketidakmampuan dalam memahami hukum kekekalan (conservasion). Dari percobaan Piaget tentang air yang dituangkan di dalam gelas menunjukkan bahwa anak pada masa praoperasional masih terkecoh dengan bentuk dan tingginya air pada suatu gelas.

3. Operasional Konkret Usia 7 - 11 tahun
Keterampilan klasifikasi, konsep abstrak tapi masih konkrit, konsep konservasi. Pada tahap ini anak mencapai kemampuan untuk berpikir sistematik terhadap hal-hal atau objek-objek yang konkret. Anak juga mencapai kemampuan mengkonservasikan 

4. Operasional Formal Usia 11 - 15/dewasa Tahun
Dalam tahap ini perkembangan pada usia ini anak sudah mampu untuk :
- Berfikir simbolik, ide abstrak
- Memahami arti secara komprehensif
- Analisa sebab-akibat


TEORI SOSIOKULTURAL

Tahap-tahap Perkembangan Sosiokultural Menurut Vygotsky

Lev Vygotsky (1896 – 1934), ahli psikologi Rusia mengungkapkan Perkembangan yang terjadi merupakan hasil interaksi sosial yang dialami anak dalam budaya yang unik serta latar belakang keluarga. Anak berkembang dalam dua jalan yaitu natural/ alami (biologis) dan budaya. Bahasa memegang peranan penting dalam perkembangan kognitif. Proses mental yang tertinggi berkembang pada saat anak mengembangkan kemampuan bicara mereka dalam konteks latihan bicara.
Terdapat dua tingkat perkembangan yang terjadi pada anak yaitu :
  1. Tingkat pertama operasi ; tingkat dimana anak dapat melakukan tugas pemecahan masalah secara mandiri – merupakan tingkat perkembangan aktual.
  2. Tingkat ke dua adalah ketika anak dapat melakukan tugas yang sama dibawah bimbingan orang dewasa atau teman sebayanya yang lebih terampil – merupakan tingkat perkembangan potensial.
Jarak antara kedua tingkat ini disebut the zone of proximal development. Inti dari belajar adalah menciptakan zone of proximal development, yaitu belajar membangun berbagai proses perkembangan internal yang hanya dapat dioperasikan bila anak berinteraksi dengan orang lain di dalam lingkungannya dan dalam kerjasama dengan teman sebayanya.


TEORI PSIKOSOSIAL 
 
Tahap-tahap Perkembangan Psikososial  (Erik Erikson)

Perkembangan psikososial berjalan melalui serangkaian tahapan, setiap tahapan terdiri dari tugas-tugas perkembangan khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis akan semakin sehat perkembangannya.Perkembangan psikososial berjalan melalui serangkaian tahapan, setiap tahapan terdiri dari tugas-tugas perkembangan khas yang menghadapkan individu dengan suatu krisis yang harus dihadapi. Semakin berhasil individu mengatasi krisis akan semakin sehat perkembangannya.

Dalam tahap perkembangan teori Psikososial Erik Erikson terbagi menjadi 4 tahapan yaitu :

1. Tahap Percaya vs Tidak Percaya (0-1tahun)
Kepercayaan anak berdasar pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis Kepercayaan dibangun jika ada pengasuh yang responsif
Contoh : Memeluk anak ketika menangis, Memberi makan, dll
Penting untuk landasan hubungan sosial anak selanjutnya. Jika tidak ada perhatian dari si pengasuh maka anak akan sulit percaya dengan orang lain.

2. Otonomi vs Malu dan Ragu (1-3 tahun)
Anak punya banyak kemampuan baru dan lebih mandiri. Contoh : makan sendiri, berjalan, dll.
Senang mencoba dan eksplorasi, namun belum terarah.  Contoh : memegang semua barang di sekitarnya.
Jika tidak ada kesempatan dari pengasuh anak akan merasa bingung dan ragu dengan kemampuannya.

3. Inisiatif vs Perasaan Bersalah (3-6 tahun)
Anak suka mencoba hal baru dan meniru pekerjaan orang dewasa Punya keinginan sendiri untuk meningkatkan keterampilan dan pengalaman.  Contoh : membantu ibu memasak di dapur. Jika ada larangan bahkan dimarahi maka akan terjadi anak merasa bersalah dan cenderung membatasi diri.

4. Produktif vs Rendah Diri (7-11 tahun)
Anak mengembangkan keyakinan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Anak bekerja keras untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberi. Jika gagal dan disalahkan oleh sekitar maka anak akan merasa rendah diri.


FASE PERKEMBANGAN ANAK
(Menurut Syariat Islam)

1. Bayi; Semenjak lahir - 2 tahun
Pada Pada masa ini orang tua perlu mengembangkan kasih sayang dua arah.

2. Anak-anak (Thufulah); Usia 2 - 7 tahun
Masa untuk memberikan dasar-dasar tauhid pada anak yang mendorongnya untuk bergerak melakukan sesuatu yang baik manurut Allah SWT.

3. Tamyiz; Usia 7 - 10 tahun
Masa awal anak dalam membedakan baik dan buruk melalui penalarannya. Pada masa ini anak perlu mendapatkan pendidikan pokok syariat.

4. Amrad Usia 10 - 15 tahun
Pada masa ini anak memerlukan pengembangan potensinya. Pada masa ini juga anak mencapai 'aqil baligh (akalnya sampai).

5. Taklif Usia 15 - 18 tahun
Pada usia ini anak harus tertanam rasa tanggung jawab. Baik pada diri, orang tua, ataupun lingkungannya.

Sumber : Disarikan dari berbagai sumber !!



23.13.00

0 komentar: